Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), sebagai sovereign wealth fund Indonesia, telah mengambil langkah strategis dengan mengelola dividen BUMN senilai US$ 7 miliar atau sekitar Rp 113 Triliun.
BPI Danantara memiliki portofolio luas yang mencakup 889 BUMN dan total aset mencapai Rp 15.000 triliun menunjukkan ambisi besar negara untuk meretas paradigma lama dari kas negara ke investasi produktif.
Rosan P. Roeslani, selaku Kepala BPI Danantara dan Menteri Investasi dan Hilirisasi, menyatakan bahwa lembaganya kini telah memiliki keyakinan dan kapasitas modal yang cukup kuat untuk merealisasikan investasi dalam skala besar.
Dividen ini tidak hanya dikumpulkan, tetapi juga dirancang untuk digunakan kembali melalui skema leverage hingga 4–5 kali lipat atau hingga US$ 35 miliar modal investable.
"Dividen BUMN sekitar US$7 miliar itu pun masih bisa saya leverage dulu, mungkin 4-5 kali. Katakanlah, bisa 5 kali, berarti ada US$35 miliar modal kita untuk berinvestasi," ujarnya dalam diskusi 'Entrepreneurial Leadership in Action” di Universitas Paramadina, Jumat (13/6/2025).
Sekitar 80% dana akan difokuskan pada proyek dalam negeri, sementara 20% lainnya dialokasikan untuk investasi luar negeri, dengan tujuan utama menciptakan lapangan kerja berkualitas. Target imbal hasil minimal 10 % per tahun memastikan bahwa investasi mampu menopang biaya modal dan menghasilkan nilai tambah nyata.
Dana ini akan diarahkan ke sektor strategis seperti kesehatan, infrastruktur digital (data center), industri bahan baku, hilirisasi, dan pertanian. Langkah ini menjadi bagian dari strategi BPI Danantara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan menuju visi Indonesia Emas 2045.
Langkah ini juga mencerminkan efisiensi fiskal dan tata kelola profesional, mengurangi ketergantungan pada penyertaan modal negara (PMN) dan APBN. Dengan modal kapital yang kuat, porsi investasi dalam negeri, dan return investasi bertarget, BPI Danantara diposisikan sebagai instrumen vital dalam memperkuat daya saing Indonesia di kancah global.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News