Berada di area perbukitan, SD Muhammadiyah Pilangrejo berdiri cukup kokoh dengan dinding biru khasnya. Lapangan sekolahnya yang berdampingan dengan gundukan tanah rawan longsor terkesan tidak aman. Namun, tertutupi dengan tawa riang dan antusiasme murid di dalamnya.
SD Muhammadiyah Pilangrejo ini sebenarnya sudah lama berdiri. Sejak tahun 1974, sekolah ini sudah mengabdi untuk Desa Pilangrejo, terutama untuk Dusun Ngangkruk dan Sriten. Dua dusun yang bisa dikatakan sebagai puncak tertinggi di Kecamatan Nglipar ini.
Dengan umur sekolah yang tergolong senior, faktanya fasilitas dan kuantitas murid di sekolah ini berbanding terbalik. Dengan total 40 murid dan dengan hanya 3 murid baru di kelas 1, membuat ironi pendidikan di daerah minim ini akses menjadi semakin nyata. Mungkin karena fasilitas yang kurang memadai seperti ruang kelas yang penuh “coretan kreatif” khas anak-anak ataupun banyaknya orang tua murid yang memilih menyekolahkan anak mereka ke sekolah negeri yang gratis.
“Biasanya yang daftar ke sini hanya anak-anak yang lulus dari TK sini saja mbak (TK Muhammadiyah Pilangrejo). Kebanyakan anak-anak di sini sudah pada turun ke SD negeri yang ada di Pilangrejo bawah sana,” jawab Rubiyo, kepala sekolah SD Muhammadiyah Pilangrejo saat ditanya tentang penurunan jumlah murid dari tahun ke tahun pada Kamis (11/7/2024).
Pemerhati Pendidikan DIY Peringati Sekolah untuk Mengawasi Pelaksanaan MPLS
Namun, di balik semua ironi di atas, masih tersimpan harapan lugu dan semangat murid-muridnya.
Fenomena ini mengingatkan mahasiswa KKN-PPM UGM Nglipar Aryasatya dengan film legendaris Indonesia, Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata. Sama-sama berlatar belakang sekolah yayasan milik Muhammadiyah, kedua sekolah ini sama-sama berjuang di tengah keterbatasan, baik dari SDM maupun materi.
Seperti Muslimah yang memperjuangkan mimpi muridnya, begitu pula guru-guru SD Muhammadiyah yang menjadi penyambung mimpi penuh harapan dan semangat belajar murid-murid di sana yang penuh antusias.
Walau hanya belajar dengan fasilitas yang jauh dari kata ‘mewah’, anak-anak SD ini sangat antusias dengan datangnya beberapa mahasiswa KKN-PPM UGM yang datang untuk mengajar dan bermain bersama mereka.
Sesi pertama diisi dengan belajar dan permainan interaktif untuk memupuk kesadaran anak untuk belajar menabung sejak dini. Sesi ini diikuti oleh 12 anak dari kelas 6 yang mengejutkannya sangat cerdas dan antusias.
Tak hanya itu, mereka juga cepat dalam menerima penjelasan, dibuktikan dengan kecepatan mereka melaksanakan instruksi dari kakak-kakak mahasiswa. Sesi tersebut akhirnya ditutup dengan kuis dan hadiah bagi siapa yang berani mengerjakan kuisnya di depan kelas.
Sesi kedua berpindah ke kelas 3, 4, dan 5 yang digabung dikarenakan jumlah murid yang hanya hitungan jari. Tema sesi kali ini adalah makanan bergizi. Murid-murid pada sesi ini sangat antusias dengan pengetahuan baru yang mereka peroleh. Mereka dengan senang hati menghafal istilah-istilah baru seperti karbohidrat, protein, dan vitamin.
Kereta Whoosh Capai Rekor Penumpang Terbanyak Saat Masa Libur Panjang Sekolah
Dengan permainan puzzle interaktif karya mahasiswa KKN UGM, mereka bermain mengenal kandungan pada makanan yang mereka konsumsi sehari-hari. Anak-anak yang lebih muda dari sesi pertama ini ternyata sudah sangat familiar dengan berbagai sayur dan buah, mengingat sebagian besar orang tua mereka bermata pencaharian sebagai petani.
Lalu, sesi terakhir diisi dengan pelajaran dasar untuk kelas 1 dan 2. Pengajaran diawali dengan sesi membaca nama buah dan sayur lalu dilanjutkan dengan menebak nama, rasa, dan warnanya. Mereka berbaris dengan rapi dan satu-persatu menjawab dengan yakin dan semangat. Bagaikan menggantungkan harapan dan mimpi mereka di masa depan.
Binar-binar keceriaan mereka seperti sorot lampu yang hangat di tengah gelapnya malam. Mengingatkan tentang kisah Ikal, Lintang, dan Mahar yang menaruh harapan pada sekolah mereka yang meski terlihat redup bagi orang lain. Namun, justru di dalamnya penuh cahaya dari lentera cita-cita para muridnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News