benarkah minat baca orang indonesia rendah ini kata agus mulyadi - News | Good News From Indonesia 2024

Benarkah Minat Baca Orang Indonesia Rendah? Ini Kata Agus Mulyadi

Benarkah Minat Baca Orang Indonesia Rendah? Ini Kata Agus Mulyadi
images info

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat literasi yang sangat rendah. Menurut PISA (Programme for International Student Assessment), tingkat literasi masyarakat Indonesia di dunia berada di peringkat ke-11 dari 81 negara. Akan tetapi, peringkat tersebut dihitung dari posisi paling bawah.

Artinya, tingkat literasi masyarakat Indonesia menempati posisi ke-70.

Pada 2012, UNESCO mengeluarkan indeks minat baca masyarakat Indonesia. Hasilnya, indeks minat baca masyarakat Indonesia sebesar 0.001. Ini artinya, dari 1000 orang di Indonesia, hanya terdapat 1 orang yang mempunyai minat membaca.

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mendefinisikan literasi sebagai suatu rangkaian pembelajaran dan kemahiran dalam membaca, menulis dan menggunakan angka sepanjang hidup.

Simpelnya, UNESCO mendefinisikan literasi sebagai kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.

Akan tetatpi, UNESCO menekankan bahwa literasi tidak hanya terbatas pada hal tersebut, melainkan mencakup hal-hal yang lebih besar, seperti keterampilan digital, literasi media, pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan kewarganegaraan global, serta keterampilan khusus pekerjaan.

Sandi Mulyadi, dari Petugas Kebersihan hingga Jadi Pahlawan Literasi

Lantas, benarkan minat baca masyarakat Indonesia rendah?

Good News From Indonesia melakukan perbincangan secara langsung dengan seorang penulis dan esais asal Magelang, Agus Mulyadi. Ia telah menjadi salah satu penulis populer yang menyelami dunia literasi sejak ia kecil.

Bahkan, minat bacanya terus bertumbuh sejak ia mengonsumsi bacaan dari majalah bekas yang digunakan sebagai bungkus tempe. Ia juga semakin gemar menulis sejak ia mejadi seorang penjaga warnet setelah lulus SMA.

Kisah Perkenalan Agus Mulyadi dengan Dunia Literasi: Awalnya Karena Bungkus Tempe
Warnet jadi Saksi Agus Mulyadi Mulai Menulis di Blognya Sendiri

Masyarakat Tidak Rendah Minat Baca, Hanya Belum Menemukan Buku yang Tepat

Agus Mulyadi atau sosok yang biasa dikenal Agus Magelangan kurang setuju jika masyarakat Indonesia dinilai memiliki minat baca yang rendah. Menurutnya, problematika masyarakat Indonesia saat ini ialah belum menemukan bacaan yang sesuai dengan minat masing-masing.

Bukan tanpa alasan, argumentasi tersebut muncul didasarkan pada pengalamannya bersama teman-temannya.

“Saya orang yang cukup tidak setuju bahwa minat selera baca orang Indonesia itu rendah. Yang saya rasakan sebenarnya, orang-orang di sekitar lingkaranku banyak yang suka baca. Kalo ada yang gak suka baca, pernah berada di fase mereka suka baca. Jadi kesimpulanku adalah orang-orang hanya perlu menemukan buku yang tepat, buku yang mereka suka untuk menunjukkan mereka suka baca,” jelas Agus Mulyadi.

Menurutnya, literasi tidak harus dan mewajibkan seseorang mengonsumsi bacaan-bacaan yang berat. Ia mengamini buku-buku cerita dan komik dapat dijadikan sebagai salah satu tolok ukur minat baca masyarakat.

Cara Membaca Tabel Informasi Nilai Gizi pada Kemasan Produk Makanan Olahan

“Aku punya temen yang gak pernah mau membaca tapi ketemu Naruto dia tamat, ketemu One Piece sampe sekarang dia masih mengoleksi,” imbuhnya

Dirinya juga mengungkapkan bahwa membangun minat baca pada diri seseorang butuh waktu dan jalan yang panjang. Seseorang perlu menemukan kecocokan topik yang ia sukai untuk kemudian menemukan buku yang dijadikan sebagai konsumsi dalam membaca.

“Jangan-jangan orang yang punya minat baca rendah karena belum menemukan buku yang pas aja. Sialnya untuk menemukan buku yang pas kadang kita butuh membaca banyak buku yang tidak menarik. Mba Najwa Shihab pernah berkata ‘hanya butuh satu buku untuk membuatmu jatuh cinta untuk membaca’,” terang Agus.

Baginya, buku Hidup Bukan Hanya Urusan Perut karya Prie GS dapat menjadi batu pondasi bagi masyarakat yang kurang suka membaca sebab mengira bacaan harus selalu berat. Untuk itu, masyarakat harus mencoba membacanya.

Cara Meningkatkan Hobi Membaca ala Najwa Shihab

Cerita Agus Mulyadi Menemukan Penulis Kondang

Agus Mulyadi mengaku dirinya cukup bersyukur sebab ia memiliki ketahanan diri yang kuat untuk membaca. Ketahanan diri tersebut membawanya menemukan penulis-penulis hebat yang akhirnya membawanya sampai di tahap ini. Di tahap Agus Mulyadi dapat menerbitkan buku sendiri, dengan gayanya sendiri yang khas.

“Aku dulu juga tidak suka membaca semua buku. Tapi semenjak ketemu tulisannya Prie G.S, Umar Kayam, wah gila ada penulis sebagus ini. Aku mulai eksplor penulis-penulis yang seperti ini. Esai tapi ada lucunya, sinismis, satirnya, saya kemudian menemukan banyak penulis. Saya jadi punya sistem filter sendiri. Saya jadi suka bca karena menemukan buku yang tepat,” tegasnya.

Setelah berkelana dari satu buku ke buku lain, Agus Mulyadi menobatkan Prie G.S, Umar Kayam, dan Mahbub Djunaidi sebagai tiga sosok penulis terbaik versi Agus Mulyadi.

Meski demikian, Agus merasa, pengaruh kepenulisan dalam dirinya muncul dari sosok lain, yakni Prie GS, Wahyu HS, dan Gunarso TS.

“Prie GS bagus sering menceritakan hal-hal sederhana. Kalau Wahyu HS itu penulis skenario Kiamat Sudah Dekat dan Para Pencari Tuhan. Kalo Gunarso TS penulis rubrik Nah Ini Dia di Pos Kota, jadi tulisannya itu kriminal,” imbuh Agus.

Kisah Perkenalan Agus Mulyadi dengan Dunia Literasi: Awalnya Karena Bungkus Tempe
Warnet jadi Saksi Agus Mulyadi Mulai Menulis di Blognya Sendiri

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.