Tanara, 17 Juli 2024 – Mahasiswa KKN UGM Tanara mengadakan Sosialisasi SOP Kepemanduan dengan kolaborasi bersama Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan utama untuk memastikan bahwa pada pemuda-pemudi berpotensi di Desa Tanara memahami peluang wisata religi di Desa Tanara dan mengetahui prosedur yang harus dilakukan.
Dengan demikian, mereka bisa memberikan pelayanan yang baik, aman, dan profesional kepada wisatawan. Melalui aktivitas ini juga, masyarakat lokal Desa Tanara, terutama para pemuda, bisa diberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan Desa itu sendiri dari segi ekonomi dan pelestarian budaya religi lokal.
Selain itu, kegiatan ini juga menciptakan peluang yang sangat potensial bagi masyarakat Desa Tanara dan sekitarnya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Caranya dengan memanfaatkan potensi wisata religi yang ada secara optimal, sekaligus membangun identitas dan kebanggaan lokal melalui pariwisata yang berkelanjutan.
Kegiatan ini dilaksanakan di Menara Buntung pada hari Rabu, 17 Juli 2024. Aktivitas tersebut dihadiri oleh lebih dari 30 pemuda dan pemudi dari Desa Tanara dan Desa Pedaleman, terutama perwakilan dari komunitas pariwisata lokal dan juga Pokdarwis sekitar.
Substansi materi dari kegiatan ini berupa pelatihan kepariwisataan kepada pemuda dan bagaimana cara masyarakat lokal memberdayakan budaya religi lokal yang ada di Desa Tanara dan Desa Pedaleman. Terkhususnya dalam sejarah peninggalan Syekh Nawawi Al-Bantani.
Kegiatan ini juga didampingi oleh perwakilan dari Analis Kebijakan Ahli Muda Kemenparekraf RI, Rickayatul Muslimah, sebagai narasumber dalam kegiatan ini.
Dalam aktivitas itu juga, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang juga turut hadir dan mengungkapkan bahwa selain pelatihan ini, nantinya secara berkala dari Dinas juga akan melakukan pembenahan terhadap kepariwisataan religi di Desa Tanara, terutama dalam potensi kepemanduannya.
Selain tujuan utama untuk memberdayakan desa, program kerja sosialisasi kepemanduan wisata ini juga dilakukan guna untuk mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG nomor 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan SDG nomor 11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan).
Dalam implementasi SDG nomor 8, program Sosialisasi SOP Kepemanduan Desa Wisata berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja yang layak bagi masyarakat lokal. Caranya dengan meningkatkan kapasitas dan profesionalisme pemandu wisata.
Dengan demikian, para pemuda, terutama yang memiliki semangat dan ketertarikan terhadap pemberdayaan wisata lokal, dapat memberikan layanan yang lebih berkualitas dan aman. Di mana nantinya, pada gilirannya dapat meningkatkan daya tarik wisata desa.
Implementasi program kerja ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan kunjungan wisatawan. Namun, juga memastikan bahwa pertumbuhan tersebut terjadi secara inklusif dan berkelanjutan, memberikan manfaat yang lebih merata kepada seluruh komunitas.
Aktivitas ini juga mendukung implementasi SDG nomor 11, yaitu Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan. Melalui kegiayan sosialisasi ini, aparat desa dapat memastikan bahwa para pemuda, terutama pemuda yang berpotensi menjadi pemandu wisata religi di Desa Tanara, dapat memahami dan menerapkan praktik-praktik yang ramah lingkungan dan budaya, yang nantinya juga melestarikan warisan budaya lokal.
Kegiatan tersebut juga berperan dalam mengelola arus wisatawan secara efektif, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap pelestarian tempat wisata lokal dan infrastruktur desa.
Dengan pelatihan dan juga implementasi SOP yang sesuai, Desa Wisata Religi Tanara dapat berkembang secara inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan, memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar dan para pengunjung, terutama dalam pelestarian peninggalan Syekh Nawawi Al-Bantani.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News