syahrul awalludin sidiq pencetus becak listrik untuk tukang becak jogja - News | Good News From Indonesia 2025

Syahrul Awalludin Sidiq, Pencetus Becak Listrik untuk Tukang Becak Jogja

Syahrul Awalludin Sidiq, Pencetus Becak Listrik untuk Tukang Becak Jogja
images info

Syahrul Awalludin Sidiq, Pencetus Becak Listrik untuk Tukang Becak Jogja


Bentang jalan-jalan di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi saksi kehadiran becak yang sejak lama menjadi identitas kota. Kendaraan beroda tiga ini mengantarkan wisatawan menjelajahi Malioboro dan sudut-sudut kampung.

Namun, di balik romantisme, pengayuh becak menghadapi tantangan berat. Kehadiran kendaraan bermotor membuat persaingan semakin ketat, sementara tenaga yang diperlukan untuk mengayuh armada besar semakin menguras tenaga. Polusi dari becak bermotor juga menjadi isu lingkungan.

baca juga

Untuk menjawab tantangan tersebut, muncul gagasan becak listrik dengan konsep sosial movement. Gagasan ini menempatkan pengayuh sebagai pusat perubahan dengan memodernisasi becak sehingga tetap ramah lingkungan dan mampu meningkatkan pendapatan.

Konsep ini tercatat dalam daftar penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 bidang teknologi, di mana Syahrul Awalludin Sidiq dari Daerah Istimewa Yogyakarta mengusung “Becak Listrik dengan Konsep Sosial Movement untuk Penunjang Ekonomi Tukang Becak”. Ide tersebut dirancang sebagai gerakan sosial yang melibatkan pengayuh becak, pemerintah daerah, dan komunitas lingkungan untuk menciptakan armada becak listrik yang aman dan efisien.

Syahrul Awalludin Sidiq bukan orang baru dalam dunia kendaraan listrik. Melalui perusahaannya, Astrobike, ia mempromosikan sepeda listrik sebagai masa depan transportasi perkotaan. Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan bahwa sepeda listrik adalah bagian dari masa depan transportasi perkotaan dan ingin membantu masyarakat beralih ke kendaraan yang ramah lingkungan dan hemat biaya.

Pandangannya diperkuat lewat kerja sama dengan perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan teknologi, sebagaimana terlihat dari nota kesepahaman antara Astrobike dan Universitas Ahmad Dahlan untuk pengembangan riset dan edukasi. Pemikiran tersebut menjadi dasar untuk mendorong becak listrik sebagai solusi berkelanjutan.

Model becak listrik yang diinisiasi dalam gerakan sosial ini mengadopsi teknologi motor listrik pada rangka becak tradisional. Inspirasi datang dari proyek “Broom” atau Becak Stroom, karya komunitas Jogja Lebih Bike bersama Astrobike. Becak Stroom menggunakan mesin listrik yang mampu menempuh jarak sekitar 30 kilometer dalam satu kali pengisian daya.

Pengisian baterai dapat dilakukan di rumah dengan soket listrik biasa. Inisiatif ini berangkat dari kepedulian terhadap lingkungan dan permintaan masyarakat akan becak ramah lingkungan. Pencetusnya berharap produk serupa dapat diproduksi massal agar lebih banyak pengayuh terbantu.

baca juga

Upaya modernisasi becak juga mendapat dukungan dari pemerintah. Pemerintah Kota Yogyakarta mengganti becak bermotor (bentor) di kawasan Malioboro dengan becak kayuh listrik. Program ini dimulai sejak 2023 dengan produksi 50 unit dan berlanjut 40 unit pada 2024, serta rencana 50 unit tambahan pada 2025.

Setiap becak listrik ini menelan biaya sekitar Rp50 juta dan merupakan bagian dari upaya menjaga kawasan sumbu filosofi yang diakui UNESCO sebagai kawasan rendah emisi. Pengayuh becak yang telah mencoba kendaraan ini mengakui keuntungan seperti laju yang lebih ringan, mudah digunakan di tanjakan, dan biaya operasional yang rendah.

Pemerintah juga menyiapkan stasiun pengisian daya dan mendorong pengayuh untuk beralih, meski masih membutuhkan sosialisasi intensif dan pelatihan perawatan.

Konsep gerakan sosial dalam becak listrik terwujud melalui kolaborasi berbagai pihak. Pengayuh becak dilibatkan dalam desain kendaraan agar sesuai kebutuhan sehari-hari. Lembaga keuangan lokal menawarkan skema kredit ringan agar pengayuh dapat memiliki becak listrik tanpa beban berat.

Komunitas sepeda listrik dan pegiat lingkungan turut menggalang dukungan publik melalui kampanye bertajuk “Becak Listrik untuk Yogyakarta Bersih” yang menekankan manfaat kesehatan dan wisata. Dengan cara ini, transisi menuju becak listrik tidak hanya menjadi proyek teknologi, tetapi juga gerakan kolektif yang membawa perubahan budaya.

Pengakuan dari SATU Indonesia Awards 2024 menjadi tonggak penting bagi Syahrul dan timnya. Penghargaan tersebut menandai bahwa inovasi becak listrik tidak sekadar menawarkan solusi teknis, tetapi juga menjawab persoalan ekonomi pengayuh dengan mengajak masyarakat berpartisipas

. Ke depan, mereka berharap model ini dapat diterapkan di kota lain yang masih menggunakan becak sebagai alat transportasi wisata. Dengan menghadirkan kendaraan yang lebih nyaman dan bersih, wisatawan diharapkan semakin tertarik menggunakan becak, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan pengayuh.

Gerakan becak listrik berbasis sosial movement merupakan contoh nyata bagaimana teknologi dapat berpadu dengan nilai-nilai budaya. Yogyakarta memulai langkah signifikan untuk menjaga warisan becak sekaligus menyesuaikan diri dengan tuntutan era hijau.

Dukungan dari pemerintah, perusahaan seperti Astrobike, komunitas, dan pengayuh becak menunjukkan bahwa perubahan hanya akan terjadi jika semua pihak terlibat. Syahrul Awalludin Sidiq, melalui gagasan ini, memberikan inspirasi bahwa inovasi yang berfokus pada pemberdayaan komunitas dapat menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang luas.

Dengan terus memperkuat kolaborasi dan memperluas jangkauan program, becak listrik berpotensi menjadi ikon baru Yogyakarta yang selaras dengan semangat keberlanjutan.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IW
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.