konsumsi ikan laut berlebihan bisa merusak ekosistem di laut - News | Good News From Indonesia 2024

Konsumsi Ikan Laut Berlebihan Bisa Merusak Ekosistem di Laut?

Konsumsi Ikan Laut Berlebihan Bisa Merusak Ekosistem di Laut?
images info

Mungkin Kawan GNFI sering mendengar tentang kampanye jangan membuang sampah atau sampah plastik, karena nantinya sampah tersebut akan dibuang ke laut.

Ada juga kampanye untuk jangan membuang sampah ketika sedang berada di pantai atau di laut. Hal ini akan menyebabkan sampah-sampah tersebut akan terbawa ke laut dan menjadi ancaman bagi ekosistem yang ada di laut.

Bahkan, mungkin Kawan GNFI juga sering melihat tentang berita seekor paus yang mati karena memakan sampah plastik atau penyu dan ikan yang di badannya terdapat sampah plastik milik manusia.

Melihat berita tersebut pasti banyak membuat geram karena ulah orang-orang egois yang tega membuang sampah ke laut dan berpotensi menggangu ekosistem di laut.

Namun, banyak orang yang belum tahu bahwa ada faktor lain selain sampah plastik yang juga bisa mengakibatkan ekosistem di laut menjadi terancam. Faktor tersebut adalah overfishing.

Mengenal Kima, Kerang Purba Raksasa dari Laut Indonesia Timur

Mungkin banyak dari Kawan GNFI yang belum tau soal apa itu overfishing? Kegiatan ini bisa didefinisikan sebagai menangkap ikan yang berlebihan di laut.

Overfishing atau menangkap ikan yang berlebihan bisa menjadi dampak yang serius dari keberlangsungan ekosistem di laut.

Karena jika ikan di laut banyak ditangkap, maka bisa menjadi kepunahan dari hewan sejenis yang ada di laut. Dan jika ikan-ikan di laut mengalami kepunahan, maka bisa mengakibatkan kepunahan bagi seluruh ekosistem yang ada di laut.

Bayangkan begini, setiap hari para nelayan mengambil ikan sebanyak 100Kg ikan tiap harinya. Maka, dalam waktu 1 bulan sudah ada 3000 kg ikan yang ditangkap.

Belum lagi banyaknya perusahaan-perusahaan yang membuat produk olahan berbahan dasar ikan, contohnya adalah produk makanan kucing. Banyak perusahaan-perusahaan tersebut yang tiap hari menangkap ikan mungkin ratusan kilo per hari.

Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, jumlah tangkapan ikan di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 6.767.572 ton. Perlu diperhatikan juga bahwa angka tersebut diambil dari berbagai jenis penangkapan, bukan cuman nelayan saja melainkan bisa juga oleh perusahaan-perusahaan.

Selain sampah plastik yang bisa menjadi ancaman bagi ekosistem di laut, sampah nelayan juga tidak kalah berbahayanya.

Sampah-sampah nelayan seperti jaring dan alat-alat pancing juga bisa berpotensi untuk membunuh ikan-ikan tersebut tanpa disengaja. Sampah-sampah nelayan tersebut biasa disebut dengan ghost gear.

Suku Duano, Penjaga Laut di Pesisir Sumatra yang Justru Terancam Air Laut

GhostGear, Sampah Paling Merusak Lautan

Ghost gear juga merupakan salah satu sampah yang paling merusak ekosistem di laut, karena sifatnya yang memang dibuat tidak ramah lingkungan, terutama di laut.

Diperkirakan bahwa ghost gear bertanggung jawab terhadap penurunan populasi ikan sebesar 5—30% dan menyebabkan kerusakan signifikan pada habitat di laut.

Lalu kenapa masih banyak orang yang mengkonsumsi ikan? Karena ikan adalah salah satu penghasil omega 3 terbanyak dan sangat mudah didapat.

Dilansir dari situs halosehat.com, ada 35 jenis makanan yang mengandung omega 3 tertinggi. Ikan tuna, ikan sarden, dan ikan salmon menempati 3 posisi teratas.

Hal yang paling kejam dari overfishing adalah ketika para nelayan atau kapal-kapal penangkap ikan yang sedang mencari hewan itu bertemu dengan musuh alaminya.

Tidak lain dan tidak bukan adalah para ikan pemakan ikan seperti hiu, paus, dan lumba-lumba. Tak jarang para pencari ikan akan membunuh spesies ikan tersebut dikarenakan akan merugikan mereka dalam mencari ikan.

Menurut penelitian, jumlah hiu yang ditemukan di laut terbuka telah menyusut sebanyak 71% persen hanya dalam kurun waktu 50 tahun.

Dr Richard Sherley yang merupakan salah satu peneliti dari Universitas Exeter Inggris mengungkapkan bahwa jumlah hiu yang semakin langka di lautan sangat didorong oleh faktor penangkapan ikan yang berlebihan.

Melihat data-data yang diatas mungkin sudah saatnya bagi kita untuk aware dalam menjaga keberlangsungan ekosistem di laut.

Karena percaya atau tidak keberlangsungan ekosistem di laut bisa memberikan dampak yang besar bagi manusia. Semoga bermanfaat.

RI Dapat Pinjaman Rp8 Triliun dari ADB untuk Kurangi Sampah Plastik di Laut

Sumber Referensi:
- https://greeneration.org/publication/green-info/ancaman-yang-dihadapi-ekosistem-laut
- https://lautsehat.id/flora-fauna/aksa/memahami-overfishing-penangkapan-ikan-berlebih
- https://sampahlaut.id/2021/08/02/dampak-sampah-plastik-terhadap-ekosistem-laut-manusia-jangan-rusak-kami
- https://himbio.fmipa.unpad.ac.id/bahaya-yang-mengancam-lautan-indonesia-overfishing-and-bycatch
- https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTUwNiMy/fisheries-production-by-type-of-fisheries-capture.html
- https://oceanconservancy.org/blog/2022/04/12/ghost-gear-climate-change
- https://halosehat.com/gizi-nutrisi/panduan-gizi/makanan-yang-mengandung-omega-3-tinggi
- https://www.bbc.com/indonesia/majalah-55836495

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.