Sektor manufaktur kembali dikonfirmasi sebagai penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Fithra Faisal.
"Sektor manufaktur memiliki dampak paling besar terhadap penyerapan tenaga kerja," kata Fithra. Kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional mencapai 19 persen.
Fithra meyakini bahwa investasi yang masuk akan membangkitkan industri dan memacu peningkatan kapasitas SDM, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi aktif.
Investasi pada semester I tahun ini telah menciptakan 1,2 juta lapangan kerja baru, dengan proyeksi total hingga 3,6 juta pada akhir tahun.
Baca juga Pertumbuhan Manufaktur Indonesia Bisa Melesat, Asal Kebijakan Ini Dipenuhi
Pernyataan senada disampaikan Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu. "Sektor apa yang paling menyerap tenaga kerja? Sektor industri manufaktur. Kenapa? Karena masih menggunakan kekuatan labor (padat karya)," jelas Todo.
Subsektor andalan meliputi tekstil, alas kaki, makanan dan minuman, elektronik, serta otomotif. Meski demikian, Todo mengingatkan untuk melihat investasi dari berbagai sudut.
Sektor seperti smelter nikel mungkin menyerap lebih sedikit tenaga kerja dibandingkan pabrik sepatu, tetapi nilainya terletak pada penciptaan ekosistem ekonomi baru yang lebih besar dan berkelanjutan.
Baca juga PMI Manufaktur Indonesia Tertinggi di ASEAN, Optimisme Industri Kian Menguat?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News