Pemerintah melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat, terutama yang tinggal di Pulau Sumatera dan Jawa tentang potensi gempa besar yang dapat terjadi kapanpun.
Gempa bumi berkekuatan 8-9 Mw (Moment Magnitude) tersebut berasal dari megathrust atau patahan besar yang titiknya berada di sepanjang pesisir Pulau Sumatera dan Jawa. Jika gempa tersebut terjadi, diperkirakan bahwa Pulau Jawa menjadi wilayah yang paling berdampak.
Tak hanya gempa bumi, BMKG juga meminta masyarakat waspada terhadap potensi tsunami yang datang tak lama setelah gempa melanda.
Topik ini sudah diperbincangkan sejak lama, tetapi BMKG belakangan ini baru menyatakan bahwa gempa bumi dan tsunami tersebut berasal dari megathrust atau patahan besar di sepanjang Pulau Sumatera dan Jawa yang terbentuk dari pertemuan dua lempeng, yaitu Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.
Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dalam jumlah yang besar, seluruh masyarakat yang berada di daerah rawan bencana harus mampu menyelamatkan diri dengan langkah-langkah mitigasi gempa bumi dan tsunami. Salah satunya adalah dengan skema mitigasi tsunami 20-20-20.
Apa Itu Skema Mitigasi Tsunami 20-20-20?
Skema mitigasi tsunami 20-20-20 adalah sebuah pedoman evakuasi yang dirancang untuk meningkatkan kesiagaan masyarakat dalam merespons ancaman tsunami dengan cepat dan efektif. Skema ini biasanya hanya diperuntukkan untuk masyarakat yang tinggal di daerah pesisir atau deka dengan lautan.
Skema tersebut terdiri dari tiga langkah, yaitu
- 20 Detik untuk Merasakan. Jika gempa bumi bermagnitudo di atas 6 dan berlangsung selama 20 detik atau lebih, hal itu bisa menjadi tanda awal terjadinya tsunami. Gempa ini sekaligus menjadi sinyal untuk masyarakat agar waspada dengan kemungkinan tsunami yang akan datang dan segera mengevakuasi diri.
- 20 Menit untuk Evakuasi. Masyarakat memiliki waktu sekitar 20 menit untuk meninggalkan area pantai atau lautan dan menuju tempat yang lebih tinggi dan aman untuk evakuasi. Waktu tersebut adalah perkiraan gelombang pertama tsunami tiba di daratan. Maka dari itu, masyarakat diminta evakuasi secara tanggap.
- 20 Meter untuk Keamanan. Tempat atau dataran setinggi 20 meter di atas permukaan laut yang terletak jauh dari pesisir dinilai cukup aman dan masyarakat dianjurkan untuk menempati ketinggian tersebut agar tidak terbawa arus tsunami yang cukup deras.
Upaya Mitigasi Tsunami Lainnya
Masyarakat dapat melakukan upaya mitigasi lainnya yang bisa disiapkan sebelum bencana tersebut melanda. Berikut adalah beberapa langkah yang harus dipelajari terkait mitigasi bencana tsunami sebelum, saat, dan setelahnya.
- Prabencana
- Kenali tanda-tanda awal kemunculan tsunami, biasanya dimulai dari gempa bumi dengan magnitudo lebih dari 6 SR, munculnya suara-suara gemuruh, air laut yang surut secara signifikan, dan lainnya.
- Pelajari prosedur evakuasi serta tempat yang tinggi dan kokoh yang ada di lingkungan sekitar.
- Petakan jalur evakuasi saat tsunami melanda.
- Siapkan tas siaga bencana dan letakkan di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
- Pasang sistem peringatan dini yang dapat memberikan peringatan tepat waktu kepada masyarakat.
- Saat Bencana
- Peringatan tsunami biasanya akan disiarkan sesaat setelah gempa terjadi, segera pergi ke tempat yang tinggi dan jauh dari pantai.
- Jika sedang berada di daerah pesisir, segera menjauh dari kawasan tersebut dan pergi ke tempat atau dataran tinggi agar terhindari dari gelombang tsunami yang cenderung deras.
- Ikuti jalur atau rute evakuasi yang telah disediakan dan hindari jalan-jalan yang terhalang oleh puing-puing reruntuhan pascagempa.
- Informasikan kepada pihak berwajib mengenai tsunami di daerah tersebut dan tempat yang menjadi titik evakuasi.
- Pascabencana
- Tetap berada di titik evakuasi hingga tsunami mereda dan pihak berwenang menyatakan kondisi sudah aman.
- Waspadai titik api yang mungkin timbul dari korsleting listrik atau gas yang meledak di rumah penduduk.
- Berikan pertolongan pertama kepada mereka yang terluka dan menunggu bantuan dari pihak berwajib tiba.
Baca Juga: Antisipasi Megathrust, Inilah Mitigasi Gempa Bumi Sebelum, Saat, dan Sesudah Bencana
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News