brigjen tni andre clift rumbayan - News | Good News From Indonesia 2025

Brigjen TNI Andre Clift Rumbayan dan Prinsip Kepemimpinan Berbasis Iman dan Sosial

Brigjen TNI Andre Clift Rumbayan dan Prinsip Kepemimpinan Berbasis Iman dan Sosial
images info

Brigjen TNI Andre Clift Rumbayan dan Prinsip Kepemimpinan Berbasis Iman dan Sosial


Ya, menjadi komandan atau pemimpin suatu satuan, unit atau organisasi adalah suatu amanah. Oleh karenanya, jika kita sedang dipercaya menjadi seorang pemimpin, jadilah pemimpin yang tegas, bertindak sesuai protap atau prosedur tetap, tetapi bersikap humanis dengan senantiasa berbagi kepada sesama terutama bawahan yang kita pimpin.

Kawan GNFI, itulah perspektif yang dibagikan oleh salah seorang jenderal bintang satu TNI Angkatan Darat (TNI-AD) bernama Brigjen TNI Andre Clift Rumbayan, S.Sos, M.M.

Sejak Desember 2024, ia dipromosikan oleh Panglima TNI untuk menduduki jabatan Danrem atau Komandan Korem 141 Toddopuli di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Suatu jabatan prestisius yang tentu tidak sembarangan, menjadi figur nomor satu di Korem 141 TP yang notabene adalah Korem Tipe A di Sulawesi Selatan.

Korem 141 TP adalah institusi induk yang mengawasi 18 Komando Distrik Rayon Militer (Kodim) kewilayahan di Sulsel, sekaligus menjadi bagian dari Komando Daerah Militer (Kodam) XIV Hasanuddin yang bermarkas di ibukota Provinsi Sulsel, yakni Makassar.

Perjalanan Brigjen Rumbayan di matra TNI Angkatan Darat memang tidak mudah. Sedari awal, ia dilantik sebagai prajurit TNI melalui seleksi ketat Akademi Militer atau Akmil 1992. Dirinya seangkatan di Akmil 1992 dengan jenderal yang juga familiar di telinga publik, yakni Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak. Beliau notabene adalah seorang jenderal bintang empat.

baca juga

A.C.Rumbayan juga seangkatan dengan Kasum TNI seorang jenderal bintang tiga, yaitu Letjen TNI Richard Tampubolon.

"Perjalanan saya dari awal di TNI tidak mudah. Berkelok-kelok, ada tanjakan, turunan, persimpangan bahkan pak ogah sekalipun. Namun, saya selalu kedepankan Tuhan sesuai keimanan saya sebelum mengambil keputusan dalam penugasan," ujarnya kepada penulis saat ditemui di ruangan kantornya, Senin (15/12/2025).

Bapak tiga orang anak ini menyempatkan waktunya untuk berdiskusi dan berbagi kisah lika-liku perjalanan karier militernya di sela-sela padatnya rapat di Makorem 141 TP, sebelum mengikuti sejumlah giat di Makassar.

"Prinsip saya dari dulu semasa lulus dan dilantik jadi prajurit TNI (Akmil 1992), saya tidak suka jalur atau jalan tol. Saya bahkan sering memilih jalur yang tidak mudah dan berkelok atau berliku. Sungguh tidak mudah perjalanan yang banyak orang tidak tahu sampai saya bisa di posisi sekarang," ujar perwira tinggi berusia 55 tahun bersuku Manado, Sulawesi Utara ini.

Baginya, menjadi seorang pejabat penting di lingkungan TNI-AD bukanlah sesuatu yang patut digembar-gemborkan atau patut disombongkan apalagi membuat diri menjadi jumawa.

"Coba apa bedanya saya, anda dengan rakyat lain di sana? Kita semua sama saja dengan rakyat, bedanya kita diperlengkapi atribut dan senjata. Kita sama saja dengan rakyat", tambahnya.

Perjalanan kariernya puluhan tahun di TNI-AD cukup panjang. Dari Medan, Papua, Kodam Bukit Barisan, Kodam Hasanuddin, hingga Mabes Angkatan Darat Jakarta juga sudah sempat ia lewati dalam masa penugasan.

baca juga

Bahkan beberapa penugasan mancanegara juga sudah pernah diemban oleh perwira tinggi dari kesatuan infanteri yang sudah melewati Diklat PPRA Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) ini.

"Memimpin satuan, unit, batalyon, kodim, korem, kodam itu ada seninya dan banyak sekali pengalaman yang bisa dipelajari dan dipahami. Beda daerah, beda tantangan, beda masalah, beda kondisi sosial budaya masyarakatnya," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa sangat perlu memahami konteks dan kondisi sosial masyarakat masing-masing pada setiap penugasan kedinasan.

Pemahaman sosio-kultural penting dipahami dan diimplementasikan dalam rangka kelancaran tusi (tugas dan fungsi) pada setiap penugasan kedinasan yang berbeda-beda.

Andre selalu mengedepankan adagium kristiani untuk "Andalkan Tuhan" dalam setiap penugasan. Dengan mengandalkan Tuhan pada tatanan prioritas nomor wahid, kita dibimbing dalam menjalankan perintah tugas yang tidak selalu mudah dan tak gampang dilalui.

"Orang bebas saja bicara tentang kita. Tidak perlu kita dengarkan dan hiraukan semua. Yang penting selalu kedepankan dan andalkan Tuhan", tuturnya.

baca juga

Mantan Asisten Perencanaan Daerah Militer (Asrendam) Kodam Bukit Barisan ini juga berprinsip "serba mengalir" saja dalam karier penugasannya ke depan. Tidak ada target khusus, harus menjadi ini, harus menjadi itu, tidak ada sama sekali. Yang penting selain sikap tegas, humanis adalah sikap menghargai dan mengapresiasi waktu dengan sebaik-baiknya.

Nah, Kawan GNFI, setelah ini, kita membahas sosok inspiratif siapa lagi, ya?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DR
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.