Indonesia kini menjadi sorotan dunia berkat kekayaan logam tanah jarang (rare earth elements/REE), komponen penting dalam teknologi mutakhir. Unsur seperti neodymium (Nd) dan praseodymium (Pr) digunakan sebagai bahan baku magnet super kuat yang menjadi inti motor kendaraan listrik, turbin angin, serta alat pertahanan canggih.
Harta Karun Mineral Langka di Indonesia
Belum lama ini, harga NdPr oksida di Tiongkok melonjak drastis hingga menyentuh 632.000 yuan per ton metrik atau sekitar USD 88 per kg. Angka ini menjadi level tertinggi sejak Maret 2023, naik sekitar 40% dibanding harga USD 63 pada 9 Juli lalu.
Kenaikan harga tersebut dipicu oleh penghentian ekspor bahan mentah dari MP Materials (AS) ke Tiongkok. Selain itu, dominasi Negeri Tirai Bambu dalam industri pemurnian juga menjadi faktor utama. Saat ini, China menguasai 90% kapasitas pemurnian dan sekitar 70% output tambang global REE, membuat pasokan dunia sangat bergantung pada mereka.
Bentuk mineral langka seperti NdPr oksida memiliki peran vital karena menjadi bahan utama pembuatan magnet berdaya tinggi. Magnet jenis ini digunakan dalam motor kendaraan listrik (EV) dan turbin angin, dua sektor penting dalam transisi energi hijau global. Tanpa pasokan yang stabil, pertumbuhan industri energi terbarukan bisa terganggu.
Indonesia sendiri dipandang memiliki cadangan besar rare earth elements (REE) yang sangat potensial. Sejumlah wilayah yang diketahui menyimpan harta karun mineral ini antara lain Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Papua, hingga Bangka Belitung. Dengan cadangan melimpah tersebut, Indonesia berpeluang besar masuk ke rantai pasokan global dan menjadi pemain penting di industri strategis masa depan.
Tak heran, harga REE, khususnya NdPr oksida, terus meroket hingga menembus rekor tertinggi dalam dua tahun terakhir. Kondisi ini membuka peluang emas bagi negara pemilik cadangan, termasuk Indonesia, untuk mengoptimalkan sumber daya mineralnya.
Proyek Penggalian Harta Karun Mineral Langka
Apa kabar proyeknya?
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah menyatakan ketertarikannya untuk menggarap potensi REE di Indonesia. Langkah ini sejalan dengan visi strategis untuk menjadikan Indonesia bagian dari rantai pasokan global, terutama saat negara-negara Barat berupaya mengurangi ketergantungan pada Tiongkok.
Untuk merealisasikan visi tersebut Presiden Prabowo menunjuk Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, untuk memimpin Badan Industri Mineral yang baru dibentuk. Lembaga ini akan berfokus pada pengelolaan mineral strategis, khususnya yang memiliki keterkaitan erat dengan kebutuhan industri pertahanan nasional.
Menurut Brian, mineral strategis yang menjadi prioritas pengelolaan meliputi logam tanah jarang serta sejumlah mineral penting lainnya yang bernilai tinggi bagi perkembangan teknologi dan kemandirian industri dalam negeri.
Kapan dan dimana eksplorasinya berlangsung?
Ahli telah mengidentifikasi sejumlah wilayah kaya REE, antara lain Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Papua, dan Bangka Belitung .
Meski demikian, kondisi pengembangan saat ini masih terbatas. Banyak daerah masih dalam tahap eksplorasi awal dengan jumlah lokasi yang telah di prospek lebih kecil dibanding total area potensial Indonesia.
Bagaimana pendekatannya?
Pemerintah merencanakan implementasi pengembangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pendekatan ini mencakup reklamasi lahan, pengelolaan limbah tambang, dan perlindungan ekosistem lokal.
Pada saat yang sama, pembangunan kerangka hukum dan regulasi yang transparan juga tengah digodok untuk memberikan kepastian bagi investor, sambil menjaga prinsip keseimbangan lingkungan dan sosial.
Potensi manfaat besar:
- Kontribusi ekonomi melalui pendapatan nasional dan peningkatan investasi asing.
- Lapangan kerja dan pemerataan ekonomi, terutama di wilayah eksplorasi.
- Pengembangan industri hulu-hilir, dari pertambangan hingga manufaktur magnet dan teknologi canggih lokal.
Tantangan yang harus dihadapi:
- Teknologi ekstraksi yang efisien dan ramah lingkungan masih perlu dikembangkan di dalam negeri.
- Dampak lingkungan seperti polusi dan dampak sosial masih menjadi perhatian penting.
- Infrastruktur dan investasi masih terbatas, dan kolaborasi internasional mungkin diperlukan, dengan catatan menjaga kepentingan nasional.
Dengan harga yang terus melambung dan cadangan yang melimpah, Indonesia berpeluang menjadi pemain utama mineral langka dunia. Dukungan pemerintah melalui pembentukan Badan Industri Mineral serta fokus pada keberlanjutan menjadi langkah strategis untuk mengubah potensi ini menjadi kenyataan.
Harta karun mineral langka bernilai 1,8 miliar per ton ini bisa menjadi kunci masa depan Indonesia, membawa negeri ini menuju kemandirian energi, teknologi, dan ekonomi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News