Legenda Ampu Beroyo adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Sumatera Barat. Legenda ini berkisah tentang seorang pemuda bersama keempat sahabatnya yang menyelamatkan seorang putri raja.
Simak kisah lengkap dari legenda Ampu Beroyo dalam artikel berikut.
Legenda Ampu Beroyo, Cerita Rakyat dari Sumatera Barat
Disitat dari buku Ceritera Rakyat Daerah Sumatera Barat, pada zaman dahulu hiduplah seorang pemuda yang bernama Ampu Beroyo. Dia hidup seorang diri tanpa seorang pun yang menemani.
Meskipun demikian, Ampu Beroyo memiliki empat orang teman yang selalu setia bersamanya. Empat orang teman Ampu Beroyo tersebut bernama Si Maling, Si Sumpit, Si Tenung, dan Si Penyelam.
Keempat teman Ampu Beroyo ini memiliki nama yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Si Maling memiliki kemampuan untuk mengambil apa saja dengan muda.
Si Sumpit memiliki kemampuan untuk menyumpit burung yang ada di angkasa. Si Tenung memiliki kemampuan untuk mengetahui berbagai hal yang terjadi dari daerah jauh.
Terakhir, Si Penyelam memiliki kemampuan menyelam yang handal di lautan. Kelima orang ini selalu bersama sejak lama.
Pada suatu hari, Raja Muda yang memerintah daerah tersebut mengadakan sebuah sayembara. Sang raja hendak mencari menantu untuk putrinya, Siti Fatimah.
Ribuan pemuda yang ada di daerah tersebut kemudian berkumpul ke istana kerajaan. Ampu Beroyo beserta keempat sahabatnya juga ikut menghadiri sayembara itu.
Ketika waktu yang ditentukan, sang raja kemudian melepaskan seekor kumbang hitam. Nantinya pemuda yang dihinggapi oleh kumbang tersebut akan dinikahkan dengan Siti Fatimah.
Terpilihlah seorang pemuda yang berasal dari kalangan biasa untuk menikahi Siti Fatimah. Pernikahan kerajaan ini kemudian diatur untuk langsung diadakan keesokan harinya.
Tepat pada hari pernikahan, Siti Fatimah menghilang begitu saja. Raja Muda merasa khawatir dengan keberadaan putrinya tersebut.
Melihat kegaduhan ini, Ampu Beroyo kemudian menghadap kepada sang raja. Dia menawarkan bantuan untuk menemukan Siti Fatimah.
Raja Muda menyetujui permintaan Ampu Beroyo. Dia berjanji akan memberikan hadiah kepada pemuda tersebut jika berhasil menemukan Siti Fatimah.
Ampu Beroyo kemudian meminta Si Tenung untuk melihat keberadaan Siti Fatimah. Ternyata Siti Fatimah tengah berada di negeri seberang, di istana Raja Ali.
Ternyata Raja Ali tidak terima dengan hasil sayembara yang diadakan sebelumnya. Sang raja yang memiliki burak kemudian memutuskan untuk mencuri Siti Fatimah dan membawanya ke kerajaan.
Akhirnya berangkatlah Ampu Beroyo bersama keempat sahabatnya menuju kerajaan tersebut. Sesampainya di sana, Si Maling dengan sigap mencuri Siti Fatimah tanpa seorang pun yang tahu.
Kelima sahabat ini kemudian berlayar bersama Siti Fatimah untuk kembali ke kampungnya. Di istana kerajaan, Raja Ali ternyata menyadari kepergian Siti Fatimah tersebut.
Dia kembali mengutus burak untuk mencuri Siti Fatimah. Dalam sekejap mata, Siti Fatimah kembali hilang dari perahu yang dia naiki.
Ampu Beroyo kemudian melihat burak terbang di langit sambil membawa Siti Fatimah. Tanpa menunggu waktu, Si Sumpit langsung mengarahkan sumpitnya ke burak dan langsung menyumpitnya.
Sumpitan dari Si Sumpit kena tepat sasaran hingga burak kehilangan nyawanya. Siti Fatimah yang terjatuh dari langit langsung tercebur di lautan luas.
Untungnya Si Penyelam dengan sigap langsung menolong sang putri. Akhirnya kelima sahabat ini bisa menjalankan tugas mereka membawa pulang Siti Fatimah dengan baik.
Sesampainya di kampung halaman, kedatangan Ampu Beroyo dan sahabatnya langsung disambut dengan meriah. Pernikahan Siti Fatimah kemudian digelar dengan megahnya.
Raja Muda tidak lupa dengan janji yang dia ucapkan sebelumnya. Ampu Beroyo bersama keempat sahabatnya diberi hadiah atas jasa yang sudah mereka lakukan.
Begitulah kisah dari legenda Ampu Beroyo, salah satu cerita rakyat Sumatera Barat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News