Hasto Wardoyo, Wali Kota Yogyakarta, menolak pengadaan mobil dinas baru senilai hampir Rp 3 miliar yang seharusnya diberikan kepadanya dan Wakil Wali Kota. Menurutnya mobil dinas yang lama masih dapat berfungsi dengan baik.
Sebaliknya, ia memilih untuk menggunakan mobil dinas lama yang masih layak pakai dan mengalihkan dana tersebut untuk membeli gerobak sampah untuk seluruh RW di Yogyakarta.
Dengan harga sekitar Rp 5 juta per unit, anggaran tersebut dianggap cukup untuk menyediakan sekitar 600 unit gerobak sampah untuk mendukung pengelolaan lingkungan di tingkat masyarakat.
Selain menolak mobil dinas, Hasto juga menentang pengadaan tempat tidur dan mebel baru. Aksi ini menegaskan sikap hemat anggaran yang sesuai dengan prinsip efisiensi dalam tata kelola pemerintahan.
Ia mengatakan jika pejabat daerah harus mengubah cara mereka menggunakan anggaran publik dengan menekankan betapa pentingnya bekerja dengan baik dan menghasilkan manfaat langsung bagi masyarakat.
Sebanyak 600 gerobak sampah yang disediakan oleh Wali Kota Yogya Karta ini akan dibagikan ke kampung-kampung yang padat penduduk, tempat wisata, dan lokasi di mana sampah banyak. Untuk memastikan penggunaan gerobak yang optimal, pemerintah kota juga bekerja sama dengan dinas kebersihan.
Langkah ini diharapkan oleh pemerintah kota Yogyakarta dapat membangun budaya bersih dari lingkungan terkecil, sekaligus memberi contoh bagaimana pengelolaan anggaran harus mengutamakan kebutuhan masyarakat luas.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
