Setiap peternak pasti tahu rasanya cemas saat musim kemarau datang. Rumput mulai kering, sawah berubah jadi tanah retak, dan sapi terlihat lesu karena kekurangan pakan hijau.
Di saat seperti itu, banyak peternak kebingungan mencari pakan, dan akhirnya memberi pakan seadanya. Padahal ada cara sederhana untuk mencegah semua itu, yakni dengan membuat silase.
Apa Itu Silase?
Silase itu bisa dibilang pakan hijauan yang diawetkan, mirip seperti orang bikin “acar” dari sayur supaya tahan lama. Bedanya, yang diawetkan di sini adalah pakan ternak. Caranya adalah hijauan segar dipotong, dipadatkan, lalu disimpan dalam tempat tertutup rapat (tanpa udara).
Di dalamnya, hijauan akan “terfermentasi” secara alami dan berubah jadi pakan asam yang justru disukai sapi, kambing, dan domba. Mengapa disukai? Karena silase punya aroma khas seperti tape atau yoghurt, dan teksturnya lembut. Hewan biasanya cepat terbiasa dan malah jadi lahap.
Mengapa Peternak Perlu Tahu Cara Membuat Silase?
Alasan paling sederhana adalah agar ternak tidak kelaparan ketika rumput langka di musim kemarau. Silase bisa disimpan berbulan-bulan, bahkan sampai musim hujan datang kembali. Dengan begitu, peternak bisa:
- Punya stok pakan sepanjang tahun, tanpa panik saat musim kering.
- Menghemat biaya beli pakan, karena bahan silase bisa dari rumput sekitar rumah atau limbah panen.
- Meningkatkan produksi susu dan daging, karena pakan bergizi tetap tersedia.
- Memanfaatkan limbah pertanian, seperti daun jagung, batang sorgum, atau sisa panen yang biasanya dibuang.
Banyak peternak kecil di negara berkembang (termasuk di Asia) sudah mulai membuat silase sendiri karena hasilnya nyata: sapi tetap gemuk atau produksi susunya bagus meski rumput di ladang sudah habis.
Bahan yang Cocok untuk Silase
Sebenarnya hampir semua hijauan bisa dijadikan silase. Namun, yang paling bagus menurut FAO (2020) antara lain:
- Rumput, seperti rumput gajah atau odot
- Jagung, karena hasilnya banyak dan gizinya tinggi.
- Sorgum, cocok untuk daerah kering dan lebih tahan panas.
- Leguminosa seperti alfalfa (lucerne) atau kacang-kacangan, tinggi protein tapi perlu penanganan lebih hati-hati.
Kalau mau hasilnya lebih bagus, bahan bisa dicampur, misalnya 70% rumput dan 30% kacang-kacangan.
Cara Membuat Silase secara Sederhana
Tidak perlu mesin mahal atau lahan luas. Yang penting adalah ketepatan waktu, kebersihan, dan kerapatan. Berikut langkah-langkah mudah menurut FAO yang bisa dilakukan peternak:
- Panen pada Waktu yang Tepat
- Potong rumput saat masih hijau segar, jangan terlalu tua.
- Jagung bisa dipanen saat biji mulai mengeras tapi belum kering (fase adonan).
- Keringkan sebentar di bawah sinar matahari 1–2 jam saja sampai kadar air sekitar 60–70%.
- Cacah atau Potong Kecil
- Potong rumput sekitar 2–3 cm.
- Kalau terlalu panjang, sulit dipadatkan dan mudah busuk.
- Kalau terlalu halus, sapi bisa bosan mengunyah.
- Masukkan ke Tempat Tertutup (Silo)
Gunakan apa saja yang kedap udara:
- Drum bekas air 200 liter,
- Kantong plastik tebal,
- Lubang tanah (silo parit), atau
- Bak beton sederhana.
Isi sedikit demi sedikit sambil diinjak atau ditekan biar padat. Tujuannya supaya udara keluar dan bakteri baik bisa bekerja.
- Tambahkan Molase (opsional)
Siram molase di setiap lapisan jika ada. Ini membantu proses fermentasi lebih cepat dan hasilnya lebih harum.
- Tutup Rapat
Setelah penuh, tutup dengan plastik tebal (minimal 0,1 mm) dan beri pemberat seperti batu atau ban bekas. Pastikan tidak ada celah udara. Biarkan selama 6–8 minggu tanpa dibuka.
Ciri Silase yang Bagus
Begitu dibuka, perhatikan tanda-tandanya:
- Warnanya hijau kekuningan, bukan hitam atau cokelat tua.
- Aromanya asam segar seperti tape, bukan bau busuk.
- Teksturnya lembap tetapi tidak berlendir. Kalau silase berlendir, berjamur, atau berbau busuk, tandanya gagal dan tidak boleh diberikan ke ternak.
Cara Memberikan ke Ternak
- Buka hanya bagian yang akan dipakai 2–3 hari. Jangan dibiarkan terbuka terlalu lama karena bisa jamuran.
- Sapi biasanya butuh waktu 1–2 hari untuk terbiasa dengan bau silase.
- Setelah itu, mereka akan makan lahap, apalagi jika dicampur sedikit tetes tebu atau bekatul.
- Pastikan pakan yang rusak tidak ikut dimakan.
Biasanya sapi perah bisa makan silase 20–25 kg per hari (tergantung ukuran dan produksi susu). Sedangkan sapi potong bisa 10–20 kg per hari.
Keuntungan yang Terasa Langsung
Peternak yang rutin membuat silase akan merasakan perbedaan besar:
- Produksi susu meningkat karena pakan tetap bergizi di musim kemarau.
- Sapi lebih cepat gemuk dan terlihat segar.
- Biaya pakan berkurang drastis, karena tidak perlu beli hijauan dari luar.
- Tidak ada lagi panik saat kemarau datang.
Selain itu, silase juga bisa membantu memanfaatkan lahan dan waktu dengan efisien. Misalnya, setelah panen jagung, lahan bisa langsung ditanami tanaman lain karena batang jagungnya sudah disilasekan, bukan dibiarkan membusuk di ladang.
Bagi peternak kecil, silase bukan teknologi mewah. Ia hanyalah cara cerdas untuk menabung pakan agar ternak tidak kekurangan di musim paceklik. Dengan sedikit tenaga dan bahan sederhana, petani bisa punya cadangan pakan yang bergizi, aman, dan awet.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News