Tepung merupakan salah satu bahan penting dalam dunia kuliner. Berbagai jenis makanan membutuhkan tepung sebagai bahan utamanya, seperti beberapa jajanan di Indonesia. Tepung ini banyak jenisnya, ada tepung terigu, tapioka, beras, sagu, dan masih banyak lagi.
Bahan makanan berbentuk buliran lembut ini bisa dibuat dari berbagai jenis bahan pangan, seperti tepung terigu dari gandum, tepung beras dari beras, dan tepung maizena dari jagung. Salah satu tepung lainnya adalah tepung mocaf yang berasal dari singkong.
Tepung mocaf di Indonesia sudah mulai dikenal walaupun belum mengalahkan kepopuleran jenis tepung lainnya. Tepatnya di Banjarnegara, tepung ini diproduksi dan memiliki potensi dan peluang tinggi untuk meningkatkan perekonomian warga lokal.
Mocaf, Tepung dari Singkong
Inovasi tepung ada banyak jenisnya, salah satunya tepung mocaf. Tepung mocaf, atau modified cassava flour, merupakan tepung yang terbuat dari singkong yang diolah melalui proses fermentasi untuk menghasilkan karakteristik yang mirip dengan tepung terigu.
Tepung ini tidak mengandung gluten, atau bisa dibilang gluten-free. Maka dari itu, tepung ini cocok untuk penggiat hidup sehat atau orang yang mempunyai alergi terhadap gluten.
Pada proses fermentasi, mikroorganisme tertentu digunakan untuk merubah karakteristik singkong. Hal ini menghasilkan tekstur dan aroma tepung yang lebih baik, serta daya serap air lebih tinggi. Dengan demikian, mocaf menjadi pilihan yang baik untuk berbagai olahan makanan, seperti kue, roti, dan makanan ringan.
Tepung mocaf memiliki ciri-ciri yang unik, yaitu:
- Teksturnya halus dan lembut, mirip tepung terigu.
- Warnanya cenderung putih kekuningan dengan aroma yang tidak terlalu menyengat.
- Memiliki daya serap yang baik sehingga adonan lebih elastis.
- Rasa tepung lebih netral dibanding tepung singkong pada umumnya.
Bersama Astra Berdayakan Petani
Banjarnegara menjadi salah satu kabupaten yang menjadi bagian dari program Desa Sejahtera Astra (DSA), tepatnya di tujuh desa, yaitu Desa Parakan, Tribuwana, Danakerta, Bawang, Madukoro, Wiramastra, dan Sambong.
Program DSA ini bekerjasama dengan MPM Muhammadiyah dan Rumah Mocaf untuk mengembangkan pertanian singkong, dari produktivitasnya hingga olahan turunannya.
Tepung mocaf dipilih sebagai pengembangan olahan singkong karena tepung berbahan dasar singkong ini dapat dibilang strategis untuk mengganti tepung terigu, mengingat Indonesia masih mengimpor gandum untuk bahan pembuatannya.
Melalui program DSA ini, tepung mocaf berhasil menjadi komoditas ekspor. Pada tahun 2022, Rumah Mocaf berhasil mengekspor 45 ton tepung mocaf ke Turki senilai Rp1,2 miliar. Sebelumnya, tepung mocaf sudah pernah diekspor ke beberapa negara, seperti Inggris, Oman, Malaysia, dan Singapura.
Dari dua daerah program DSA untuk penghasil tepung mocaf, pada tahun 2022, sebanyak 120 tenaga kerja dapat terserap dalam budi daya singkong. Selain itu, pendapatan petani meningkat hingga 75%.
Jadi Komoditas Andalan
Tepung mocaf ini memiliki peluang besar untuk semakin dikenal hingga meningkatkan permintaan dari pasar, baik dalam dan luar negeri. Apalagi dengan kondisi di Indonesia yang membutuhkan ekspor gandum untuk pembuatan tepung terigu. Adanya tepung mocaf ini bisa menjadi alternatifnya.
Semakin terbukanya peluang bisnis tepung mocaf, bisa menjadi salah satu cara untuk menyejahterakan warga lokal. Apalagi dengan kondisi tanah yang cocok untuk dijadikan kebun singkong. Hal ini bisa menjadi lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat.
Produksi tepung mocaf ini masih dapat terus berkembang. Dengan semangat dan antusiasme warga, tentunya perkembangan tepung mocaf bisa lebih pesat.
Inovasi-inovasi dari produk lokal yang juga dilakukan dengan promosi akan semakin mengenalkan potensi yang ada di satu daerah. Tepung mocaf dari Banjarnegara tidak hanya menjadi inovasi di dunia pangan, tetapi juga wujud kemandirian dalam suatu daerah.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
