Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (year-on-year/yoy), dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp5.947 triliun.
Angka ini melampaui proyeksi pasar dan menjadi pertumbuhan tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Indonesia unggul dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia (4,5% yoy), Singapura (4,3% yoy), dan Thailand (2,3% yoy).
Namun, Indonesia masih tertinggal dari Vietnam (7,96% yoy) dan diperkirakan kalah dari Filipina (proyeksi 5,5% yoy) yang akan merilis data pada Agustus mendatang.
Pertumbuhan didorong oleh sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, dan pertambangan, yang menyumbang 63,59% dari total PDB. l
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97%, sementara investasi (PMTB) naik 6,99% dan ekspor melonjak 10,67%.
Pasar merespons positif dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level tertinggi 7.541,35, dan rupiah menguat 0,03% ke Rp16.385 per USD.
Meski demikian, otoritas Singapura mengingatkan adanya risiko ketidakpastian global, terutama terkait kebijakan tarif AS, yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di semester II 2025.
Dengan kinerja ini, Indonesia menunjukkan ketahanan ekonomi yang solid, meski masih perlu meningkatkan daya saing untuk mengejar Vietnam dan Filipina.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News