Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur yang terletak di sekitar pesisir selatan Pulau Jawa merupakan daerah yang kaya akan hasil laut. Laut yang ada di daerah Pacitan tidak hanya menyajikan pemandangan yang indah, melainkan juga menjadi sumber kehidupan bagi masyarakatnya. Dari laut inilah lahir berbagai potensi, mulai dari perikanan tangkap hingga budidaya perairan. Pundra Noorbaskoro dan Rinawati, merupakan dua sosok inovator terkait perikanan dan budidaya yang berasal dari Pacitan.
Paundra Noorbaskoro: Revolusi Tambak Udang dengan Sentuhan Teknologi
Paundra Noorbaskoro yang merupakan seorang lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijawa berhasil menciptakan terobosan dalam budidaya udang vaname. Melihat tantangan yang dihadapi oleh para petambak udang di daerahnya, ia tidak tinggal diam. Paundra mengembangkan tambak yang mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT) dengan system smart farm village untuk menciptakan sistem tambak yang lebih produktif dan ramah lingkungan.
Perjalanan untuk berhasil mencapai inovasinya tersebut, Paundra bersama tiga rekannya sempat mengalami kegagalan dan kerugian besar pada tahun 2020 saat mencoba membuat usaha tambak. Namun, semangatnya tidak padam. Dengan bekal ilmu, riset mendalam, dan modal dari tabungan, dan semangat yang tak pernah padam, ia bangkit dan menemukan formula yang tepat untuk mengatasi penyakit udang dan mengelola kualitas air. Melalui riset yang terus dilakukan, ia mengembangkan aplikasi khusus yang terhubung dengan sensor di kolam tambak. Teknologi ini memungkinkannya memonitor kondisi vital air, seperti salinitas, kadar oksigen, pH, dan lain-lain secara real-time langsung dari gawai. Dengan data yang akurat, ia dapat mengambil keputusan cepat, mencegah penyakit, dan mengoptimalkan pertumbuhan udang. Konsep yang ia namakan system smart farm village ini juga dilengkapi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), untuk memastikan usahanya tidak mencemari lingkungan.
Pada akhirnya, teknologi tambak udang berbasis IoT yang dikembangkan oleh Paundra Noorbaskoro tidak hanya memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga dapat dirasakan oleh para petani tambak lainnya. Selain mengelola tambaknya sendiri, Paundra juga mendirikan startup bernama Growpal sebagai sarana ekspansi ke berbagai wilayah potensial sekaligus wadah untuk memberdayakan para petani tambak udang. Inovasi Internet of Things (IoT) yang digagas oleh Paundra ini diharapkan menjadi langkah terobosan serta solusi yang bisa mendapat dukungan dari pihak swasta maupun pemerintah guna menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi para nelayan tambak udang di Indonesia.
Apabila ide tersebut dikembangkan secara luas, hal ini berpotensi membantu meringankan persoalan yang dialami oleh nelayan tambak udang serta meningkatkan kondisi ekonomi mereka melalui pengelolaan bibit udang yang lebih efisien dan produktif. Atas dedikasinya menggabungkan sains dan teknologi untuk memajukan sektor perikanan lokal, Paundra Noorbaskoro berhasil mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 di bidang teknologi.
Rinawati dan Alsafood: Mengangkat Potensi Lokal ke Panggung Dunia
Kisah inspiratif lainnya datang dari Rinawati, seorang ibu rumah tangga yang jeli melihat potensi ikan tuna Pacitan. Berawal dari keprihatinan melihat hasil laut berkualitas yang melimpah namun belum terolah maksimal, serta mengetahui cerita nelayan yang sangat bergantung pada cuaca, ia memulai usaha "Alsafood" pada tahun 2017 dengan modal yang sangat terbatas. Visi sederhananya adalah menyediakan lauk bernutrisi sekaligus menciptakan nilai tambah bagi ikan tuna dan memberdayakan masyarakat sekitar.
Dengan kegigihan, Rinawati mulai memproduksi abon ikan tuna dari dapur rumahnya. Meskipun usahanya sempat terhambat akibat pandemi, tidak menutup kegigihannya dalam menjalankan usahanya. Ia terus berusaha untuk memasarkan produknya dengan cara pemasaran online. Usahanya berkembang pesat, dan ia terus berinovasi menciptakan produk lain seperti risol tuna, otak-otak tuna, bakso tuna, tahu tuna dan berbagai sambal kemasan. Kunci keberhasilannya adalah komitmen pada kualitas menggunakan 100% ikan tuna segar, diolah higienis tanpa MSG dan pengawet.
Namun, visi Rinawati jauh lebih besar dari sekadar bisnis. Sejak awal, ia bertekad memberdayakan perempuan dan ibu-ibu nelayan di sekitarnya. Ia mendirikan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Ulam Sari sebagai wadah untuk belajar, berproduksi, dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Melalui KUB ini, Rinawati aktif memberikan pelatihan diversifikasi produk hingga pemasaran digital. Lebih dari itu, Alsafood menerapkan prinsip zero waste, di mana setiap bagian ikan dimanfaatkan secara maksimal. Dagingnya menjadi abon, kulitnya diolah menjadi keripik renyah, dan sisa limbahnya menjadi tepung ikan. Kegigihan Rinawati membawa Alsafood menembus pasar mancanegara dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat Pacitan. Kontribusinya dalam mengangkat potensi lokal dan memberdayakan ekonomi masyarakat membawanya meraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2023 dalam kategori kewirausahaan. Rinawati menjadi bukti bahwa dengan kreativitas dan semangat pantang menyerah, produk lokal mampu bersaing di kancah global.
Kisah Paundra dan Rinawati adalah cerminan dari semangat anak muda Indonesia yang penuh inovasi dan kepedulian. Mereka membuktikan bahwa dengan kreativitas, kegigihan, dan sentuhan teknologi, potensi lokal dapat diolah menjadi kekuatan yang tidak hanya menyejahterakan, tetapi juga untuk memberikan solusi atas permasalahan di lingkungan dan memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News