Musim penghujan tiba, genangan air di mana-mana, sampah menumpuk membusuk, bayi balita bermain apa saja, tak di awasi. Nyata di sudut ruang yang bisu, tiada orang yang tahu, parasit Plasmodium mengintai siapa saja terutama kalangan bayi, balita dan ibu hamil. Siap merenggut nyawa mereka.

Ilustrasi nyamuk Malaria (unplash.com/Wolfgang Hasselamann)
Data 2024 mengabarkan, dari 84 negara endemis Malaria, di antaranya adalah Indonesia. Setahun yang lalu tercatat 443.530 kasus Malaria. Salah satunya menjangkit masyarakat Lampung.
Bila telah terpapar, hanya pengobatan yang bisa diupayakan, perihal kembali sehat atau wafat Wallahu a'lam. Namun, siapa yang menginginkan sakit dan menyudahi hidup yang masih banyak kebaikan untuk dilakukan? Tak ada.
Upaya pencegahan yang sistematis dan konsisten perlu digalakkan. Dari sinilah, lima mahasiswa Universitas Lampung menyumbangkan aksi nyata sebagai bukti peduli kesehatan masyarakat.
Program BOM Passion: Langkah Nyata dari Edukasi hingga Evaluasi

Potret pengenalan BOM Passion kepada masyarakat | Instagram BOM Passion
Adalah Angga Hendro Priyono, Muhammad Yogi Maryadi, Achmad Agus Purwanto, Rizky Arif Prasetyo, dan Isma Fadlilatus Sa’diyah di bawah dosen pembimbing, Dr. Dyah Wulan SRW, SKM., M.Kes, menggagas program yang bernama BOM PASSION (Bank for Malaria Eradication: Program Cerdas Berbasis Five Level Prevention).
Sejak berdirinya (2017), program ini berupaya mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat dalam eradikasi malaria. Mereka melakukan sosialisasi kepada masyarakat dari desa ke desa. Mereka mengajak masyarakat untuk menjadi Agen Bank for Malaria Eradication (BOM). Untuk bersama-sama melakukan pencegahan Malaria.
Lebih lanjut, mereka mengadakan kegiatan pelatihan, penyuluhan, simulasi, dan sharing tentang malaria. Tak lupa mengadakan evaluasi sebagai bentuk pembelajaran berkelanjutan.
Inovasi Lapangan: Budidaya Ikan hingga Apusan Darah

Potret pelatihan dan penyuluhan Sediaan Apusan Darah | Instagram BOM Passion
Melihat tingginya kasus Malaria di Lampung saat itu, mereka tak lagi bisa diam, pada tahun itu dengan segera mereka melakukan pelatihan dan penyuluhan Sediaan Apusan Darah di Balai Desa Sukajaya Lempasing, Kabupaten Pesawaran dengan pemateri Achmad Agus Purwanto dan Dr. dr. Jhon Fatriyadi Suwandi, S.Ked., M. Kes.
Berbagai inovasi ia pikirkan untuk direalisasikan. Salah satu inovasi menarik yang mereka realisasikan dalam program ini adalah pelatihan budidaya ikan nila di kolam atau genangan air. Ikan nila dikenal efektif memangsa jentik nyamuk, sehingga menjadi cara alami untuk mengendalikan penyebaran malaria.
Tak hanya itu, mereka mengadakan edukasi program bank sampah dan pemasangan kelambu. Sampah yang menjadi rumah berkembang biaknya parasit Plasmodium itu, kalau tidak mendapatkan perhatian khusus, maka bersiap saja parasit itu membunuh masyarakat setempat melalui virus yang ditularkannya. Untuk pemasangan kelambu sendiri, masih banyak masyarakat yang belum tahu pentingnya pemasangan kelambu sebagai bentuk pencegahan tertularnya virus Malaria. Masih banyak di antara mereka pula yang tidak tahu cara memasang kelambu dengan benar.
Melalui edukasi ini, diharapkan masyarakat semakin peduli akan isu kesehatan dan senantiasa mau menjaga pola hidup bersih dan sehat
Prinsip Five Level Prevention: Pencegahan Tersistematis

Prinsip Five Level Prevention | Dokumentasi pribadi
Suatu program akan kuat menempuh perjalanan dengan adanya prinsip yang dipegang. Begitu pula BOM Passion. Berlandaskan lima prinsip pencegahan, pijak kaki program ini kuat menapaki bumi untuk turut menurunkan kasus Malaria di Indonesia berawal dari kasus yang merebak di tempat tinggalnya.
Health Promotion, melalui prinsip inilah kelima mahasiswa itu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. Dari masyarakat yang teredukasi, mereka akan bisa menjaga dan merawat diri. Melalui hidup bersih dan sehat, mereka terhindar dari penularan virus Malaria.
General and Specific Protection, prinsip yang menjunjung tinggi asas perlindungan diri dari gigitan nyamuk dengan mengajak mereka menjaga kebersihan lingkungan.
Bagi mereka yang telah terpapar Malaria, maka ada prinsip yang bernama Early Diagnosis and Prompt Treatment. Prinsip ini bergerak melakukan deteksi dini dan penanganan cepat bagi penderita malaria.
Nah, lebih lanjut lagi program ini memiliki prinsip Disability Limitation yaitu tindakan dan penyembuhan kepada mereka yang mengalami komplikasi atau kecacatan akibat infeksi malaria berat.
Setelahnya, melalui prinsip Rehabilitation, mereka berupaya mngembalikan kondisi kesehatan dan produktivitas masyarakat pasca terpapar penyakit.
Prinsip ini memastikan bahwa pencegahan dan penanganan malaria dilakukan secara sistematis dan konsisten.
Harapan dan Dampak Nyata: Indonesia Bebas Malaria
Tak ada yang menyangka bahwa aksi nyata mereka dikenal banyak orang di luar sana setelah meraih apresiasi Satu Indonesia Award (SIA) tahun 2021 di bidang kesehatan.
Melalui program BOM Passion, para mahasiswa ini berharap dapat membentuk kader-kader masyarakat yang tangguh dan peduli kesehatan lingkungan. Mereka akan menjadi garda terdepan dalam upaya pemberantasan malaria di daerah endemis.
Lebih dari itu, program ini diharapkan menjadi inspirasi nasional bahwa inovasi dan kepedulian dari anak muda dapat membawa perubahan besar bagi masyarakat. Dengan kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah, cita-cita Indonesia bebas malaria bukan lagi mimpi, tetapi tujuan yang nyata untuk diwujudkan.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News