Mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satu amanat yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Artinya pendidikan menjadi salah satu hal yang mesti bisa dinikmati oleh setiap warga negara Indonesia.
Meskipun demikian, kondisi yang terjadi bisa berbeda dari apa yang diharapkan. Masih ada saja anak-anak dalam lingkungan masyarakat yang belum mendapatkan pendidikan layak untuk bekal di masa yang akan datang nantinya.
Banyak hal yang bisa menyebabkan permasalahan ini terjadi. Keterbatasan kemampuan ekonomi dari keluarga si anak sering kali menjadi salah satu kendala yang banyak dijumpai dan membuat dirinya tidak bisa mendapatkan pendidikan yang baik.
Fenomena ini pula yang mendorong Rusmawati untuk menjalankan Sanggar Belajar Anak beberapa tahun silam. Dirinya menjalankan sanggar ini di daerah pesisir Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Bagaimana kisah dan kontribusi Rusmawati lewat Sanggar Belajar Anak yang dia jalankan di sana?
Kontribusi Rusmawati lewat Sanggar Belajar Anak
Disitat dari E-booklet 14th SATU Indonesia Awards 2023, kemiskinan menjadi salah satu permasalahan yang ada di wilayah pesisir Serdang Bedagai beberapa tahun silam. Kondisi ini banyak dialami oleh masyarakat yang tumbuh di daerah perkampungan nelayan tersebut.
Akibatnya banyak anak-anak yang putus sekolah di daerah tersebut karena keterbatasan ekonomi dari keluarga mereka. Hal ini tentu menjadi permasalahan jika dibiarkan berlarut begitu saja.
Menanggapi situasi tersebut, Rusmawati, salah satu aktivis dari Hapsari tergerak untuk mengatasi permasalahan yang tengah terjadi di daerah pesisir Serdang Bedagai. Untuk menanggapi hal tersebut, Rusmawati bersama teman-temannya dari Serikat Petani Pesisir dan Nelayan (SPPN) berinisiatif untuk mendirikan sebuah wadah yang dia beri nama Sanggar Belajar Anak.
Seperti namanya, sanggar bentukan Rusmawati ini bisa menjadi wadah sekaligus bagi kesempatan bagi anak-anak yang ada di daerah pesisir Serdang Bedagai untuk kembali mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan demikian, mereka masih memiliki bekal berharga untuk menyongsong kehidupan di masa depan nantinya.
Keterbatasan ekonomi dari keluarga murid tidak menjadi kendala bagi Rusmawati dalam menjalankan Sanggar Belajar Anak. Dirinya hanya mengenakan biaya sekolah yang relatif murah, yakni sekitar Rp8 ribu hingga Rp10 ribu per bulannya bagi para siswa.
Untuk operasional Sanggar Belajar Anak, Rusmawati mendapatkan pendanaan dari berbagai pihak, seperti Hapsari yang menjadi organisasi induk SPPN. Selain itu, ada juga bantuan dari lembaga asing yang turut membantu operasional sehari-hari Sanggar Belajar Anak.
Manfaat bagi Orang Tua
Kehadiran Sanggar Belajar Anak tidak hanya memberikan manfaat bagi anak-anak saja. Sebab para orang tua dan wali murid juga merasakan manfaat dari kehadiran sanggar tersebut.
Lewat Sanggar Belajar Anak, Rusmawati juga mendorong para orang tua dan wali murid, khususnya ibu-ibu untuk berlatih berorganisasi. Selain itu, para orang tua ini juga dilatih untuk berdiskusi tentang berbagai isu yang dekat dengan kondisi yang tengah terjadi, seperti perempuan, ekonomi, sosial, dan lainnya.
Berkat wadah ini, para orang tua juga berkelompok mengelola pinjaman lunak. Pinjaman ini nantinya digunakan untuk mengembangkan potensi lain yang bisa dimaksimalkan di sana, seperti beternak, berkebun, hingga membuat ikan asin.
Apresiasi SATU Indonesia Awards 2011
Kontribusi Rusmawati lewat Sanggar Belajar Anak berhasil mengantarkan dirinya menjadi salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2011 silam. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa hadirnya Sanggar Belajar Anak bisa memberikan dampak luas, khususnya bagi masyarakat yang ada di pesisir Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
