Kinerja ekspor Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif pada semester I di tahun 2025. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso yang mengatakan bahwa ekspor Indonesia sepanjang semester I tahun 2025 telah mencapai US$ 135,41 miliar atau setara dengan Rp 2.22o triliun.
Budi menyebutkan bahwa kenaikan ekspor ini telah melampaui target yang telah ditentukan yakni sebanyak 7,1 persen. Jumlah ekspor pada semester I di tahun 2025 ini mengalami pertumbuhan sebesar 7,7 persen jika dibandingkan dengan jumlah ekspor pada semester I tahun 2024 yang hanya mencapai US$ 125,73 miliar saja.
“Total ekspor selama semester I 2025 mencapai US$ 135,41 miliar atau naik 7,7 persen c-to-c (secara kumulatif),” ungkap Budi Santoso pada Senin (4/8/2025), di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.
“Menjadi sinyal kuat bagi pencapaian target ekspor tahunan. Target ekspor tahunan nasional kita sudah saya sampaikan 7,1 persen dan dalam semester I ini 7,7 persen,” ujarnya.
Pertumbuhan positif pada kinerja ekspor ini didukung dengan adanya penguatan ekspor nonmigas serta penurunan ekspor migas. Diketahui, ekspor nonmigas tumbuh dari US$ 117,83 miliar pada semester I 2024 menjadi US$ 128,39 miliar pada semester I 2025 atau tumbuh sebesar 8,96 persen.
Selain itu, terjadi peningkatan juga pada surplus perdagangan yakni sebesar US$ 19,48 miliar atau Rp 319 triliun. Dalam hal ini, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor dengan nilai surplus terbesar, yakni US$ 9,9 miliar atau Rp 162 triliun.
Tercatat, Indonesia mendapatkan surplus dagang sebesar US$ 4,1 miliar pada Juni 2025. Perolehan surplus ini merupakan lanjutan capaian surplus yang telah dicapai sejak Mei 2020. Sementara itu, diketahui ekspor Indonesia masih didominasi oleh sektor industri pengolahan, disusul sektor pertambangan dan pertanian. Dalam hal ini, pertanian mencatat pertumbuhan tertinggi hingga hampir 50%.
Di sisi lain, pertumbuhan ekspor tertinggi tercatat ke Swiss, diikuti negara-negara seperti Arab Saudi dan Thailand. Secara kawasan, ekspor ke Asia Tengah, Afrika Barat, dan Amerika Selatan juga menunjukkan peningkatan signifikan. Produk-produk yang menyumbang pertumbuhan ekspor tertinggi meliputi kakao olahan, kopi, teh, rempah-rempah, timah, aluminium, serta produk-produk kimia. Pemerintah berharap tren ini terus berlanjut seiring rampungnya sejumlah perundingan dagang internasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News