Aksi agresi yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah memicu gelombang solidaritas di Indonesia. Salah satu bentuk dukungan nyata adalah gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel.
Meningkatnya kesadaran akan isu kemanusiaan dan hak asasi manusia telah mendorong masyarakat Indonesia untuk mengambil sikap tegas terhadap konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah.
Melalui aksi ini, masyarakat Indonesia tidak hanya mengekspresikan dukungan mereka terhadap perjuangan rakyat Palestina, tetapi juga berusaha untuk memberikan tekanan ekonomi pada pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia di wilayah tersebut.
Lebih lanjut, sebenarnya sejauh apa kesadaran dan dukungan publik terhadap aksi boikot ini?
2 Penghargaan Ini Jadi Bukti Pentingnya Indonesia bagi Perjuangan Kemerdekaan Palestina
Kesadaran dan dukungan publik terhadap gerakan boikot
Baru-baru ini, GoodStats.id merilis hasil survei mengenai sikap masyarakat terhadap boikot produk terafiliasi Israel, untuk memahami pandangan, sikap, dan tindakan masyarakat Indonesia terkait fenomena ini.
Gerakan boikot produk Israel sendiri telah menjadi sorotan di berbagai platform dan berhasil menarik perhatian masyarakat luas. Hasil survei GoodStats menunjukkan bahwa 95,3% dari 1.000 responden mengetahui adanya gerakan ini. Angka ini menggambarkan betapa masifnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap isu yang tengah berkembang ini.
Sebagian besar masyarakat Indonesia pun memberikan dukungan terhadap gerakan boikot ini. Survei mengungkap bahwa 70,2% responden mendukung aksi boikot, dengan alasan utama solidaritas terhadap Palestina (68,1%) dan upaya untuk menekan Israel (55,3%).
Algooth Putranto, seorang praktisi branding, dalam dalam gelar wicara daring bertajuk “Mengupas Sikap Masyarakat Terhadap Boikot Produk Terafiliasi Israel” pada 23 Agustus 2024, menyoroti bahwa kegiatan boikot ini dilakukan masyarakat secara rasional.
"Meskipun masyarakat memiliki emosi yang tinggi saat Israel menyerang Palestina, temuan GoodStats menunjukkan bahwa tindakan ini sebenarnya cukup rasional, tidak hanya emosional," ujar Algooth
Ia juga menambahkan bahwa meskipun Israel bukan pemasok produk yang besar di Indonesia, beberapa merek yang terafiliasi dengan Israel tetap menjadi target boikot.
Aksi Solidaritas CJ Fest UMM, Ratusan Cap Tangan untuk Dukung Jurnalis Palestina
Dampak boikot terhadap konsumsi sehari-hari
Selain itu, gerakan boikot ini berdampak langsung pada kebiasaan konsumsi masyarakat. Sebanyak 63,3% responden mengaku bahwa gerakan ini memengaruhi pilihan mereka dalam membeli produk sehari-hari.
Produk makanan dan minuman menjadi kategori yang paling banyak diboikot, dengan merek-merek besar seperti Burger King, Pizza Hut, dan Coca-Cola menjadi sasaran utama.
Menurut Dr. Dede Syarif, sosiolog dari UIN Sunan Gunung Djati, boikot biasanya dilakukan pada produk yang memiliki substitusi di pasar.
"Banyak orang memilih untuk memboikot makanan dan minuman karena ada barang penggantinya. Namun, untuk produk seperti WhatsApp atau Google, masyarakat harus lebih selektif karena tidak ada substitusi yang memadai," jelas Dede.
Ia menekankan bahwa tujuan utama boikot adalah merubah kebijakan produk, bukan langsung menghentikan agresi. Boikot ini akan efektif jika media dan media sosial dapat memperkuat pesan ini kepada masyarakat.
Lewat Musik, Penyanyi Papua Yab Sarpote Menyuarakan Solidaritas untuk Palestina
Alternatif produk lokal jadi pilihan masyarakat
Masyarakat Indonesia pun tidak kehabisan pilihan saat memboikot produk terafiliasi Israel. Mereka beralih ke produk-produk lokal sebagai alternatif.
Kopi Kenangan, Fore Coffee, dan Point Coffee menjadi pilihan utama untuk kategori kopi, sementara Tebs, Badak, dan Big Cola menjadi alternatif populer untuk minuman ringan berkarbonasi.
Dengan banyaknya pilihan produk yang tersedia di pasaran, masyarakat yang ikut serta dalam gerakan boikot tidak mengalami kesulitan berarti dalam mencari produk pengganti yang berkualitas.
Sebagian besar responden bahkan menyatakan bahwa mereka mempertimbangkan struktur kapital perusahaan sebagai kriteria utama dalam memilih produk alternatif. Produk yang dimiliki oleh perusahaan atau individu Indonesia, atau yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh entitas lokal, lebih disukai.
Tok! ICJ Sahkan Kependudukan Israel di Palestina Ilegal, Ini 7 Poin Pentingnya
Menariknya, 55,1% responden percaya bahwa aksi boikot ini akan efektif dalam menekan atau menghentikan agresi Israel. Keyakinan ini memperlihatkan bahwa gerakan boikot ini lebih dari sekadar simbol solidaritas, melainkan juga bentuk aksi nyata yang diharapkan mampu membawa perubahan global.
Untuk siaran ulang gelar wicara daring bertajuk “Mengupas Sikap Masyarakat Terhadap Boikot Produk Terafiliasi Israel” bisa Kawan GNFI tonton di sini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News