kesaktian watu gilang batu tempat penobatan sultan sultan banten selama ratusan tahun - News | Good News From Indonesia 2024

Kesaktian Watu Gilang, Batu Tempat Penobatan Sultan-Sultan Banten Selama Ratusan Tahun

Kesaktian Watu Gilang, Batu Tempat Penobatan Sultan-Sultan Banten Selama Ratusan Tahun
images info

Batu besar yang mirip sajadah terbentang yang berada di antara Masjid Agung Banten dan Keraton Surosowan memiliki peran penting bagi Kesultanan Banten. Batu yang bernama Watu Gilang ini dulu digunakan untuk melantik para Sultan Banten.

Dimuat dari Merdeka, pada masa kekuasaan Kesultanan Banten mulai tahun 1512 sampai 1813, Watu Gilang menjadi benda penting bagi kerajaan. Hal ini karena, melalui batu ini penobatan raja yang akan berkuasa dilangsungkan.

Audiensi Galang Dukungan Pemerintah untuk Duta Bahasa Banten

“Batu ini menjadi tempat duduk raja saat diserah terimakan mahkota, termasuk didoakan agar menjadi raja yang amanah kepada rakyat,” tulis dalam website tersebut.

Dikabarkan, Watu Gilang bukan milik dari Kesultanan Banten. Tetapi milik Kerajaan Pajajaran yang berkedudukan di Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Dalam cerita Parahyangan disebutkan jika batu ini dipindah dari Kerajaan Pajajaran di Jawa Barat.

Pemindahan Watu Gilang dari bekas pusat Kerajaan Pajajaran yang Hindu ke pusat Kerajaan Banten yang Islam. Hal ini dianggap sebagai tanda bahwa kesaktian raja-raja Sunda berpindah ke raja-raja Banten pada 1579 Masehi.

Penuh misteri

Batu yang pada masa lalu dikenal dengan nama Batu Sriman ini dipercaya memiliki kekuatan mistik. Sebab sejumlah catatan lawas mengatakan bahwa jika batu ini digeser, maka Kerajaan Banten akan mengalami keruntuhan.

Tingkatkan Potensi Pekerjaan Layak dan Keberlanjutan Desa, KKN UGM Selenggarakan Sosialisasi Kepemanduan

Pesan ini sampai sekarang terdokumentasi di dalam catatan Pupuh XIX Babad Banten. Di sana dijelaskan bahwa ini sudah ada sebelum Kesultanan Banten berdiri. Dimulai dari Sunan Gunung Jati menyuruh anaknya, Sultan Hasanuddin mendirikan kota di dekat pantai.

Selain itu, salah satu Wali Songo ini meminta Sultan Hasanuddin membangun pusat keramaian seperti pasar hingga alun-alun sebagai bekal utama kerajaan. Ternyata, ada pesan penting lainnya yang harus dijalankan atau yang tak boleh dilakukan pemimpin.

Revitalisasi

Tetapi batu andesit berbentuk segi empat berukuran panjang 190 cm, lebar 121 cm dan tebal 16,5 cm dengan permukaan datar ini dalam kondisi tak terawat. Hanya pagar besi kecil yang memisahkannya dengan para pedagang kaki lima.

Tak hanya Watu Gilang yang kondisinya tak terawat, tetapi parit pelindung keraton dan kawasan masjid juga kumuh. Begitu pula dengan jalan menuju lokasi wisata bersejarah yang juga rusak.

KKN-PPM UGM dan DISPORAPAR Serang Inisiasi Pembentukan Homestay di Desa Wisata Religi Tanara

“Target kita rencanakan (revitalisasi Banten Lama) selesai dua atau tiga tahun. Karena ini kan cukup luas. Kita buat dulu DED-nya,” kata Andhika Hazrumy, Wakil Gubernur (Wagub) Banten pada 2017 lalu.

Andhika mengakui kondisi kumuh yang ada di kawasan Banten Lama diakibatkan pembiaran. Baginya Andhika semua itu menjadi tanggung jawab Pemkot Serang untuk bisa menata tempat sejarah ini.

“Fungsi kami koordinasi administratif. Kami akan membantu anggaran yang dibutuhkan oleh Pemkab dan Pemkot Serang,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.