rumah belajar papua hei dari aksara merajut asa - News | Good News From Indonesia 2025

Rumah Belajar Papua Hei, dari Aksara Merajut Asa

Rumah Belajar Papua Hei, dari Aksara Merajut Asa
images info

Rumah Belajar Papua Hei, dari Aksara Merajut Asa


Di Indonesia, akses pendidikan formal, atau, paling tidak, literasi berkualitas, belum sepenuhnya merata. Masih ada daerah yang kekurangan akses, seperti misalnya di Yapen, Papua. Beruntung, masih ada Rumah Belajar Papua Hei yang mampu menjangkau kampung-kampung di sana

Aksi ini berawal dari keprihatinan, lalu berkembang menjadi gerakan nyata yang bertumbuh dalam solidaritas. Dengan slogan “Hei, mari belajar!”, Rumah Belajar Papua Hei tak hanya membuka pintu bagi anak-anak yang belum mengenal huruf dan angka, tetapi juga menghidupkan kembali semangat, dan mimpi anak-anak Papua untuk menggapai masa depan yang lebih cerah. 

Dirintis oleh Ratna Pulung Patria Daga, di kampung-kampung seperti Sarawandori dan Aromarea di Kepulauan Yapen, Rumah Belajar Papua Hei mampu menghadirkan dampak positif. Anak-anak yang sudah duduk di bangku sekolah tapi belum lancar membaca, pelan tapi pasti dapat mulai belajar mengenal huruf, merangkai kalimat, dan menghitung dengan bantuan para relawan yang datang bukan hanya sebagai pengajar, tapi sebagai saudara yang percaya akan potensi mereka. 

Rumah Belajar Papua Hei bukan sekolah formal. Ini sebuah ruang alternatif, tempat belajar di sore hari, setelah sekolah atau saat waktu luang, di sebuah rumah panggung sederhana. Di sinilah, budaya literasi, rasa percaya diri, kecintaan terhadap budaya sendiri, dan mimpi besar tumbuh.

baca juga

Salah satu kelebihan rumah belajar yang dirintis tahun 2016 ini ada pada pendekatan dalam memandang potensi kemampuan anak, tanpa melihat berdasarkan usia atau jenjang pendidikan. Dengan tes ringan, anak-anak dibagi berdasarkan kemampuan membaca dan menulis, sehingga tidak merasa tertinggal dan mendapatkan perhatian yang sesuai. 

Mereka dibimbing dengan sabar. Ada proses yang lebih diutamakan ketimbang hasil. Ajakan yang datang pun hadir tanpa tekanan, tapi karena ada kepercayaan. Alhasil, kemauan belajar dapat tumbuh dari dalam diri anak-anak. Semua dimulai dari rasa ingin tahu, dan ajakan “Hei, mari belajar!” yang sederhana tapi bermakna. 

Dampak yang dihasilkan pun terbukti positif. Anak-anak yang sebelumnya cenderung enggan atau malu untuk membaca, bahkan tidak lancar membaca. dapat dengan bangga mengeja kata pertama mereka, menulis nama sendiri, bahkan ikut membantu adik-adik mereka belajar. 

Ada juga perkembangan positif kemampuan akademis. Dari sinilah tumbuhnya harapan, kepercayaan diri, dan kesadaran tentang pendidikan sebagai hak dasar universal, bukan barang eksklusif milik segelintir orang. 

Dari sudut pandang aplikatif, komunitas ini juga menjadi contoh segar bagi dunia pendidikan, khususnya di Indonesia. Pendidikan tak selalu harus dilakukan di dalam ruang kelas memegah.

baca juga

Pendidikan, dalam posisinya sebagai sebuah proses, dapat juga dilakukan di atas rumah panggung tepi laut, didukung buku-buku, dan guru yang berdedikasi. Dengan keberanian memulai dari nol sebagai dasar, kreativitas dan kebersamaan akan hadir menjadi motor penggerak yang dinamis. 

Ke depannya, Papua Hei bermimpi memperluas jangkauan ke kampung-kampung yang lebih terpencil, mengembangkan program literasi agar anak-anak tak hanya bisa membaca dan menulis, tetapi juga berpikir kritis, mengenal budaya mereka. Dari bekal kemampuan yang dimiliki, mereka dapat ikut serta membangun Papua maupun Indonesia di masa depan, termasuk memberantas buta huruf. 

Di tanah Papua yang kaya akan keanekaragaman alam dan budaya, Rumah Belajar Papua Hei adalah pengingat. Setiap anak pantas mendapatkan alat untuk membaca dunia. Dimulai dari huruf pertama, berlanjut menjadi kalimat pertama, dan teks pertama, cakrawala baru siap dijangkau, bersama mimpi besar yang ingin dicapai.

#kabarbaiksatuindonesia 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.