SARMI — Mahasiswa pembelajaran pemberdayaan masyarakat (PPM) Kuliah Kerja Nyata Universitas Gajah Mada (KKN UGM) Yogyakarta diterima dengan hangat oleh masyarakat dan perangkat pemerintahan di Pulau Liki, Sarmi, Papua pada hari Kamis (4/6/2024). Mahasiswa disambut dengan upacara adat khas lokal yang melibatkan seluruh masyarakat dan jajaran pemerintahan lokal dan daerah setempat.
Universitas Gadjah Mada mengirimkan sebanyak 29 mahasiswa ke lokasi paling timur Indonesia dari lokasi KKN UGM lainnya, yakni Pulau Liki yang terletak di Distrik Sarmi, Papua, untuk melakukan pengabdian selama 50 hari.
Tujuan dari KKN ini adalah mewujudkan kemandirian desa melalui pemberdayaan masyarakat, penguatan komunitas lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan manusia untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Kedatangan mahasiswa KKN UGM 2024 disambut dengan upacara adat di Pulau Liki sebagai perayaan "Selamat Datang" dari warga setempat. Upacara dimulai dengan menempelkan pasir pantai di dahi para mahasiswa oleh tetua kampung, Festus Teno, yang biasa disebut sebagai ondoafi oleh warga sekitar.
Melalui Pelatihan Kader Posyandu Toyapakeh, KKN-PPM UGM Mendorong Peningkatan Gizi Anak
Tradisi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengenalkan para pendatang kepada kondisi alam di Pulau Liki. “Saya kemarin yang menempelkan (pasir) ke dahi, (tujuannya) untuk berkenalan dengan alam sekitar,” ujarnya ketika ditemui di kediamannya pada Rabu (10/7).
Mahasiswa KKN UGM kemudian dikenakan kerajinan tradisional berupa topi anyaman dari daun kelapa. Kerajinan tersebut dibuat secara manual oleh kelompok ibu-ibu di Pulau Liki. Topi anyaman ini dilengkapi dengan hiasan berupa bunga berwarna-warni yang khas dari daerah Liki. Selayaknya mahkota, pemberian topi menjadi simbol penghargaan Masyarakat Liki kepada tamu yang datang ke daerahnya.
Keunikan upacara ini juga terletak pada tradisi menari berpasangan antara pendatang dengan warga lokal. Setiap mahasiswa KKN UGM dijemput oleh satu warga setempat untuk melakukan tarian bersama. Tujuannya adalah untuk menambah intimasi antara kedua belah pihak sehingga tercipta kedekatan dan rasa saling memiliki antar sesama.
Alat musik tradisional dan nyanyian juga mengiringi tarian dan menambah kemeriahan acara. Mahasiswa KKN UGM dan Masyarakat Liki membaur menciptakan suasana hangat nan membahagiakan pada hari (4/6) itu. Upacara adat ini sendiri mengandung nilai kebersamaan serta menjadi simbol penerimaan dari warga Pulau Liki.
Dalam kesempatan ini, perangkat pemerintahan Sarmi dan Pulau Liki juga mendukung kegiatan KKN UGM 2024 di Pulau Liki. Perangkat daerah hingga lokal menghadiri upacara untuk mendampingi mahasiswa menemui warga. Kepala Distrik Sarmi, Kemal Dimo, memperkenalkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah yang menjadi mitra mahasiswa dalam melaksanakan program kerja.
Mahasiswa KKN-PPM UGM Sambelia Optimalkan Tembakau untuk Petani Lokal
Kemal berharap mahasiswa tidak perlu khawatir karena warga pasti senang dan terbuka akan kedatangan mahasiswa KKN UGM 2024.
Ketua tim KKN UGM 2024, Muhammad Salman Alfarisi, sebagai perwakilan anggota lainnya merasa senang dan terhormat bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan segenap perangkat pemerintahan di Pulau Liki.
"Pengabdian ini dimulai dengan niat untuk mendapatkan pengalaman, berinteraksi, dan menguji diri kami di Papua. Kami ingin membuktikan dengan langsung bagaimana kehidupan di Pulau Liki, salah satu pulau terluar dan tertimur di wilayah NKRI. Kami berharap program kami bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat, dan Pulau Liki, serta menjadi wadah pembelajaran untuk pertumbuhan pribadi kami," ungkapnya pada upacara penyambutan.
Tradisi berupa upacara adat dapat menjadi wadah bagi mahasiswa dan warga setempat untuk saling mengenal dan berinteraksi. Harapan positif dari semua pihak menumbuhkan semangat bersama untuk saling berkolaborasi dalam memberikan dampak nyata bagi kemajuan dan perkembangan pembangunan Pulau Liki.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News