taman ismail marzuki dulu dan kini - News | Good News From Indonesia 2025

Taman Ismail Marzuki Dulu dan Kini

Taman Ismail Marzuki Dulu dan Kini
images info

Taman Ismail Marzuki Dulu dan Kini


Di tengah hiruk-pikuk Jakarta, ada satu tempat yang sejak dulu menjadi saksi hidup perjalanan seni ibu kota, Taman Ismail Marzuki. Dulu, tempat tersebut hanyalah ruang sederhana bagi para seniman menampung mimpi dan karyanya. Kini, wajahnya berubah menjadi modern, menjadi rumah bagi kreativitas tanpa batas. 

Sejarah Berdirinya Taman Ismail Marzuki

Sejak diresmikan pada 10 November 1968 oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki atau yang lebih dikenal dengan sebutan TIM telah menjadi simbol kebebasan berekspresi dan kreativitas warga ibu kota.

Melansir dari laman Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, kawasan ini dibangun di atas lahan bekas Kebun Binatang Cikini dan Taman Raden Saleh seluas sekitar delapan hektar diJalan Cikini Raya No. 73, Menteng, Jakarta Pusat.

Taman Ismail Marzuki lahir dari gagasan Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, yang ingin menghadirkan ruang kesenian terpadu di tengah Jakarta. Ia menamai tempat ini untuk mengenangIsmail Marzuki, komponis besar yang menciptakan lagu-lagu perjuangan seperti Halo, Halo Bandung dan Rayuan Pulau Kelapa.

Sejak saat itu, TIM menjadi pusat berbagai kegiatan budaya — dari pertunjukan teater, konser musik, pameran lukisan, hingga diskusi sastra. Banyak tokoh penting seperti Rendra, WS Rendra,Arifin C. Noer, hingga Goenawan Mohamad yang pernah menapaki panggung ini.

baca juga

Fasilitas dan Akses Menuju Taman Ismail Marzuki

Kini, wajah Taman Ismail Marzuki tampil lebih modern namun tetap mempertahankan ruh seninya. Hasil revitalisasi yang rampung pada tahun 2022 membuat kawasan ini lebih nyaman bagi pengunjung.

Area ini kini memiliki planetarium yang diperbarui, teater besar dan kecil, galeri seni, gedung pertunjukan Graha Bhakti Budaya, hingga Perpustakaan Jakarta yang jadi tempat favorit belajar dan membaca.

TIM buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 22.00 WIB, dan masyarakat dapat berkunjung tanpa biaya masuk. Untuk dapat berkunjung ke area Taman Ismail Marzuki khususnya memasuki ruang perpustakaan Kawan dapat melakukan registrasi via aplikasi Jaklitera dan mengisi data diri. 

Akses menuju TIM juga mudah dijangkau: Apabila menggunakan layanan Commuter Line, Kawan dapat berhenti di stasiun Cikini. Dari Stasiun Cikini, cukup berjalan kaki sekitar 5–10 menit. Banyak transportasi umum seperti TransJakarta rute 5C dan 6A yang berhenti di sekitar area. Pengunjung juga dapat menggunakan kendaraan pribadi karena tersedia area parkir yang luas. Selain itu, tersedia area publik terbuka dengan kursi — tempat yang nyaman untuk membaca, berdiskusi, atau sekadar menikmati udara sore Jakarta.

baca juga

Kegiatan Seni dan Lomba di Taman Ismail Marzuki

Sebagai rumah bagi para seniman, Taman Ismail Marzuki tidak pernah sepi dari berbagai kegiatan seni dan budaya. Kawasan ini menjadi tempat penyelenggaraan pementasan teater, pameran seni, seminar mengenai karya seni dan sastra, pameran literasi, festival buku dan masih banyak lagi. Tak hanya bagi seniman profesional, TIM juga membuka ruang bagi masyarakat umum yang ingin berkarya atau menampilkan hasil kreativitasnya.

Selain kegiatan seni, TIM secara rutin mengadakan beragam lomba dan kompetisi, seperti lomba pembacaan puisi, penulisan esai, penulisan cerpen, musikalisasi puisi, kritik sastra, fotografi, dan sayembara seni rupa. Ajang-ajang ini bertujuan untuk menggali potensi kreatif generasi muda sekaligus memperkuat ekosistem seni di Jakarta. Informasi ini bisa Kawan dapat pada lama instagram resmi TIM. 

Melalui berbagai kegiatan dan lomba yang digelar, Taman Ismail Marzuki terus membuktikan dirinya sebagai pusat kebudayaan yang hidup — tempat di mana seni, kreativitas, dan masyarakat bertemu dalam satu ruang inspiratif.

Dari masa ke masa, TIM membuktikan bahwa seni bukan hanya milik kalangan tertentu, melainkan ruang bersama untuk tumbuh dan berekspresi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.