Devit Febriansyah, siswa SMAN 1 Bukittinggi, sukses membuat jagat media sosial ramai karena diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Ia diterima di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB).
Sang ayah berprofesi sebagai kuli angkut kayu dan ibunya adalah tukang sisir kayu manis. Keduanya memiliki penghasilan yang tidak menentu. Yang semakin mengharukan, seluruh warga kampung kompak ‘udunan’ atau mengumpulkan iuran sukarela untuk membantu Devit.
Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., sempat mengunjungi Devit di kediamannya di Kecamatan Malala. Bahkan, ia juga ikut “mengarak” sang putra daerah itu di lereng Gunung Singgalang, Sumatra Barat.
Prof. Tata juga memberikan topi yang sudah ditandatangani olehnya pada Devit. Kedua orang tua Devit pun tak dapat membendung rasa haru dan bangganya pada sang anak yang berhasil menembus kampus top tanah air itu.
Devit adalah pemegang beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dari pemerintah. Tak hanya itu, Devit juga mendapatkan dukungan dari PT Paragon Technology and Innovation, di mana si founder, Nurhayati Subakat, juga berasal dari Minang sekaligus alumni ITB. Satu unit laptop dan uang sebesar Rp5 juta diberikan untuk Devit sebagai bantuan transportasi menuju Bandung.
Melalui sebuah unggahan yang dibagikan Dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Teknik Metalurgi FTTM ITB yang juga influencer pendidikan, D.Sc.(Tech.) Imam Santoso, S.T, M.Phil., Devit bercita-cita untuk membelikan rumah untuk orang tuanya, karena keluarga Devit saat ini masih menumpang di rumah orang.
“Terima kasih kepada pemerintah yang sudah mengadakan program KIP-K,” ujar Devit penuh rasa syukur.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News