kumpulan puisi hari santri nasional - News | Good News From Indonesia 2025

15 Puisi Hari Santri yang Menyentuh Hati, Memaknai Perjuangan para Santri

15 Puisi Hari Santri yang Menyentuh Hati, Memaknai Perjuangan para Santri
images info

15 Puisi Hari Santri yang Menyentuh Hati, Memaknai Perjuangan para Santri


Tanggal 22 Oktober merupakan hari bersejarah para santri. Bukan tanpa alasan, di tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Santri Nasional yang diresmikan pada 10 tahun lalu.

Momentum Hari Santri ditandai sebagai bentuk refleksi perjuangan para santri dari awal masa kemerdekaan hingga sekarang. Terdapat berbagai cara dalam memaknai Hari Santri Nasional, salah satu caranya adalah dengan puisi.

Melalui puisi Hari Santri Nasional, dapat membentuk rasa hormat dan merenungi segala perjuangan para santri. Lalu, seperti apa contoh puisi Hari Santri?

baca juga

Berikut kumpulan puisi Hari Santri Nasional yang menyentuh hati dan bermakna besar dalam perjuangan para santri.

Kumpulan Contoh Puisi Hari Santri Menyentuh Hati

Puisi 1: Kiyai Ku

Karya: M. Fajar Shodik

Oh kiyai....

Kau selalu mengingatkan ku

Dan setiap hari

Kau memberikan kami ilmu

Supaya kami bisa mengamalkannya

Oh kiyai....

Betapa senangnya kalau kau puji kami

Saat kami butuh penyemangat

Dan kaulah kiyai Oh kiyai....

Yang selalu mengingatkan kami

Betapa susah payahnya orang tua

Dalam memberikan bekal

Semangat

Betapa indahnya senyumamanmu

Kamı suka senyumanmu

Dibanding senyuman logo wanita cantık jelita

Dan hanya kaulah kıyaı 

Yang kami sukai...

(Sumber: Puisi untuk Para Santri)

Puisi 2: Santri Punya Jiwa Kepemimpinan

Karya: M. Ulil Absor

Santri itu pasti punya jiwa kepemimpinan

Yang bisa mengatur dirinya sendiri Dan orang lain

Santri itu harus punya kesemangatan

Kesabaran dan harus rajin

Jika santri belum punya kesemangatan

Kesabaran dan rajin

Itu belum dinamakan pemimpin

Santri itu harus rajin dalam belajar

Dan juga harus bisa STAF.

SHIDIK……

TABLIGH…..

AMANAH......

FATONAH….

(Sumber: Puisi untuk Para Santri)

Puisi 3: Santri Calon Pemimpin Masyarakat

Karya: Ahmad Dhofa Aqil

Wahai santri....

Kau adalah calon pemimpin masyarakat

Santri...

Kedatanganmu ditunggu masyarakat

Wahai santri....

Kau berangkat ke pondok pesantren

Diantar oleh orang tua dengan penuh kasih

Semangat yang luar biasa

Wahai santri....

Kau belajar dengan penuh derita

Kau tidur tidak seperti di rumah

Yang selalu menggunakan kasur dan segala macam

Kau makan dengan lauk seadanya

Waktu kau tidak punya uang

Kau mencari ke setiap kamar Santri.....

Kau adalah panutan masyarakat

Dan dengan ilmu mu mampu menghidupkan kehidupan

Yang semula sepi

Menjadi ramai karena pengajian....

(Sumber: Puisi untuk Para Santri)

Puisi 4: Pemimpin

Karya: Auliya Hasby

Pemimpinku….

Sungguh besar perjuanganmu

Tak terhingga penghormatanmu terhadapku

Menjalankan tugas tanpa merasa lelah

Hatiku berdetak kagum melihatmu

Pemimpinku…

Berjayalah engkau

Engkau sebagai penyemangatku

Terpujilah engkau

Sungguh ku berterima kasih banyak terhadapmu

Terimakasih oh pemimpinku.....

(Sumber: Puisi untuk Para Santri)

Puisi 5: Santri Pergi Ke Penjuru Dunia

Karya: Jujun Junaedi

Santri pergi ke penjuru dunia

Hanya untuk mencari cita - cita

Yang tinggi setinggi langit

Dari mulai kaki kanan kita melangkah

Janganlah kita memikirkan perkara

Yang tidak mementingkan

Pikirkanlah kalian

Hanya untuk belajar, belajar, dan belajar

Dan ingat tujuan dari rumahmu....

Semangat....!!!

(Sumber: Puisi untuk Para Santri)

Puisi 6: Bumi Pesantren

Karya: M. Akmal Al Faza

Bumi pesantren adalah tempat belajar

Bagi para santri menimba ilmu keagamaan

Mendalami prinsip-prinsip syare'at Islam

Di pesantren kita harus belajar hidup susah

Harus jauh dari orang tua

Makan kita cari sendiri

Mencuci pakaian pun sendiri

Disini kami mencari setetes ridho dari kyai

Bekal masa depan nanti..

