eklin amtor de fretes dongeng damai youth interfaith peace camp maluku - News | Good News From Indonesia 2025

Eklin Amtor de Fretes: Dongeng Damai, Youth Interfaith Peace Camp Maluku

Eklin Amtor de Fretes: Dongeng Damai, Youth Interfaith Peace Camp Maluku
images info

Eklin Amtor de Fretes: Dongeng Damai, Youth Interfaith Peace Camp Maluku


Eklin Amtor de Fretes lahir dan besar di Ambon, Maluku. Ia tumbuh di tengah bayang-bayang konflik antaragama yang meletus pada tahun 1999, yang membuat banyak anak kecil kehilangan rasa aman.

Sebagai penyintas, ia merasakan trauma serta dampak segregasi wilayah. Pengalaman pahit itu memicu tekadnya untuk memastikan generasi berikutnya tidak lagi mewarisi cerita permusuhan.

Youth Interfaith Peace Camp

Untuk mewujudkan misinya, pada tahun 2017 Eklin mendirikan Youth Interfaith Peace Camp, sebuah kamp perdamaian lintas iman di Maluku. Program ini mengajak 90 pemuda dari berbagai latar agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, hingga komunitas adat Nuaulu untuk berkegiatan bersama dan berdialog tentang toleransi.

Melalui permainan, diskusi, dan kegiatan seni, Eklin membangun jembatan antarkomunitas serta menumbuhkan rasa saling menghargai.

Kamp ini menjadi ruang aman bagi anak muda untuk menyuarakan harapan akan kerukunan. Eklin menggandeng tokoh agama dan pemerintah dalam menyusun materi agar setiap peserta merasakan dukungan penuh. Keterlibatan berbagai pihak memperkuat pesan bahwa perdamaian adalah tanggung jawab bersama.

Dongeng Damai: Mendongeng untuk Menyembuhkan Luka

Setelah melihat dampak Youth Interfaith Peace Camp, Eklin menyadari pentingnya menanamkan nilai perdamaian sejak dini. Ia kemudian menginisiasi program Dongeng Damai pada 2019. Program ini adalah tur mendongeng keliling sekolah dan komunitas, menggunakan cerita fabel yang disisipi pesan toleransi.

Eklin memerankan karakter boneka bernama Dodi dan menggunakan teknik ventriloquism (suara perut) untuk menarik perhatian anak-anak.

Dongeng menjadi bahasa universal yang mampu menjangkau hati anak-anak tanpa beban melalui alur cerita yang menarik, ia mengajarkan bahwa perbedaan adalah kekayaan. Kegiatan ini tak hanya hiburan, tetapi terapi kolektif yang membantu menyembuhkan trauma konflik.

Eklin juga membentuk Belajar di Rumah Dongeng Damai, sebuah sekolah informal yang memberikan pelajaran bahasa Inggris, bahasa Jerman, dan seni.

Kelas-kelas ini rutin diadakan di rumahnya di Ambon, dan bertujuan meningkatkan literasi sekaligus memperkenalkan budaya lain. Para peserta diajak membuat karya seni dan belajar bahasa melalui cerita Eklin berharap anak-anak Maluku dapat mendongeng dalam berbagai bahasa.

Jalan Merawat Perdamaian

Kesuksesan programnya membuat Eklin tak berhenti berinovasi. Ia membentuk Jalan Merawat Perdamaian (JMP), tim relawan yang membantu menjalankan berbagai kegiatan. Tim ini terdiri dari para pendeta muda, aktivis, mahasiswa, dan guru yang berkomitmen memperluas pesan perdamaian ke desa-desa terpencil di Maluku.

Selain mendongeng, Eklin mengadakan pelatihan bahasa asing, penerbitan buku dongeng, dan kampanye literasi perdamaian. Ia menggandeng komunitas seni untuk menggelar pentas boneka keliling, serta berkolaborasi dengan perpustakaan daerah untuk menghadirkan sudut dongeng di taman baca.

Pengakuan & Penghargaan

Dedikasi Eklin yang konsisten dalam mempromosikan toleransi dan literasi melalui dongeng tidak luput dari perhatian. Pada 2020, ia menjadi salah satu penerimaApresiasi SATU Indonesia Awards dari PT Astra International di bidang pendidikan.

Dalam daftar resmi penerima, ia tercatat sebagai pendongeng kreatif untuk anak Maluku. Penghargaan tersebut memvalidasi bahwa pergerakan berbasis cerita mampu memberi dampak sosial yang nyata.

Pengakuan lain datang dari pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat. Eklin diundang menjadi pembicara di berbagai seminar dan festival literasi, membagikan pengalamannya sebagai penyintas konflik yang menggunakan seni sebagai alat rekonsiliasi.

Ia juga aktif di media sosial, terutama Instagram, untuk membagikan aktivitas Dongeng Damai serta mengajak anak muda terlibat.

Dampak dan Harapan

Program-program Eklin telah menjangkau ratusan anak dan pemuda di Ambon serta desa sekitar. Banyak peserta Youth Interfaith Peace Camp yang kini menjadi fasilitator baru, melanjutkan semangat toleransi di komunitas mereka.

Anak-anak yang mengikuti Dongeng Damai menunjukkan minat lebih besar untuk berdiskusi tentang budaya dan agama berbeda, serta menjadi lebih percaya diri dalam bercerita.

Meskipun demikian, tantangan masih ada. Minimnya akses ke literatur dan fasilitas pendidikan di daerah konflik, serta keterbatasan pendanaan, membuat sebagian program berjalan secara swadaya.

Eklin berharap dukungan dari masyarakat dan pemerintah untuk memperluas jangkauan Dongeng Damai ke seluruh kepulauan Maluku. Selain itu, ia bercita-cita membangun Rumah Dongeng permanen sebagai pusat edukasi dan seni untuk anak-anak Maluku.

baca juga

Kisah Eklin Amtor de Fretes mengingatkan kita bahwa perdamaian adalah proses yang harus diperjuangkan terus-menerus. Dengan mengangkat senjata cerita dan boneka, ia menanamkan benih toleransi di hati generasi muda.

Youth Interfaith Peace Camp, Dongeng Damai, dan Jalan Merawat Perdamaian bukan sekadar program, melainkan gerakan kolaboratif untuk masa depan Ambon yang harmonis.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IW
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.