Sungai Musi merupakan salah satu sungai besar yang ada di Palembang, Sumatera Selatan. Konon ada sebuah cerita rakyat dari Sumatera Selatan yang menceritakan tentang legenda asal usul Sungai Musi tersebut.
Simak kisah dari legenda asal usul Sungai Musi ini dalam artikel berikut.
Legenda Asal Usul Sungai Musi, Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan
Dikutip dari buku B. Yass yang berjudul Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan 2, alkisah pada zaman dahulu banyak lanun atau bajak laut yang melintas di daerah Palembang dan sekitarnya. Pada suatu hari, datanglah sekelompok lanun yang berasal dari negeri Cina.
Kelompok lanun ini datang dengan menggunakan tiga perahu layar. Kelompok tersebut dipimpin oleh seorang pemimpin yang bergelar Kapitan.
Kapitan ini merasa tertarik dengan sebuah sungai besar yang ada di Palembang. Apalagi banyak perahu yang lalu lalang di sungai tersebut dengan membawa berbagai macam hasil bumi.
Sang kapitan berpikir bahwa daerah hulu sungai ini adalah daerah yang subur. Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk membawa armadanya pergi berlayar ke daerah hulu.
Kapitan berencana untuk menjadi pembeli tunggal dari hasil bumi itu nantinya. Dengan demikian, dia bisa menjual hasil bumi tersebut di daerah asalnya.
Di sepanjang perjalanan, sang Kapitan bertemu dengan perahu kecil milik warga lokal. Kapitan tersebut memerintahkan anak buahnya untuk berinteraksi dengan warga lokal tersebut.
Mereka saling bertukar barang. Selain itu, sang Kapitan juga mencari informasi terkait asal usul dari hasil bumi yang dibawa warga lokal tersebut.
Dugaan Kapitan ternyata benar. Warga lokal menjelaskan bahwa daerah hulu sungai tersebut sangat subur.
Dari sanalah mereka mendapatkan semua hasil bumi tersebut. Tekad sang Kapitan makin bulat untuk pergi ke sana.
Karena kapal mereka cukup besar, Kapitan memutuskan untuk membeli beberapa perahu kecil milik warga. Tiga kapal layarnya kemudian dibiarkan bersandar di muara sungai itu.
Setelah mendayung sampan selama beberapa waktu, sampailah kelompok lanun ini di daerah hulu. Sang Kapitan kemudian memerintahkan anak buahnya untuk masuk ke kampung serta menjelajah hutan yang ada di sana.
Namun sang Kapitan berpesan agar anak buahnya berperilaku ramah dengan warga lokal. Dengan demikian, mereka bisa bekerja sama dengan baik nantinya.
Ternyata kelompok lanun ini sampai di dataran rendah Gunung Dempo. Di sana tanahnya sangat subur dengan berbagai macam hasil bumi yang melimpah.
Kelompok ini kemudian juga sampai di daerah Muara Enim. Di sana mereka menemukan beberapa lokasi batu bara yang bermunculan di tanah.
Anak buah ini kemudian melaporkan hasil temuannya kepada sang Kapitan. Akhirnya Kapitan memerintahkan anak buahnya untuk membeli hasil bumi sebanyak mungkin dari warga lokal.
Di samping itu, Kapitan juga mengajarkan cara mengolah batu bara kepada warga lokal. Dengan demikian, hubungan mereka makin terjalin erat nantinya.
Hasil bumi ini kemudian dibawa ke muara oleh perahu kecil. Dari sana, hasil bumi ini dibawa oleh tiga kapal layar milik kelompok lanun tersebut untuk dipasarkan ke daerah lainnya.
Kelompok lanun ini kemudian menetap di hulu sungai tersebut. Mereka juga membawa barang-barang yang sekiranya dibutuhkan oleh warga lokal untuk ditukarkan di sana.
Keinginan sang Kapitan akhirnya tercapai. Dirinya berhasil memanfaatkan hasil bumi yang ada di sana dan menjadi pembeli tunggal untuk memasarkannya kembali.
Setelah sekian lama, sang Kapitan kemudian berpikir untuk memberikan nama bagi sungai besar itu. Akhirnya Kapitan memberi nama sungai tersebut "Mu Ci".
Nama ini berasal dari bahasa tua Cina Han. Dalam bahasa tersebut, kata "Muci" berarti ayam betina.
Selain itu, kata "Muci" juga bisa dimaknai sebagai Dewi Ayam Betina yang memberi keberuntungan kepada manusia. Pemberian nama ini berdasarkan keuntungan melimpah yang didapatkan oleh sang Kapitan dari daerah hulu sungai tersebut.
Seiring berjalannya waktu, penamaan sungai ini kemudian dikenal dengan nama "Musi". Begitulah kisah dari legenda asal usul Sungai Musi yang jadi salah satu cerita rakyat dari daerah Sumatera Selatan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News