sashya subono animator indonesia berhijab pertama di balik film hollywood - News | Good News From Indonesia 2025

Sashya Subono: Animator Indonesia Berhijab Pertama di Balik Film Hollywood

Sashya Subono: Animator Indonesia Berhijab Pertama di Balik Film Hollywood
images info

Sashya Subono: Animator Indonesia Berhijab Pertama di Balik Film Hollywood


Nama Sashya Subono kini menjadi perhatian di kancah perfilman internasional. Ibu dari tiga anak ini adalah animator berhijab asal Indonesia yang ikut menjadi bagian dari tim 3D Facial Animation di sebuah studio efek visual yang berbasis di Wellington, New Zealand.

Sejak bermukim di sana pada 2018, Sashya berkontribusi dalam menghidupkan karakter-karakter digital dan membuktikan bahwa talenta Indonesia mampu berkiprah di industri film dunia melalui kerja keras dan dedikasi.

“Saya ingin anak muda Indonesia tahu bahwa impian untuk bekerja di industri film internasional itu bukan hal mustahil. Asalkan mau belajar, berusaha, dan tidak menyerah,”ujar Sashya melalui keterangan pers, Senin (22/12/2025).

Perjalanan menjadi seorang animator

Perjalanan Sashya tidak singkat. Setelah menempuh pendidikan di bidang film dan animasi di New Zealand, ia sempat kembali ke Indonesia dan mengajar di sebuah kampus ternama sebagai dosen sekaligus Head of Animation Department.

Di sela mengajar dan membesarkan tiga anak, ia terus menabung dan mengikuti kursus animasi internasional agar bisa mengejar impiannya berkarya di perusahaan animasi bertaraf dunia.

Tahun 2018 menjadi titik balik ketika Sashya diterima melanjutkan studi magister di Victoria University of Wellington. Dari sanalah jalannya terbuka. Meski sempat ditolak berkali-kali, ia akhirnya diterima bekerja yang awalnya bukan di posisi animator, namun dengan tekad dan konsistensi, Sashya berhasil naik ke posisi impiannya: Facial Animator.

Sebagai seorang Muslimah berhijab yang bekerja di industri film internasional, Sashya merasakan dukungan inklusivitas yang kuat di lingkungan kerjanya. Melihat konsistensinya dalam menjalankan ibadah, pihak perusahaan secara proaktif menyediakan well-being room yang dapat digunakan sebagai ruang ibadah, lengkap dengan penunjuk arah kiblat di setiap lantai gedung, serta memfasilitasi kebutuhan Sashya dengan menyediakan menu makanan halal.

“Saya tidak pernah merasa asing. Justru hijab membuat saya mudah dikenali dan diingat, saat ditanya bagaimana peran identitasnya sebagai muslimah berkarya di New Zealand,” tutur Sashya.

Nilai keluarga membantu

Nilai-nilai keluarga dan keyakinan juga ia terapkan dalam kehidupan pribadi. Anak pertamanya bahkan memutuskan untuk berhijab sejak usia sembilan tahun atas pilihannya sendiri, sebuah keputusan yang didukung penuh oleh Sashya dan suaminya, warga negara New Zealand yang memutuskan untuk menjadi mualaf sebelum menikah dengan Sashya di tahun 2009.

Meski telah lama bermukim dan berkarier di New Zealand, Sashya menegaskan dirinya tetap memilih berstatus sebagai Warga Negara Indonesia , sebagai bentuk komitmen identitas dan kecintaannya pada tanah air.

Sashya tak hanya ingin terus berkarya di industri film internasional, tetapi juga berbagi ilmu dan inspirasi untuk generasi muda Indonesia . Setiap kali pulang ke Tanah Air, ia menjadi dosen tamu di berbagai kampus dan aktif memberikan kuliah tentang industri animasi global.

Atas konsistensi berkarya dan memberi dampak, Sashya dianugerahi Inspiring Muslimah Award kategori Art oleh Scarf Media, sebagai pengakuan atas kontribusinya di dunia seni, film, dan representasi muslimah di panggung internasional.

Kesibukan Sashya tidak berhenti di studio animasi, Sashya juga meluangkan waktunya sebagai Family Storyteller di Wisma Habibie dan Ainun. Ia adalah cucu dari kakak tertua Presiden ke-3 Republik Indonesia, B.J. Habibie. Sashya kerap hadir untuk membawa semangat legacy keluarga Habibie ke ruang publik, berbagi cerita dan pengalaman hidup, mengangkat kisah perjuangan, dan nilai ketekunan yang ia pelajari sejak kecil dari keluarga besarnya.

Bagi Sashya, peran ini menjadi cara untuk tetap terhubung dengan akar keluarganya sekaligus menginspirasi generasi muda agar berani bermimpi dan mencintai proses belajar. Selain berkarya di film internasional, Sashya juga menggagas komunitas SHEFRAME , sebuah ruang aman bagi perempuan animator, seniman VFX, motion graphic designer Indonesia, untuk saling berbagi pengalaman dan bertumbuh bersama di industri yang sangat cepat bergerak.

“Saya ingin membuktikan bahwa menjadi ibu, istri, dan profesional bisa berjalan bersama. Yang penting jangan berhenti bermimpi,”tutupnya.

Di akhir tahun 2025 ini, Sashya sedang berada di Indonesia berbagi inspirasi & pengalamannya melalui ragam kegiatan. Awal 2026, Sashya akan kembali ke Wellington, berkarya kembali sambil mempersiapkan langkah berikutnya, berbagi ilmu lebih luas kepada generasi muda Indonesia agar bisa berdiri sejajar di panggung dunia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.