wiwik kelabu kelompok burung yang suka mencuri sarang lain - News | Good News From Indonesia 2025

Wiwik Kelabu, Kelompok Burung yang Suka Mencuri Sarang Lain

Wiwik Kelabu, Kelompok Burung yang Suka Mencuri Sarang Lain
images info

Wiwik Kelabu, Kelompok Burung yang Suka Mencuri Sarang Lain


Burung wiwik kelabu adalah nama umum untuk kelompok burung dari keluarga Cuculidae, khususnya yang termasuk dalam genus Cacomantis. Nama ilmiah yang paling umum dirujuk untuk spesies ini di Indonesia adalah Cacomantis merulinus. Secara taksonomi, burung ini diklasifikasikan ke dalam Kerajaan Animalia, Filum Chordata, Kelas Aves, Ordo Cuculiformes, dan Famili Cuculidae. 

Di Indonesia, kelompok burung ini dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti "burung wiwik", "burung sawah", atau "burung uncuing". Penting untuk dipahami bahwa istilah "wiwik kelabu" seringkali merujuk pada beberapa spesies yang mirip dalam genus yang sama, seperti Cacomantis merulinus (Wiwik Kelabu) dan Cacomantis variolosus (wiwik lurik). Kedua spesies ini sering tumpang tindih dalam sebutan masyarakat karena kemiripan fisik dan vokalisasinya.

Jenis-jenis Burung Wiwik Kelabu

Seperti disebutkan, istilah "wiwik kelabu" mencakup lebih dari satu spesies. Cacomantis merulinus atau wiwik kelabu memiliki persebaran yang luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ciri pembedanya yang utama adalah warna bulu abu-abu kecoklatan pada bagian atas tubuh dan ekor yang panjang dengan corak coretan samar. 

Spesies lain yang sangat mirip dan sering dikelompokkan bersama adalah Cacomantis variolosus atau wiwik lurik. Spesies ini memiliki pola coretan (striasi) yang lebih jelas dan tegas pada bagian dada dan perut, berbeda dengan C. merulinus yang polanya lebih samar dan halus. 

Selain kedua spesies ini, genus Cacomantis di Indonesia juga mencakup spesies seperti Cacomantis sepulcralis (Wiwik Mindanao). Identifikasi yang akurat seringkali memerlukan pengamatan detail terhadap pola bulu dan analisis suara kicauannya.

Suka Mencuri Sarang Burung Lain

Secara fisik, burung wiwik kelabu berukuran sedang untuk keluarga cuculidae, dengan panjang tubuh sekitar 21-24 centimeter. Bulu bagian atas tubuhnya (punggung, sayap) didominasi oleh warna abu-abu dan coklat. Bagian bawah tubuhnya (dada dan perut) berwarna lebih pucat, mulai dari putih krem hingga coklat muda, dengan garis-garis halus berwarna coklat atau abu-abu. 

Ekornya panjang, berwarna abu-abu atau coklat dengan ujung yang sering kali berwarna lebih pucat dan memiliki bintik-bintik putih yang tidak mencolok. Matanya berwarna merah atau coklat kemerahan, dan paruhnya agak panjang dan melengkung ke bawah.

Salah satu ciri perilaku yang paling mencolok dari keluarga Cuculidae, termasuk Wiwik Kelabu, adalah perilaku brood parasitism atau parasit sarang. Burung betina tidak membuat sarangnya sendiri, melainkan akan mencari sarang burung species lain yang ukurannya lebih kecil, seperti burung cinenen atau perenjak. 

Ketika sarang inang tidak dijaga, betina Wiwik Kelabu akan dengan cepat bertelur di dalamnya. Telur wiwik seringkali menyerupai telur inangnya. Anak burung wiwik yang menetas biasanya akan mendorong telur atau anak burung inang keluar dari sarang, sehingga ia mendapatkan semua perawatan dan makanan dari induk angkatnya. 

Perilaku ini merupakan strategi reproduksi yang efektif untuk memastikan kelangsungan hidup keturunannya tanpa harus mengerami telur dan membesarkan anak sendiri.

baca juga

Habitat Burung Wiwik Kelabu

Burung wiwik kelabu merupakan burung yang sangat adaptif dan dapat ditemui di berbagai tipe habitat. Habitat utamanya meliputi daerah terbuka yang memiliki semak-semak, tepi hutan, area pertanian (sawah dan kebun), taman kota, serta hutan sekunder. Burung ini lebih sering terdengar daripada terlihat karena kebiasaannya yang bersembunyi di dalam kerimbunan dedaunan.

Di Indonesia, persebaran Cacomantis merulinus sangat luas. Burung ini dapat ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Burung ini adalah residen, artinya menetap dan tidak melakukan migrasi jarak jauh. 

Kepadatannya cukup tinggi di daerah-daerah dengan vegetasi yang cukup lebat dekat dengan permukiman atau lahan pertanian. Kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan yang terganggu aktivitas manusia membuat populasinya masih relatif stabil di banyak daerah.

Mitos Siulan Burung Wiwik Kelabu

Dalam budaya masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, suara khas burung Wiwik Kelabu sering dikaitkan dengan berbagai mitos dan pertanda. Suaranya yang khas, berupa siulan berulang dengan nada menurun yang terdengar seperti "uuu...wik-wik-wik" atau "wee-wik-wik", dianggap oleh sebagian orang sebagai firasat atau tanda tertentu. 

Mitos yang paling umum adalah bahwa mendengar suara burung wiwik di sebelah kiri atau pada waktu-waktu tertentu (seperti senja) dianggap sebagai pertanda akan kedatangan tamu, mendapat kabar buruk, atau bahkan kematian. 

Keyakinan ini merupakan bagian dari budaya dan folklore setempat dan tidak memiliki dasar ilmiah. Secara biologis, suara khas tersebut adalah vokalisasi untuk menandai teritori dan memanggil pasangan, terutama selama musim berbiak.

Apa makanan burung wiwik kelabu?

Burung wiwik kelabu adalah hewan insektivora. Makanan utamanya terdiri dari berbagai jenis serangga dan arthropoda lain seperti ulat, belalang, jangkrik, laba-laba, dan larva serangga yang bersembunyi di balik daun atau di tanah. Cara makannya adalah dengan berburu di antara dedaunan dan semak-semak, terkadang menangkap serangga yang sedang terbang.

Mengenai status perlindungan, Burung Wiwik Kelabu (Cacomantis merulinus) tidak tercantum dalam daftar satwa yang dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. 

Meskipun demikian, hilangnya habitat akibat alih fungsi lahan tetap menjadi ancaman potensial bagi populasi burung ini dalam jangka panjang. Perannya sebagai pemangsa serangga juga menjadikannya bagian penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, termasuk di area pertanian.

Burung wiwik kelabu (Cacomantis merulinus) adalah bagian dari keanekaragaman hayati Indonesia yang memiliki ciri khas baik dari segi morfologi, perilaku reproduksi yang unik, serta vokalisasi yang melatari berbagai mitos di masyarakat. 

Sebagai burung insektivora yang adaptif, perannya dalam mengendalikan populasi serangga sangat penting. Meski tidak termasuk dalam kategori dilindungi, kelestariannya tetap bergantung pada ketersediaan habitat yang mendukung.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.