(Sumber: Puisi untuk Para Santri)

baca juga

Puisi 7: Pencarian Hidup

Karya: Ahmad Fauzi

Jauh ku peri

Untuk mencari jati diri

Mencari ilmu agama, untuk kebahagiaan dunia

Tidak pula kebahagian akhirat

Menembus dinginnya malam

Menempuh perjalanan waktu

Coretan demi coretan

Telah banyak menghias

Setiap hati dan relung pikiran

Berdo'a kepada tuhan agar mendapat masa depan

Yang hanya dapat dipandang

Dalam kesunyian malam

Menjadi orang yang terpandang

(Sumber: Puisi untuk Para Santri)

Puisi 8: Santri Yang Selalu Mengaji

Karya: M. Fahmil Ilmi An-Nafi'I

Santri yang selalu mengaji

Yang mencari ilmu setiap hari

Untuk mencari ridho ilahi

Untuk mencari ridho Kanjeng Nabi

Menjalankan perintah Ilahi

Tuk menghilangkan kebodohan

Dan mencari kepintaran

(Sumber: Puisi untuk Para Santri)

Puisi 9: Santri Mu’allimin

Karya: Havi Denta Mu'min

Dialah santri, seorang pemimpin

Sang santri, dia yang menuntut hak dan kewajiban

Santri mu'allimin.....

Pemimpin bagi bangsa…..

Pemimpin umat….

Santri Mu'allimin….

Engkau yang bijaksana

Yang jauh-jauh dari pelosok

Yang hanya ingin mencari secerah cahaya

Santri Mu'allimin....

Dini hari terbangun

Hanya untuk sholat subuh, mengaji

Oh santri mu'allimin...engkau pemimpinku

Oh santri mu'allimin...engkau junjunganku

Oh santri mu'allimin...engkau panutanku

Oh santri mu'allimin…

Engkau sang pemimpin sejati

(Sumber: Puisi untuk Para Santri) 

Puisi 10: Santri

Karya: Ade Kolana

Santri adalah seorang yang pemberani

Santri adalah seorang yang suka mengaji

Santri adalah seorang yang suka memberi

Santri adalah seorang yang mandiri

(Sumber: Puisi untuk Para Santri)

Puisi 11: Pondokku

Karya: M. Rizqi Abdul Jabar

Pondokku…..

Disitu Aku belajar menuntut Ilmu

Disitu Aku Membentuk jatidiri

Disitu aku belajar berbakti kepada guru dan orang tua

Disitu Aku belajar Mandiri agar menjadi pribadi yang baik

Disitu Aku belajar memimpin diri sendiri.

Disitu aku belajar memimpin umat

Disitu Aku belajar memimpin Masyarakat

Disitu Aku belajar memimpin rakyat

Disitu aku belajar kebenaran

Pondokku yang ku banggakan

(Sumber: Puisi untuk Para Santri

Puisi 12: Perjuanganku

Karya: Ali Shidiq

Perjuanganku yang begitu melelahkan

Perjuanganku yang begitu menyusahkan

Betapa lamanya Aku berjuang

Sampai keringatku ini bercucur baur

(Sumber: Puisi untuk Para Santri) 

Puisi 13: Santri Adalah Seorang Yang Berani

Karya: M. Ahan Fajroihan

Santri adalah seorang yang berani

Untuk berjuang demi mencari Ilmu

Santri tugasnya mengaji setiap hari

Dan mentaati para kiyai para sesepuh

Santri mencari ilmu setiap hari

Sholat jama'ah lima waktu untuk mencari keridhoan Allah

Dan menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat

Dan menjadi orang yang berakhlakul karimah

Dan patut di teladani oleh masyarakat

Dan mentaati peraturan gusti Nabi

(Sumber: Puisi untuk Para Santri)

Puisi 14: Perjuangan Santri

Karya: Ahmad Zaini

Alam bersaksi

Semangat perjuangan dikobarkan dari bilik santri

Hati terbuka kaki melangkah

Tangan mengepal mengangkat senjata

Mulut bertakbir demi kebenaran

Mengikis habis antek penjajah

Yang mencengkeram kedaulatan bangsa

Air mata, keringat, dan darah

Menetes di medan perang

Nyawa syuhada menjadi kekuatan

Memukul mundur penjajah

Hingga bangsa ini terbebas

Dari cengkeraman para serdadu asing

Alam bersaksi

Santri di garda depan

Bersama rakyat

Merebut kemerdekaan

(Sumber: Santri: Harapan dan Perjuangan)

Puisi 15: Pejuang Berpeci

Karya: Dee Kayisna

Kala tentara berseragam

Tak lagi mampu berjuang

Pasukan bersarung, pejuang berpeci

Maju merapatkan barisan

Menghadang, menghalau penjajah

Turut berjuang demi Indonesia merdeka

Walau merelakan nyawa Sebagai taruhannya

Sungguh kuasa Ilahi

Meski tanpa senjata berapi

Dengan bambu runcingnya

Mereka tersaruk berusaha menumbangkan lawan

Pejuang berpeci

22 oktober menjadi saksi

Atas keberhasilan santri

Dan merdekanya negeri

(Sumber: Santri: Harapan dan Perjuangan)

baca juga

Itulah kumpulan puisi Hari Santri Nasional 2025 yang penuh makna. Melalui puisi, Kawan dapat memahami perjuangan historis dan peran santri dari masa ke masa. Santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga menjaga marwah negara Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Adithitra Ramadhan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Adithitra Ramadhan.

AR
KG
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.