Karya anak bangsa berhasil mengharumkan nama Indonesia kembali. Karya kali ini merupakan Cahokia Rice yang diciptakan oleh Ilmuwan asal Indonesia, Prof. Herry S. Utomo.
“Ini bukan sekedar inovasi sains, tapi misi kemanusiaan. Kami ingin menciptakan solusi pangan sehat dan alami untuk mengatasi kekurangan gizi, khususnya protein, yang masih menjadi tantangan global,” sebut Prof. Herry S. Utomo.
Cahokia Rice merupakan sebuah beras inovatif yang memiliki kandungan protein yang tinggi. Ini merupakan beras dengan kandungan protein tinggi pertama di dunia yang berhasil dikembangkan tanpa rekayasa genetika (non-GMO).
“Kami pilih jalur non-GMO agar bisa diterima lebih luas. Sains harus bisa bersinergi dengan kearifan lokal dan kebutuhan kesehatan masyarakat,” ungkapnya.
Cahokia Rice memiliki kandungan protein sebesar 50 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan beras biasa, serta memiliki indeks glikemik yang lebih rendah. Dengan kualitas yang dimiliki ini, Cahokia Rice memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam program-program gizi masyarakat dan bantuan kemanusiaan. Selain itu, hal ini juga menjadikan beras tersebut menjadi pilihan yang ideal bagi penderita diabetes dan cocok untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Lebih lanjut, tepung dari beras ini juga cocok apabila digunakan dalam berbagai produk bebas gluten dan roti tinggi protein. Sehingga, Cahokia Rice tidak hanya khusus dikonsumsi sebagai nasi saja.
Tak hanya itu, Cahokia Rice ciptaan Ilmuwan asal Indonesia ini juga cukup unggul secara agronomis dan telah dipasarkan secara komersial di Amerika Serikat. Beras ini tahan dari penyakit jamur Pyricularia grisea dan berumur pendek, memiliki bulir beras yang panjang, serta mampu menghasilkan 7,560 kg/ha yang setara dengan 150 kg protein murni atau 550 kg daging per hektare.
Beras Cahokia Rice ciptaan Prof. Herry S. Utomo., Ilmuwan asal Indonesia ini telah membuka jalan bagi pengembangan varietas beras bernutrisi tinggi lainnya di masa depan. Keberhasilan ini juga mendorong munculnya inovasi-inovasi pertanian yang tidak hanya berorientasi pada kuantitas, namun juga kualitas.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News