melalui pelatihan kader posyandu toyapakeh kkn ppm ugm mendorong peningkatan gizi anak - News | Good News From Indonesia 2024

Melalui Pelatihan Kader Posyandu Toyapakeh, KKN-PPM UGM Mendorong Peningkatan Gizi Anak

Melalui Pelatihan Kader Posyandu Toyapakeh, KKN-PPM UGM Mendorong Peningkatan Gizi Anak
images info

Pada Rabu, 10 Juli 2024, Kantor Kepala Desa Toyapakeh menjadi lokasi pelatihan antropometri bagi kader posyandu. Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi Tim KKN-PPM UGM Nirwana Nusa Penida dan Puskesmas Nusa Penida III dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam melakukan pengukuran antropometri bagi balita.

Aktivitas menggunakan alat-alat terstandar yang telah dibagikan oleh Kementerian Kesehatan RI. Kegiatan ini dihadiri oleh 10 kader Posyandu Dauh Jalan dan Dangin Jalan Toyapakeh.

Pelatihan dimulai pukul 10.00 WITA dengan pembukaan dari Diah sebagai perwakilan Puskesmas Nusa Penida III. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya pengukuran antropometri sebagai alat untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.

Beliau juga menjelaskan perbedaan antara stunting, berat badan kurang, dan gizi kurang untuk mencegah kesalahpahaman kader Posyandu.

Stunting merupakan tinggi badan kurang akibat gizi buruk atau infeksi berulang, berat badan kurang dilihat dari grafik berat badan menurut usia, sedangkan gizi dapat dilihat dari grafik berat badan menurut tinggi badan,” jelasnya.

Materi Pelatihan

Setelah pembukaan oleh Diah, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh dua mahasiswa KKN-PPM UGM: Firsta Tiara dari program studi Gizi Kesehatan dan Catherine Natasya dari program studi Profesi Dokter. Materi yang disampaikan meliputi konsep dasar antropometri, teknik pengukuran panjang dan tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, serta lingkar lengan atas.

Implementasi SDGs Kesehatan pada Kegiatan Posyandu di Desa Mlorah, Nganjuk

Dalam sesi ini, kader diajarkan cara menggunakan alat ukur dengan benar untuk memastikan hasil yang akurat. Kader posyandu juga diajarkan untuk menginterpretasikan data yang diperoleh. Caranya adalah dengan melakukan pencatatan dan plotting hasil pengukuran pada grafik Kartu Menuju Sehat (KMS) Buku Kesehatan Ibu dan Anak serta cara membaca dan menganalisis data tersebut.

Praktik Langsung

Setelah sesi teori, kader posyandu berlatih menggunakan alat-alat antropometri yang diberikan oleh Kemenkes secara langsung. Mereka berlatih menggunakan infantometer (pengukur panjang badan) dan stadiometer (pengukur tinggi badan), timbangan bayi dan timbangan berdiri, serta mengukur lingkar kepala, dan lingkar lengan atas menggunakan pita ukur.

Dalam suasana yang penuh antusiasme, kader saling membantu dan memberikan masukan satu sama lain. Hal ini menunjukkan semangat kolaborasi dan belajar yang tinggi di antara mereka.

Diskusi dan Tanya Jawab

Sesi berikutnya adalah diskusi dan tanya jawab. Kader sangat antusias mengajukan pertanyaan terkait hal-hal yang masih kurang jelas serta kesulitan yang mereka hadapi di lapangan. Beberapa kader mengeluhkan kesulitan membaca hasil pengukuran pada timbangan karena seringkali anak yang diperiksa tidak mau diam sehingga angka berat badan terus berubah.

Firsta membagikan beberapa strategi, salah satunya dengan menekan tombol hold pada timbangan sehingga angka yang muncul tidak berubah.

Kegiatan pelatihan ditutup pada pukul 12.00 WITA. Sebelum mengakhiri pelatihan, Diah mengingatkan kader untuk selalu berkomunikasi dengan orang tua dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya gizi bagi anak. "Kader adalah garda terdepan dalam kesehatan masyarakat, mari kita tingkatkan peran kita," ujarnya.

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Bagikan Buku Resep Kepada Ibu-ibu Posyandu

Harapan dan Tindak Lanjut

Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi kader Posyandu dalam melakukan pengukuran antropometri, yang pada gilirannya akan mendukung upaya peningkatan kesehatan balita di wilayah tersebut.

Dengan keterampilan yang lebih baik, diharapkan kader dapat memberikan layanan yang lebih optimal kepada masyarakat.

Sebagai tindak lanjut, Puskesmas Nusa Penida III berencana mengadakan pelatihan lanjutan dan pengawasan rutin untuk memastikan kader tetap terampil dan dapat menerapkan ilmu yang didapat dengan baik.

Kader juga didorong untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi di lapangan dalam forum-forum diskusi di tingkat desa. Dengan adanya dukungan berkelanjutan, diharapkan kualitas layanan posyandu semakin meningkat, sehingga kesehatan dan gizi balita di Desa Toyapakeh dapat lebih terjamin.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.