kisah teror buaya di teluk namlea cerita rakyat dari maluku - News | Good News From Indonesia 2025

Kisah Teror Buaya di Teluk Namlea, Cerita Rakyat dari Maluku

Kisah Teror Buaya di Teluk Namlea, Cerita Rakyat dari Maluku
images info

Kisah Teror Buaya di Teluk Namlea, Cerita Rakyat dari Maluku


Di Maluku, terdapat sebuah cerita rakyat yang menceritakan kisah tentang teror buaya di Teluk Namlea pada masa lalu. Teror buaya ini meresahkan masyarakat di sana hingga tidak bisa beraktivitas normal seperti biasa.

Bagaimana kisah lengkap dari teror buaya yang terjadi di Teluk Namlea seperti yang diceritakan dalam cerita rakyat Maluku tersebut?

Kisah Teror Buaya di Teluk Namlea, Cerita Rakyat dari Maluku

Dinukil dari buku Amrus Tahir, "Teror Buaya di Teluk Namlea" dalam buku Antologi Cerita Rakyat Pulau Buru, alkisah pada zaman dahulu terdapat sebuah kampung yang berada di Teluk Namlea, tepatnya di muara Kali Waepo. Kampung tersebut dikenal dengan nama Kaki Aer.

Masyarakat kampung ini banyak menggantungkan hidup dengan bekerja sebagai nelayan. Hasil tangkapan ikan ini nantinya akan digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pada suatu masa, terjadi sebuah teror yang melanda Teluk Namlea. Di teluk ini muncul serangan buaya yang berkeliaran dan menebar teror di sana.

Buaya ini sering mencari mangsa di sana. Tidak hanya ikan dan hewan lainnya, manusia yang berada di sekitar Teluk Namlea juga turut dimangsa oleh buaya tersebut.

Kehadiran buaya ini menjadi ancaman bagi masyarakat yang ada di sekitar Teluk Namlea. Hal ini juga membuat masyarakat menjadi takut untuk melaut dan mencari ikan.

Apalagi sudah ada beberapa nelayan yang menjadi korban keganasan buaya tersebut. Tidak hanya itu, anak-anak dan masyarakat juga mulai takut untuk berenang di sana.

Situasi ini makin diperparah ketika musim paceklik tiba. Persediaan makanan yang menipis membuat harga bahan-bahan kebutuhan menjadi melonjak tajam.

Menanggapi permasalahan ini, para tetua kemudian mengumpulkan masyarakat untuk bermusyawarah. Mereka merumuskan cara agar teror buaya di Teluk Namlea bisa berakhir.

Hasil musyawarah ini memutuskan untuk memanggil pawang buaya yang ada di Makassar. Akhirnya pawang buaya ini didatangkan dari Makassar untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Pawang buaya ini kemudian bekerja selama seminggu lamanya. Berbagai prosesi dia lakukan agar buaya tersebut muncul ke permukaan.

Namun sudah seminggu waktu berlalu, buaya tersebut masih tidak menampakkan wujudnya. Akhirnya pawang buaya ini menyerah dan kembali ke tempat asalnya.

Sepulangnya pawang ini, buaya tersebut kembali melancarkan terornya di Teluk Namlea. Dirinya kembali memangsa manusia dan hewan yang ada di sekitar Teluk Namlea.

Akhirnya para tetua adat mencoba untuk melakukan cara mereka sendiri agar bisa menghabisi buaya tersebut. Para tetua kemudian menyebar sesajen serta beberapa ekor ayam di Teluk Namlea.

Para tetua adat juga membacakan mantra-mantra di sana. Sesaat kemudian, muncul sebuah buaya besar yang dikenal dengan nama Tuang Air.

Berbeda dengan buaya pemangsa, Tuang Air dikenal masyarakat sebagai pertanda baik untuk mereka. Kemunculan Tuang Air bisa menjadi tanda bahwa teror yang ada di sana akan segera berakhir.

Ketika Tuang Air kembali masuk ke dalam air, para tetua kembali membacakan mantra-mantra. Sementara itu, masyarakat mulai mengeluarkan beberapa ekor kambing dan mengikatnya di pohon bakau yang ada di sekitar Teluk Namlea.

Suara kambing-kambing ini berhasil memancing buaya pemangsa. Ketika buaya ini muncul, masyarakat bersama-sama menghujamkan tombak yang sudah disiapkan sebelumnya ke arah sumber teror tersebut.

Awalnya buaya pemangsa ini berusaha melawan dengan meronta-ronta. Namun makin lama gerakannya melemah dan tewas seketika.

Air di sekitar Teluk Namlea berubah menjadi merah darah. Buaya pemangsa tersebut kemudian tergeletak terbalik dan menemui ajalnya di sana.

Kematian buaya pemangsa ini disambut riang gembira oleh masyarakat. Akhirnya teror buaya di Teluk Namlea berakhir dan masyarakat kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Begitulah akhir dari kisah teror buaya yang ada di Teluk Namlea yang jadi salah satu cerita rakyat Maluku.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.