Pendidikan Papua Selatan bangkit kembali setelah kedatangan Kak Diana Christiana di Kampung Atti, Kabupaten Mappi. Kawan GNFI bisa coba bayangkan jika murid setara kelas 6 (sekolah dasar) belum bisa membaca dan menghitung? Ya, inilah kenyataan pahit yang harus ditelan dan dihadapi oleh anak-anak di Papua.
Namun, di tahun 2018 asa itu mulai muncul kembali di benak anak-anak di daerah Kampung Atti, saat mereka menerima dengan hangat kedatangan guru yang sangat passionate di bidangnya, Diana Cristiana Dacosta Ati namanya. Kak Diana adalah seorang Guru Penggerak Daerah Terpencil yang dipilih untuk mengabdikan diri di satu-satunya SD (Sekolah Dasar) di kampung tersebut.
Hal yang perlu diketahui lebih lanjut Adalah kampung Atti dihuni sebanyak 200 keluarga tetapi banyak diantara anak seusia sekolah seringkali kedapatan untuk membantu orang tuanya di hutan. Jauh sebelum Kak Diana datang, kegiatan belajar-mengajar telah lama terhenti dikarenakan guru dari luar sudah jarang datang.
Keadaan sulit mengakibatkan mereka hanya mempunyai 3 kelas sederhana. Tidak hanya itu, dikarenakan kurangnya fasilitas sampai-sampai murid-murid SD Negeri Atti harus duduk di lantai saat jam belajar-mengajar berlangsung.
Dengan kegigihan dan ketabahannya, hari demi hari Kak Diana Jalani dengan penuh dedikasi serta semangat untuk mengajar malaikat-malaikat kecil di Papua Selatan ini. Pengajaran dasar mengenai literasi/cara membaca, menghitung atau penghitungan, dan a sense of nationalism (pengetahuan dasar nasionalisme) Kak Diana coba terus tanamkan dalam pembelajarannya.
(Astra International Tbk Website — Astra International Tbk)
Perjuangannya Kak Diana di Kampung Atti pada akhirnya membuahkan hasil, dampak positif mulai banyak bermunculan. Hal tersebut dibuktikan dari bertambah naiknya jumlah murid di SD Negeri Atti yang semakin lama semakin bertambah, yang sebelumnya hanya berjumlah 65 mereka bertumbuh dengan pesat menjadi 85 murid.
Kemajuan Pendidikan di Kampung Atti juga dapat dilihat dari sisi bertambah banyaknya anak-anak yang sekarang mampu untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMP (Sekolah Menengah Pertama). 24 anak dengan sukses memasuki taraf SMP dan diikuti oleh 14 siswa lainnya pada 2022, memperlihatkan bagaimana kerja keras Kak Diana dalam membimbing mereka.
Perjalanan yang dihadapi oleh beliau sangatlah tidak gampang. Ketekunan dan kecintaannya terhadap Pendidikan dan anak-anak dapat disaksikan dari peran penting yang ia tunjukkan dalam membentuk masa depan anak-anak, bahkan di tempat yang terpencil dan Dimana kehidupan tidak segalanya mudah.
Dari cerita inspiratif Kak Diana yang tulus tanpa berbalas membuat dirinya menjadi salah satu penerima apresiasi satu Indonesia di tahun 2023, bebarengan dengan teman-teman lainnya seperti Kak Theresia Dwiaudina Sari Putri, Reza Permadi, Rengkuh Banyu Mahandaru, dan Alan Efendhi.
Sekilas mengenai Kak Diana, Ia Adalah seorang guru professional yang memutuskan bergelut menjadi guru penggerak daerah terpencil. Sangat mendedikasikan dirinya kepada Masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan Pendidikan, ini tercermin dari bagaimana Kak Diana menuliskan laman tentangnya di web yang Ia miliki. Ia menuliskan “I have developed a deep expertise in adapting national curricula to meet the diverse needs of students in areas with limited access to educational support. I am passionate about contributing to policy development that empowers educators, uplifts communities, and drives long-term educational transformation.” Secarik tulisan tersebut membawa makna yang dalam bagaimana Ia sebagai pengajar ingin membangun komunitas yang lebih bermutu kedepannya.
Untuk kalian yang ingin seperti Kak Diana sekaligus tahu lebih lanjut mengenai apa itu Satu Indonesia Awards, dapat diakses melalui link berikut ini PT Astra Internasional Tbk-SATU Indonesia Awards
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
