Tanaman Kratom (Mitragyna speciosa) telah dikenal sebagai daun ajaib asal Kalimantan. Tanaman ini bukan hanya bisa menyembuhkan berbagai penyakit tetapi sekarang jadi komoditas ekspor dengan Amerika Serikat sebagai konsumen utamanya.
Dimuat dari Kompas, tanaman kratom banyak ditemukan di daerah pedalaman Kalimantan, dan sudah dikonsumsi selama berabad-abad di Asia Tenggara dan Papua Nugini. Tetapi karena kurangnya uji klinik membuat banyak pihak meragukan manfaatnya.
Mengenal Tanaman Kratom, dari Ciri Hingga Manfaat Daunnya
Padahal sejak abad 19 kratom sudah digunakan sebagai bahan herbal pengobatan tradisional. Penggunaan kratom pertama kali dilaporkan tahun 1836 oleh orang Melayu sebagai pengganti opium.
Kratom pertama kali dikemukakan oleh ahli botani Belanda bernama Pieter Willem Korthal yang bekerja sebagai anggota Commission for Natural Sciences of Dutch East India Company pada tahun 1830-1837.
Catatan penggunaan
Penggunaan kratom memiliki sejarah tradisi panjang di Thailand dan Asia Tenggara. Budaya tradisional Thailand menggunakan daun kratom sebagai jamuan teh saat menerima tamu serta bagian dari ritual pemujaan leluhur dan dewa.
“Pohon kratom tumbuh alami di wilayah Malaysia, Thailand dan Indonesia, sehingga penggunaannya secara tradisional telah menjadi bagian dari tatanan sosial di daerah tersebut selama ratusan tahun.”
Kontroversial tapi Berharga, Kalbar Terus Gaspol Ekspor Tanaman Kratom
Di Malaysia dan Thailand, daun kratom telah puluhan tahun digunakan oleh para pekerja kasar, petani dan buruh sebagai stimulan untuk meningkatkan efisiensi kerja, daya tahan, dan toleransi terhadap kondisi iklim yang panas dan lembab.
Di Indonesia, kratom digunakan oleh beberapa etnis. Di etnis Bentian (Kalimantan Timur) dikenal dengan nama bengkal, digunakan sebagai penghalus kulit. Di etnis Segai dan Berau dikenal sebagai antiap untuk perawatan nifas, capek dan pegal linu.
Tersebar di dunia
Tidak seperti di Asia, penggunaan kratom di belahan dunia Barat relatif masih baru. Imigran dari Asia Tenggara yang pertama kali mengimpor kratom ke Amerika Serikat pada tahun 1980-1990-an.
Penggunaan kratom semakin meluas ke Amerika Serikat dalam dekade terakhir. Kratom dijual melalui internet, toko herbal, dan toko tembakau/rokok sebagai obat/suplemen herbal untuk mengobati berbagai penyakit, seperti nyeri, gangguan mental, dan kecanduan opioid.
Indonesia Bisa Jadi Produsen Kratom Terbesar, Warga AS Peminat Utama
Di Amerika, dari survei Grundman pada 2017 mencatat dari 8 ribu orang pengguna kratom digunakan untuk mengobati nyeri (68 persen), memperbaiki emosi (66 persen), mengobati gejala putus obat (25 persen).
“Sejumlah 20 persen pengguna melaporkan efek negatif terkait gangguan gastrointestinal terutama nausea dan konstipasi,” jelasnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News