daripada tegang tegang amat mari romantisasi kegiatan membaca - News | Good News From Indonesia 2025

Daripada Tegang-Tegang Amat! Mari Romantisasi Kegiatan Membaca

Daripada Tegang-Tegang Amat! Mari Romantisasi Kegiatan Membaca
images info

Daripada Tegang-Tegang Amat! Mari Romantisasi Kegiatan Membaca


Siapa yang dengar kata “buku” bawaannya malah serius? Mungkin, karena sejak kecil Kawan berkenalan dengan buku lewat cara-cara yang tidak menyenangkan. Jadinya, membaca dianggap sebagai kegiatan yang membosankan. Bukan untuk menghibur, apalagi untuk merenungi kehidupan.

Nah, kalau merasa demikian, hayuk berkenalan kembali dengan buku lewat cara-cara yang lebih romantis. Bagaimana caranya?

baca juga

1. Sebelum Memulai, Buatlah Ritual Sederhana

Segala sesuatu yang khusyuk itu butuh persiapan, maka dari itu buatlah ritual favorit sebelum membaca. Misalnya, sebelum membaca, Kawan boleh mencari tempat yang paling comfy, seperti di beranda sembari melihat yang hijau-hijau, atau di penghujung malam saat lampu sudah mulai temaram.

Sembari membaca, Kawan boleh memilih untuk ditemani dengan secangkir kopi atau seutas lagu instrumental untuk merelakskan tubuh.

Namun, ritual ini tidak harus selalu sama. Terkadang, jika buku yang dibaca cukup berat, Kawan bisa memilih tempat yang lebih formal, seperti meja kerja, agar bisa mendapatkan vibes “belajar”-nya.

Intinya, sesuaikan ritual Kawan dengan mood dan jenis bacaan yang sedang dibaca. Jadi, apa nih ritual favorit Kawan sebelum membaca?

2. Seperti Berkenalan dengan Seseorang, Membaca Juga Butuh PDKT

Proses membangun kebiasaan membaca tidak hanya sekadar mengambil buku yang ada lalu membacanya hingga tuntas, melainkan ada proses panjang yang perlu dinikmati untuk mengetahui: Jenis bacaan apa yang membuat saya excited? Jenis bacaan apa yang membuat saya penasaran dan bertumbuh? Media apa yang membuat saya nyaman membaca? Buku fisik atau digital? Waktu yang paling baik untuk membaca? Pagi, siang, atau malam? Dan masih banyak lagi.

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas tidak memiliki rumus pasti yang bisa ditiru dari orang lain, maka dari itu, tidak ada tips kilat nan baku yang bisa kita ikuti. Yang terpenting, dalam proses mencari jawaban, akan ada kejutan-kejutan yang makin membuatmu mengenal diri dan jatuh cinta dengan aktivitas membaca. Jadi, sudah sejauh mana nih PDKT-mu dengan buku?

3. Anggap Buku Selayaknya Teman Bertumbuh

Misalnya, buku “Self Improvement” sebagai kawan pengingat untuk melihat kebiasaan hidup yang perlu diperbaiki. Buku “Slice of Life” sebagai kawan refleksi dalam memaknai kehidupan. 

Buku “Fiksi” sebagai kawan yang mengajarkanmu untuk lebih peka dan berempati terhadap sekitar. Bahkan, buku-buku pengetahuan dapat menjadi kawan intelektual yang bisa memberimu beragam perspektif.

Anggaplah buku sebagai kamus kehidupan yang bisa saja dibuka kembali saat kita menghadapi kesulitan atau saat butuh teman berdiskusi dalam kesunyian. Karena sesungguhnya, buku adalah kawan yang “datang dan perginya” meninggalkan jejak yang bermakna.

4. Buatlah Tujuan yang “Mudah” Tetapi “Menyenangkan”

Namun, membangun kebiasaan membaca bukan berarti memaksakan tujuan yang tidak realistis. Bahkan, hal ini terkadang membuat kita berhenti di tengah jalan. 

Maka dari itu, jika hari ini kita larut membaca hingga 50 halaman, bukan berarti besoknya kita harus mematok target yang sama. Inti dari membaca adalah memperoleh makna dari apa yang kita baca.

Kita harus tahu kapan rasa “cukup” itu tiba dan ini sepenuhnya bergantung dari kondisi energi dan emosional kita di hari tersebut. Jadi, daripada memusingkan target-target itu, buatlah kegiatan membaca sebagai kegiatan yang membebaskanmu untuk jadi diri sendiri.

baca juga

5. Gandakan Kebahagiaan dengan Berbagi!

Selain menjadi arsip bacaan yang bisa dikunjungi kapan saja, berbagi bacaan juga membuat Kawan bisa berbagi segala hal yang diperoleh dalam proses membaca, seperti emosi, pikiran, hingga makna yang membekas di benak Kawan. Selain itu, dengan berbagi, Kawan juga bisa memperoleh insights dan rekomendasi bacaan baru dari para pembaca lainnya. Kapan lagi niatnya ingin berbagi, malah memperoleh lebih banyak?

Salah satu contoh fenomena perbukuan yang sedang ngetren adalah munculnya para Bookstagram yang aktif merekomendasikan bacaaan dan menyuarakan isu-isu literasi di Indonesia. Kehadiran mereka menjadi angin segar bagi dunia perbukuan agar dapat menyebarkan semangat membaca bagi masyarakat yang lebih luas.

Jadi, daripada menganggap membaca sebagai kegiatan yang kaku nan membosankan, mari kita berkenalan kembali dengan cara-cara yang lebih menyenangkan, bahwa membaca adalah kegiatan yang bisa kita romantisasi dan buku adalah kawan bertumbuh yang akan selalu setia menemani dalam kesunyian. Jadi, selamat membaca kehidupan!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.