Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Kondisi ini terjadi ketika anak mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi yang berkepanjangan serta kurangnya stimulasi yang memadai, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Kejadian stunting tidak hanya berdampak pada kelangsungan pertumbuhan anak seperti fisik yang pendek, sistem imun tubuh yang tidak baik, serta terhambatnya perkembangan otak yang berpengaruh pada rendahnya tingkat intelektualitas dan kemampuan kognitif anak.
Lebih jauh lagi, anak sebagai calon penggerak bangsa berisiko memiliki produktivitas yang rendah di masa depan akibat kondisi pertumbuhannya yang kurang optimal.
Masalah stunting menjadi salah satu sorotan di Desa Labuhan Pandan, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur. Ini lantas memantik mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM untuk merancang suatu program kerja kolaboratif sebagai upaya pengatasan masalah stunting di desa tersebut.
Berpegang pada prinsip dan keyakinan kuat bahwa “Di mana ada kemauan, di sana pasti ada jalan”, mahasiswa KKN-PPM UGM Melukis Sambelia 2024 Unit NB-002—dengan Dosen Pembimbing Lapangan, Dwi Umi Siswanti, S.Si., M.Sc.—melakukan kolaborasi dengan Dinas Kesehatan Lombok Timur di Posyandu Mutiara Hati Dusun Tarum Desa Labuan Pandan, Kecamatan Sambelia, guna melaksanakan program edukasi terkait stunting pada Rabu, 10 Juli 2024.
Baca Juga: UNICEF dan KKN UGM 2024: Pentingnya Peran Orang Tua-PAUD terhadap Masa Depan Anak
Program edukasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan solusi yang tepat kepada masyarakat, khususnya para orang tua dalam mengurangi kejadian stunting pada anak. Urgensi pencegahan stunting pada anak menjadi fokus utama dalam pemberian materi dalam program tersebut.
Program ini dilaksanakan oleh Siti Nur Annisa sebagai person in charge (PIC) serta didampingi mahasiswa bantu lainnya, yaitu Fatima Luthfiana Harahap dan Imam Bilhuda. Edukasi stunting ini turut mengundang Bapak Khairul Hadi, S.Gz., dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, sebagai pembicara.
Edukasi stunting adalah salah satu upaya yang efektif dalam mencegah dan mengurangi prevalensi stunting di Indonesia. Dengan memberikan pengetahuan yang tepat kepada masyarakat, terutama orang tua, diharapkan masalah stunting bisa diatasi dengan lebih baik.
Peran aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, sangat diperlukan untuk mewujudkan generasi yang sehat dan produktif di masa depan.
Program edukasi stunting ini hadir dan dirancang untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat terutama ibu dalam mencegah dan mengatasi stunting. Edukasi stunting dilakukan dengan penyampaian materi edukasi penggunaan dan bentuk obat anak.
Materi disusun untuk memberikan pemahaman yang jelas terkait pemilihan obat anak yang selektif agar pengobatan optimal. Edukasi stunting dan edukasi pemilihan obat anak saling terkait dan mendukung satu sama lain dalam pencegahan stunting.
Di sisi lain, program edukasi penggunaan obat pada anak bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang cara yang benar dalam menggunakan obat untuk anak. Pemilihan obat anak yang tepat juga memainkan peran penting dalam pencegahan stunting.
Anak-anak yang sering sakit atau menderita infeksi kronis lebih rentan mengalami stunting karena tubuh mereka tidak dapat menyerap zat gizi dengan baik.
Oleh karena itu, pemilihan obat yang tepat dan efektif sangat penting untuk memastikan kesehatan anak sehingga mereka dapat tumbuh sehat dan berkembang secara optimal sekaligus mencegah dampak jangka panjang dari stunting.
Pemilihan obat untuk pencegahan dan penanganan stunting merupakan langkah nyata dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup anak-anak yang mengalami gangguan pertumbuhan. Kegiatan edukasi pencegahan stunting dan pemilihan obat anak yang tepat adalah dua komponen yang saling melengkapi dalam upaya pencegahan stunting.
Edukasi memberikan pengetahuan dan kesadaran yang dibutuhkan oleh orang tua untuk membuat keputusan yang baik tentang kesehatan dan gizi anak, termasuk dalam hal pemilihan obat.
Menurut Hadi, langkah preventif dari stunting perlu dimulai dari keluarga. Dalam hal ini, seorang perlu berperan aktif dalam memastikan anak-anaknya tumbuh sehat.
"Langkah awal dalam upaya pencegahan stunting dilakukan dari keluarga masing-masing. Ibu bisa berperan aktif dalam pencegahan stunting dan memastikan anak-anak kita tumbuh sehat dan kuat. Mari kita wujudkan masa depan yang lebih baik untuk generasi penerus kita," terangnya.
Baca Juga: Healthy Teeth Healthy Body, Upaya Edukasi untuk Jaga Kesehatan Gigi sejak Dini
Penulis: Siti Nur Annisa, Fatima Luthfiana Harahap, Imam Bilhuda
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News