dari nazar ke tasyakuran ruwatan pekon sukamarga - News | Good News From Indonesia 2024

Dari Nazar ke Tasyakuran, Ruwatan Pekon Sukamarga

Dari Nazar ke Tasyakuran, Ruwatan Pekon Sukamarga
images info

Dari Nazar ke Tasyakuran, Ruwatan Pekon Sukamarga


Pekon Sukamarga, sebuah desa di Kabupaten Lampung Barat, baru-baru ini mengadakan acara penting yang disebut "Ruwatan Pekon" pada 7 Juli 2024.

Ruwat dalam bahasa Jawa berarti menghilangkan sial atau melindungi dari gangguan. Tujuannya adalah melindungi pekon dari hal-hal buruk dan menghadirkan keberkahan bagi Pekon Sukamarga.

Melalui pelaksanaan ruwat, diharapkan Pekon dapat berkembang, masyarakat diberi kesehatan dan keselamatan, serta kelancaran dalam mencari rezeki. Ruwat dilakukan pada bulan Suro, di mana masyarakat berkumpul dan mengumpulkan hasil bumi sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan (Hakiki, 2022).

Upacara tradisional ini merupakan perpaduan antara kegiatan spiritual dan komunal dari masyarakat pekon yang mayoritas terdiri dari tiga suku: Lampung. Jawa, dan Sunda, sehingga terdapat unsur multikulturalisme di dalamnya.

Acara ini dimulai dengan kegiatan bersih-bersih Pasar Sukamarga yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2024. Kegiatan tersebut tidak hanya bertujuan untuk mempersiapkan tempat acara utama yang akan digelar. Namun, juga sebagai persiapan untuk peresmian pasar yang baru dan siap untuk melayani kebutuhan masyarakat.

baca juga

Kegiatan bersih-bersih ini juga diharapkan dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kerja sama yang lebih erat di antara warga Pekon, serta menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman bagi semua. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi antarwarga dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan bersama-sama.

Pada malam harinya, seluruh warga desa berkumpul untuk melakukan khataman Al-Quran yang dilaksanakan secara khidmat di Pasar Sukamarga. Khataman Al-Quran ini dilakukan bersama-sama oleh masyarakat pekon dan anggota KKN-PPM UGM Pekon Sukamarga yang turut serta dalam kegiatan tersebut.

Proses Khataman Al-Quran juga diikuti dengan doa bersama yang dipanjatkan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh warga pekon. Lagi, kegiatan itu juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan di antara warga desa.

Rangkaian kegiatan Ruwatan Pekon dilanjutkan dengan pengajian yang diselenggarakan dengan penuh antusiasme pada Minggu pagi, tanggal 7 Juli 2024. Pengajian tersebut merupakan puncak dari acara Ruwatan Pekon dan menghadirkan K. H. Mustofa, seorang penceramah yang sangat dihormati, sebagai pengisi acara utama.

Total dua kecamatan turut hadir dalam pengajian yang digelar di Pekon Sukamarga ini, sehingga acara tersebut menjadi sangat meriah dan semarak. Berbagai golongan masyarakat, termasuk ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak, serta para santri turut meramaikan aktivitas ini dengan penuh semangat dan kebersamaan.

Kehadiran mereka tidak hanya menunjukkan antusiasme, tetapi juga memperlihatkan kekompakan dan rasa kebersamaan yang tinggi di antara warga dari berbagai lapisan masyarakat. Acara pengajian tersebut juga diharapkan dapat memberikan pencerahan dan meningkatkan keimanan serta ketaqwaan warga pekon, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik dan berkah.

Hal menarik dalam acara ini adalah pemenuhan nazar berupa pemotongan kerbau. Pemotongan kerbau dilaksanakan pagi hari oleh bapak-bapak di kali dekat Pasar Sukamarga.

Pemotongan berlangsung cukup lama karena hewan yang dipotong dapat dibilang merupakan kerbau dengan ukuran yang besar. Seluruh anggota badan kerbau diolah termasuk kulitnya.

baca juga

Kulit kerbau dibakar terlebih dahulu untuk menghilangkan bulu-bulu kerbau. Setelah dilakukan pemotongan kerbau pada pagi hari oleh bapak-bapak, daging kerbau tersebut kemudian dibawa ke rumah Peratin Pekon Sukamarga dan diolah oleh ibu-ibu dalam berbagai macam hidangan.

Proses masak daging kerbau berbarengan dengan proses pengajian yang dilaksanakan di Pasar Sukamarga, sehingga saat masakan sudah selesai, pengajian pun selesai. Olahan daging kerbau yang lezat dan menggugah selera dihidangkan dengan penuh keramahan untuk para tamu undangan serta masyarakat yang hadir. Makanan disajikan secara prasmanan, sehingga mereka bisa mengambil sepuasnya sesuai dengan selera masing-masing.

Kegiatan ini juga dapat disebut sebagai salah satu bentuk rasa syukur yang mendalam dan kesempatan untuk berbagi keberkahan dengan sesama, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan harmonis.

Momen ini bukan hanya sekadar acara makan-makan. Akan tetapi, juga sebagai wujud nyata dari nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas sosial untuk bersatu dalam melestarikan keharmonisan multikultural bersama di antara warga desa.

Dengan dilaksanakannya Ruwatan Pekon tersebut, masyarakat menuangkan harapan mereka agar ke depannya mereka selalu terhindar dari segala marabahaya.

baca juga

Referensi

Hakiki, L. (2022). Nilai-nilai multikulturalisme dalam tradisi ruwat desa di Desa Pronojiwo Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang. Jurnal Adat Dan Budaya Indonesia, 4(1), 20-25.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PL
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.