Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya masing-masing di setiap daerahnya tentu memiliki cerita rakyat yang selalu berkembang dan diwariskan turun-temurun dan dari mulut ke mulut. Banyak juga dari mereka yang masih mempercayai hal tersebut karena, secara lisan baik dari keluarga atau masyarakat setempat ada yang pernah mengalami dan berkeyakinan kejadian tersebut benar adanya.
Pada dasarnya, cerita rakyat tidak diketahui pasti siapa yang pertama kali menjadi pengaranggnya. Namun, hal yang dapat diambil dari sebuah cerita rakyat adalah pesan-pesan yang baik untuk bisa dijadikan sebagai cerminan dalam memperbaiki diri.
Di Jawa Barat banyak sekali cerita rakyat yang beredar hingga sekarang. Mulai dari cerita Sangkuriang Tangkuban Parahu, Situ Bagendit, Lutung Kasarung, Talaga Warna, Purbasari dan Purbararang. Juga termasuk legenda serta mitos dari Sanghyang Tikoro.
Sanghyang Tikoro yang berlokasi di PLTA Saguling Rajamandala, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat dijadikan sebagai destinasi wisata alam. Gua yang beroperasi mulai dari jam delapan sampai jam tiga sore.
Rute yang dilalui cukup mudah bisa menggunakan google maps dan untuk sampai ke Sanghyang Tikoro sekitar 1 jam dengan jarak tempuh 45 km. Dapat menggunakan kendaraan pribadi atau umum.
Sanghyang Tikoro terkenal dengan cerita rakyatnya dan memiliki misteri. Terbagi kedalam dua suku kata “Sanghyang” yang berarti sesuatu dianggap suci dan “Tikoro” dalam bahasa Sunda diartikan tenggorokan. Jadi Sanghyang Tikoro ini merupakan tenggorokan dewa.
Keindahan alam yang berada di Sanghyang Tikoro membuat sejumlah pengunjung takjub dengan pemandangan gua yang unik, sejuk, bersih. Terbentuknya gua tersebut disebabkan erosi dari aliran sungai Citarum dan aliran air masuk ke sebuah batuan sehingga dalam kurun waktu terjadi gua dan sungai bawah tanah. Namun disisi lain tempat tersebut bukan hanya sekedar gua dan sungai bawah tanah tetapi banyak cerita berkembang yang masyarakat percaya akan hal tersebut.
Konon legenda dari Sanghyang Tikoro berkaitan dengan cerita Sangkuriang dan Dayang Sumbi. Dimana Dayang Sumbi mengutuk keras permintaan Sangkuriang untuk menikahinya karena, Dayang Sumbi mengetahui bahwasannya Sangkuriang adalah anak kandungnya sendiri dan pernikahan tersebut tidak mungkin terjadi.
Dayang Sumbi memberikan syarat dalam waktu semalam lembah besar harus diisi air dan Sangkuriang menyetujui dan gigih membendung sungai Citarum menggunakan bongkahan batu besar. Namun ketika hampir selesai Dayang Sumbi menggagalkan rencana Sangkuriang dengan membakar api unggun seolah pagi sudah tiba.
Marah yang tidak dapat terbendung dari Sangkuriang menyebabkan batu tersebut mengarah pada Dayang Sumbi lalu batu besar itu terguling dan membentuk lubang besar yang dikenal dengan Sanghyang Tikoro.
Mitos-mitos yang beredar di masyarakat saat ini adalah jika seseorang memasukan benda apapun kedalam aliran sungai akan ada suara seperti orang yang tersedak dari gua Sanghyang Tikoro. Selain itu, warga setempat pun melarang para pengunjung untuk tidak mengotori dan menjaga kebersihan supaya air tidak naik menggenang rumah warga.
Kemudian, beberapa orang juga mempercayai bahwa air yang mengalir melaju ke dunia lain, gua yang menelan sebagian air sungai Citarum dari danau Purba. Serta yang menjadi titik akhir dari Sanghyang Tikoro apabila aliran air masuk akan melaju ke perut bumi.
Jika menelisik sejarah di masa kelam sekitar 20-30 juta tahun yang lalu wilayah perairan Sanghyang Tikoro memiliki kedalaman 10 sampai 20 meter. Hal tersebut diakibatkan dari pecahnya aliran danau Purba. Hingga saat ini pun belum ada peneliti yang mengkaji secara mendalam lantaran cukup berbahaya.
Sumber Referensi:
Bandung, S. (2024, Februari 18). Sanghyang Tikoro: Eksotisme dan Misteri Gua dengan Sungai Bawah Tanah. Retrieved from kumparan.com: https://kumparan.com/seputar-bandung/sanghyang-tikoro-eksotisme-dan-misteri-gua-dengan-sungai-bawah-tanah-22BRRRx4Ft07
Ruhiyat, A. (2023, September 22). Legenda Sanghyang Tikoro: Penyebab Hilangnya Danau Purba yang Kini Menjadi Dataran Bandung. Retrieved from www.ayobandung.com: https://www.ayobandung.com/bandung-raya/7910247287/legenda-sanghyang-tikoro-penyebab-hilangnya-danau-purba-yang-kini-menjadi-dataran-bandung
Safhira, V. E. (2024, Juni 04). Sanghyang Tikoro Bukan Sekedar Gua, Ada Mitos dan Legenda yang Menjadi Cerita Rakyat. Retrieved from www.pikiran-rakyat.com: https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-018170552/sanghyang-tikoro-bukan-sekedar-gua-ada-mitos-dan-legenda-yang-menjadi-cerita-rakyat?page=all
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News