cara atasi post concert depression - News | Good News From Indonesia 2025

Cara Atasi Post Concert Depression, Merasa Hampa Setelah Konser

Cara Atasi Post Concert Depression, Merasa Hampa Setelah Konser
images info

Cara Atasi Post Concert Depression, Merasa Hampa Setelah Konser


Bernyanyi lagu favorit bersama sesama penggemar, merasakan energi yang meledak-ledak, hingga bertemu dengan idola secara langsung pastinya dapat menciptakan euphoria yang tidak tertandingi. Oleh karenanya, tidak mengherankan banyak orang yang menjadikan konser sebagai momen puncak bahagia yang paling dinanti berbulan-bulan.

Namun, setelah konser berakhir, pernah tidak Kawan justru merasakan sedih, hampa, ataupun gelisah? bahkan tanpa alasan yang jelas? Fenomena ini sering disebut sebagai Post Concert Depression (PCD). Kondisi ini ternyata cukup umum, melihat dari banyaknya postingan tentang pengalaman serupa.

Studi internasional juga menunjukkan bahwa keterlibatan emosional terhadap musik dapat memengaruhi kestabilan suasana hati dan memicu perubahan mood mendadak setelah aktivitas tersebut berakhir.

Munculnya PCD dapat diperkuat dengan kedekatan emosional penggemar dengan idola serta vibes konser yang didapat.

Jika kamu mengalami hal serupa, berikut 5 langkah sederhana yang dapat membantu kamu meredakan hal tersebut!

1. Akui dan Terima Perasaannya

Ilustrasi fans menikmati konserIlustrasi fans menikmati konser. (pexels.com/Luis Quintero)

Secara psikologis, wajar jika seseorang merasakan perubahan emosi setelah mengalami euforia yang sangat kuat. Ketika suasana hati berada di puncak, tubuh mengeluarkan lebih banyak hormon bahagia. Setelah momen tersebut selesai, tubuh akan mencoba kembali ke keadaan stabil, sehingga memicu rasa hampa atau sedih.

Alih-alih menolak atau memaksakan diri untuk “cepat pulih”, memberi ruang pada diri justru membuat proses adaptasi berjalan lebih mudah. Sikap menerima ini juga mengurangi rasa bersalah yang tersimpan di dalam diri.

2. Nostalgia Secukupnya Saja

Ilustrasi fans mengekspresikan suka kepada artisnya.Ilustrasi fans mengekspresikan suka kepada artisnya. (pexels.com/Alena Darmel)

Melihat kembali foto dan video konser memang dapat membawa rasa hangat, tetapi jika berlebihan, efeknya bisa berlawanan. Ketika terlalu banyak mengulang momen konser, otak cenderung memfokuskan diri pada apa yang sudah berakhir, bukan pada apa yang ada di depan mata. Hal ini bisa memperpanjang rasa kehilangan.

Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan mengulang konten atau fancam konser secara terus menerus dapat memicu perasaan sedih dan ketidakpuasan pasca konser.

Karena itu, batasi konsumsi konten yang terlalu repetitif. Nostalgia boleh, tetapi secukupnya agar Kawan tidak terjebak dalam lingkaran overthinking.

3. Berbagi Cerita dengan Teman Sesama Penggemar

Fans berinteraksi dan berbagi antusias yang samaFans berinteraksi dan berbagi antusias yang sama. (pexels.com/Erik Mclean)

Berbagi pengalaman dengan orang yang memiliki ketertarikan yang sama dapat memberikan rasa lega. Banyak penggemar merasakan diakui secara emosional ketika menceritakan pengalaman konser kepada teman yang juga menonton atau komunitas yang memahami dinamika fandom. Berbicara tentang perasaan tidak hanya meringankan beban, tetapi juga membantu mengatur emosi.

Temuan dari penelitian juga menunjukkan bahwa komunikasi antarfans setelah konser memainkan peran penting dalam menurunkan intensitas PCD.

Interaksi tersebut menciptakan rasa kebersamaan setelah acara berakhir, sehingga membantu penggemar beradaptasi dengan perubahan emosi yang mereka alami.

4. Cari Kesibukan Lain

Seorang mencari kesibukan yang lainIlustrasi mencari kesibukan lain (freepik.com/designed by Freepik)

Aktivitas produktif dapat berfungsi sebagai strategi pengalihan perhatian yang sehat. Studi internasional tentang active music listening menunjukkan bahwa aktivitas yang menstimulasi fokus baru dapat membantu mengurangi efek mood drop setelah seseorang mengalami pengalaman emosional yang intens.

Penelitian menemukan bahwa penggemar yang memiliki rutinitas setelah konser cenderung mengalami PCD dengan intensitas lebih rendah.

Aktivitas ini tidak harus berat, cukup hal sederhana seperti merencanakan kegiatan harian, memulai proyek kecil, atau kembali pada hobi yang menyenangkan.

5. Atur Ekspektasi dan Sadari bahwa Perubahan Emosi Ini Bersifat Sementara

Ilustrasi wanita melihat ekspektasiIlustrasi melihat ekspektasi (freepik.com/designed by Freepik)

Setelah konser, wajar jika emosi tidak langsung kembali stabil. Menyadari bahwa perubahan suasana hati ini hanya bersifat sementara dapat membantu kamu memahami proses yang sedang terjadi. Dengan begitu, kamu tidak perlu menganggap diri berlebihan saat merasakan hampa setelah konser.

Pemahaman terhadap pola emosi dapat membantu seseorang beradaptasi lebih baik setelah mengalami pengalaman emosional kuat. Dalam penelitian, penggemar yang mampu menyesuaikan ekspektasi setelah konser cenderung mengalami PCD dalam durasi lebih singkat. Mengambil jarak sejenak dan menerima proses ini dapat membantu stabilisasi mood kamu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AG
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.