Apakah Kawan GNFI pernah mendengar nama buah kalaloyang atau kebiul? Meski terdengar asing, ternyata tanaman ini punya sederet manfaat unik dari buah hingga bijinya untuk mengatasi demam, radang, hingga diabetes, yang tentunya dapat menambah wawasan tentang tanaman obat di sekitar kita.
Buah Kalaloyang atau Kebiul
Deskripsi Morfologi Buah Kalaloyang
Buah kalaloyang atau dikenal juga sebagai buah kebiul memiliki nama latin Caesalpinia bonduc. Melansir dari artikel Sasidharan et al yang diterbitkan oleh jurnal Medicinal & Aromatic Plants, kata bonduc yang menjadi kata spesies berasal dari kata dalam bahasa Arab, bonduce, yang berarti bola kecil, sesuai dengan bentuk buahnya.
Buah kalaloyang berasal dari tanaman semak berduri yang tumbuh sepanjang musim atau perennial. Panjang semak kalaloyang dapat tumbuh hingga 10 meter. Buah kalaloyang sendiri berbentuk oval dan dikelilingi duri. Setiap buah kalaloyang mengandung dua biji dengan diameter rata-rata 1,3 cm. Biji buahnya keras, mengkilap, dan berwarna hijau keabu-abuan.
Melansir Greeners.co, buah kalaloyang termasuk dalam keluarga Fabaceae atau kacang-kacangan, yang membuat buah ini masih satu kerabat dengan tanaman seperti kedelai, kacang polong, kacang tanah, dan lain sebagainya.
Habitat Buah Kalaloyang
Sembiring et al dalam artikelnya yang diterbitkan Pharmacognosy Journal menyebutkan bahwa buah kalaloyang umumnya tumbuh di Indonesia, tetapi juga dapat ditemukan di beberapa negara benua Asia seperti India, Sri Lanka, Vietnam, China, Myanmar, dan Bangladesh. Buah ini memiliki beberapa sebutan lain di Indonesia yakni Bagore, Kalici, dan Areuy Matahiang.
Sasidharan et al dalam artikelnya yang diterbitkan jurnal Medicinal & Aromatic Plants menyebutkan bahwa buah kalaloyang atau Caesalpinia bonduc dapat hidup di iklim tropis maupun subtropis, dan ditemukan hidup tersebar di berbagai macam medan seperti tanah dataran, hutan, perbukitan, lahan tandus, tanah rawa-rawa, daerah pesisir, hingga di ketinggian 1000 meter di Himalaya.
Manfaat Buah Kalaloyang
Sari Buah Kalaloyang sebagai Obat Demam
Sesuai dengan artikel Sasidharan et al yang diterbitkan jurnal Medicinal & Aromatic Plants, sari buah Caesalpinia bonduc atau buah kalaloyang yang diminum selama dua minggu setelah makan dapat meredakan demam.
Tanaman Obat Indonesia, 'Superhero' di Halaman Rumah yang Bikin Dunia Iri!
Daun Kalaloyang yang Kaya Manfaat
Sembiring et al dalam jurnalnya yang diterbitkan Pharmacognosy Journal menyatakan bahwa daun tanaman kalaloyang dapat digunakan untuk meredakan inflamasi dan membantu menyembuhkan penyakit liver.
Manfaat lain daun kalaloyang juga disebutkan dalam artikel Sasidharan et al yang diterbitkan jurnal Medicinal & Aromatic Plants bahwa daun tanaman kalaloyang diolah menjadi minyak, yang kemudian dimanfaatkan untuk mengobati kejang dan masalah saraf. Daun muda buah kalaloyang juga dimanfaatkan untuk menyembuhkan radang tenggorokan karena memiliki kandungan anti inflamasi, cacar, hingga penyakit cacingan.
Biji yang Keras Tetapi Banyak Khasiat
Sama dengan daunnya, biji buah kalaloyang juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Sasidharan et al dalam artikelnya yang diterbitkan jurnal Medicinal & Aromatic Plants menuliskan bahwa biji buah kalaloyang diolah dengan cara dipanggang dan ditumbuk, kemudian dikombinasikan dengan madu atau minyak kastor.
Campuran tersebut digunakan untuk mengobati asma dan batuk. Biji buah kalaloyang juga dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak karena memiliki kandungan anti inflamasi. Selain itu bijinya juga digunakan untuk menahan pendarahan dan menjadi obat untuk penyakit menular.
Biji buah kalaloyang juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan diabetes melitus dengan cara dijadikan bubuk. Biji buah kalaloyang bubuk mengandung etil asetat dan glibenclamide yang memberikan efek signifikan hipoglikemik, sehingga dapat menurunkan kadar gula darah.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News