tak kalah dengan lateks biji karet simpan potensi besar untuk minyak nabati - News | Good News From Indonesia 2025

Tak Kalah dengan Lateks, Biji Karet Simpan Potensi Besar untuk Minyak Nabati

Tak Kalah dengan Lateks, Biji Karet Simpan Potensi Besar untuk Minyak Nabati
images info

Tak Kalah dengan Lateks, Biji Karet Simpan Potensi Besar untuk Minyak Nabati


Pohon karet (Hevea brasiliensis) telah lama menjadi primadona penghasil lateks, bahan baku utama bagi industri karet. Di sisi lain, pohon serbaguna ini juga menghasilan biji yang bermanfaat. 

Setiap tahun, jutaan ton biji karet dihasilkan sebagai produk sampingan yang kerap diabaikan, dibiarkan membusuk, atau sekadar dijadikan bibit. Padahal, di balik cangkangnya yang keras, tersimpan potensi gizi dan ekonomi jika dikelola.

Pohon di Wilayah Tropis

Biji karet dihasilkan oleh pohon karet, yang dalam dunia ilmiah dikenal dengan nama Hevea brasiliensis (Willd. ex A.Juss.) Müll.Arg. Pohon ini merupakan bagian dari keluarga Euphorbiaceae, keluarga yang juga mencakup tanaman seperti singkong dan jarak. Berikut adalah klasifikasi lengkapnya:

  • Kingdom: Plantae
  • Divisi: Magnoliophyta
  • Kelas: Magnoliopsida
  • Ordo: Malpighiales
  • Famili: Euphorbiaceae
  • Genus: Hevea
  • Spesies: Hevea brasiliensis

Pohon ini berasal dari lembah Amazon, Brasil, namun kini telah tersebar luas di berbagai wilayah tropis, termasuk Indonesia, Thailand, dan Malaysia, yang menjadi produsen karet alam terbesar di dunia. Pohon karet mulai menghasilkan biji setelah berusia sekitar 3-5 tahun. 

Buahnya berbentuk kapsul berkarpel tiga, yang ketika matang akan pecah dengan sendirinya dan melontarkan bijinya ke sekitarnya. Setiap buah biasanya mengandung tiga hingga empat biji, dan setiap pohon dewasa dapat menghasilkan ribuan biji dalam setahun.

Ciri-ciri biji karet

Biji karet memiliki penampilan yang khas dan mudah dikenali. Bentuknya bulat hingga sedikit oval dengan satu ujung yang meruncing, menyerupai bentuk biji cokelat namun dengan ukuran yang lebih besar, yaitu sekitar 2-3 cm dengan berat antara 2-4 gram per biji. 

Warna bijinya sangat menarik, didominasi oleh corak cokelat tua dengan pola loreng atau bercak-bercak kehitaman yang tidak beraturan, memberikan kamuflase alami.

Strukturnya terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terluar adalah kulit biji (testa) yang sangat keras dan licin, berfungsi sebagai pelindung embrio di dalamnya. Lapisan inilah yang membuat biji karet mentah sulit untuk dikonsumsi langsung. Di dalamnya terdapat endosperma dan embrio, yang merupakan cadangan makanan dan calon tanaman baru. Dari segi komposisi, biji karet kaya akan minyak dan protein. 

Analisis proksimat menunjukkan bahwa biji karet mengandung minyak antara 40-50%, protein 20-25%, karbohidrat 15-20%, serta sejumlah air dan abu. Kandungan minyak yang tinggi inilah yang menjadi dasar potensinya untuk diolah menjadi minyak nabati.

baca juga

Ragam Manfaat Biji Karet

Pemanfaatan biji karet masih sangat terbatas, terutama hanya untuk keperluan pembibitan. Namun, berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan potensinya.

1. Sumber Minyak Nabati

Minyak yang diekstrak dari biji karet, sering disebut Rubber Seed Oil (RSO), memiliki karakteristik yang menarik. Warnanya kuning kecokelatan dan memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, terutama asam linoleat (omega-6) dan asam oleat (omega-9). Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Industrial Crops and Products, RSO berpotensi sebagai bahan baku biodiesel. 

Proses transesterifikasi dapat mengubah minyak ini menjadi biodiesel yang memenuhi standar kualitas tertentu. Selain itu, dengan pemurnian lebih lanjut (refining), RSO juga dapat dimanfaatkan sebagai minyak untuk industri non-pangan, seperti pembuatan cat, sabun, dan pelumas.

2. Pakan Ternak Bergizi

Biji karet yang telah diekstrak minyaknya akan menghasilkan bungkil (cake) yang kaya protein. Bungkil ini merupakan sumber pakan ternak yang potensial untuk unggas, ikan, dan ruminansia. Sebuah studi dalam Journal of Animal Science and Technology menunjukkan bahwa bungkil biji karet dapat menggantikan sebagian protein dari bungkil kedelai dalam ransum ternak tanpa efek negatif yang signifikan, asalkan diolah dengan benar. 

Namun, perlu diperhatikan bahwa biji karet mentah mengandung beberapa senyawa anti-nutrisi, sehingga proses pemanasan atau fermentasi diperlukan untuk menonaktifkannya sebelum diberikan kepada ternak.

Apakah Biji Karet Bisa Dimakan?

Pertanyaan ini sering muncul mengingat tingginya kandungan gizinya. Jawabannya kompleks. Biji karet tidak disarankan untuk dikonsumsi secara langsung dalam keadaan mentah. Selain karena kulitnya yang sangat keras, biji karet mengandung sianogen glikosida, senyawa yang dapat melepaskan asam sianida (HCN) yang bersifat racun bagi tubuh jika terhidrolisis. 

Namun, masyarakat di beberapa daerah, seperti di sebagian Sumatera dan Kalimantan, telah lama mengenal pengolahan tradisional biji karet untuk dikonsumsi. Prosesnya biasanya melibatkan perendaman, perebusan, dan fermentasi yang cukup lama untuk mengurangi kadar senyawa beracun tersebut. Setelah diolah, biji karet dapat dijadikan keripik, tempe, atau dicampur dalam lauk. 

Meskipun demikian, keamanan konsumsinya masih memerlukan kajian lebih mendalam dan standardisasi proses pengolahan yang tepat untuk memastikan kadar racunnya telah turun ke level yang aman.

Potensi lain dari biji karet terus diteliti. Kulit bijinya yang keras dapat diolah menjadi karbon aktif, yang berguna sebagai adsorben dalam proses penjernihan air atau pemurnian gula. Selain itu, getah dari buah karet muda juga dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba yang dapat dieksplorasi lebih lanjut.

baca juga

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.