Nama junai emas memang terdengar asing di telinga. Namun, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2018, burung ini berstatus sebagai satwa dilindungi.
Junai emas (Caloenas nicobarica) tersebar di seluruh Asia Tenggara, termasuk di kawasan Papua Barat, tepatnya di Teluk Cendrawasih, kemudian juga Pulau Kuwum dan Rorebo. Keberadaannya cukup penting bagi ekosistem hutan sebab dikenal sebagai penyebar benih tumbuhan.
Mengutip dari laman resmi Taman Nasional Teluk Cendrawasih, warna bulu burung ini cukup unik. Hewan pemakan biji-bijian dan buah ini berdominan hijau zamrud dipadu dipadu biru dan jingga tembaga. Sementara kepalanya warna abu-abu keperakan dan ekornya berwarna putih.
Sayangnya, keberadaan burung junai emas saat ini mulai terancam punah. Pada tahun 2023, melalui laman resmi Taman Nasional Teluk Cendrawasih keberadaan junai emas di Pulau Kuwum hanya terlihat 4 ekor. Sementara di Pulau Rorebo masih banyak ditemukan 83 ekor. Penyebab satwa ini terancam tidak lain akibat perburuan liar, kemerosotan habitat junai emas, dan perubahan iklim.
Junai emas di Indonesia selain berada di pengawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih, berada dalam pengawasan Taman Nasional Moyo Satonda.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News