kisah bangkit kba layana indah dari puing tsunami meraih kesejahteraan dari setetes air dan sebatang cabai - News | Good News From Indonesia 2025

Kisah Bangkit KBA Layana Indah dari Puing Tsunami, Meraih Kesejahteraan dari Setetes Air dan Sebatang Cabai!

Kisah Bangkit KBA Layana Indah dari Puing Tsunami, Meraih Kesejahteraan dari Setetes Air dan Sebatang Cabai!
images info

Kisah Bangkit KBA Layana Indah dari Puing Tsunami, Meraih Kesejahteraan dari Setetes Air dan Sebatang Cabai!


Kawan GNFI, berbicara tentang kebangkitan, Layana Indah di Palu adalah sekolah kehidupan sesungguhnya. Kelurahan di Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, ini bukan hanya simbol ketahanan pasca-bencana, tetapi juga percontohan kemandirian melalui program Kampung Berseri Astra (KBA).

KBA sendiri adalah inisiatif kontribusi sosial berkelanjutan dari Astra yang berfokus pada empat pilar: Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, dan Kewirausahaan.

Tujuannya sederhana, agar komunitas maupun desa mampu berdiri di atas kaki sendiri.

Pada Jumat, 28 September 2018, Palu luluh lantak diguncang gempa 7,4 SR, tsunami, dan likuifaksi. Layana Indah, menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak, rumah hancur, korban berjatuhan, dan semangat seolah ikut terkubur.

Namun, di tengah puing, api harapan kembali menyala. Tokoh penggerak KBA Layana Indah, Agus Panca Saputra, menjadi motor penggerak utama.

Setelah fase darurat, fokus beralih pada pemulihan ekonomi melalui pilar Lingkungan dan Kewirausahaan. Warga bertekad untuk tidak larut dalam kesedihan, melainkan bangkit mencari nafkah.

Titik awal kebangkitan ini dimulai dari ladang. Melihat kondisi iklim Layana Indah yang panas dan cukup kering, menanam cabai adalah pilihan logis.

Cabai merupakan jenis tanaman yang relatif mudah ditanam, cepat panen, dan adaptif terhadap panas. Namun, tantangan besar muncul: kesulitan air. Ladang-ladang terancam kering.

baca juga

Tak putus asa, sang pelopor berinisiatif menghubungi Astra untuk mencari solusi pengairan.

Respons cepat datang, dan Astra memberikan bantuan vital berupa sumur bor. Dengan ketersediaan air, hasil panen cabai mulai terlihat menjanjikan.

Melihat keuntungan dan pendapatan yang bagus dari usaha tanam cabai ini, antusiasme warga pun meledak.

Awalnya hanya segelintir orang, kini belasan warga ikut terlibat. Mereka kemudian membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang bertugas mengatur sistem pembagian air irigasi, dan yang terpenting, menjamin hasil panen mendapatkan pembeli dengan harga terbaik.

Kemandirian ekonomi Layana Indah terus berkembang. Para anggota Gapoktan tidak hanya menjual cabai segar.

Mereka melakukan inovasi paska-panen dengan menyisihkan sebagian cabai untuk diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti sambal atau cabai bubuk yang dikemas menarik.

Menjual produk olahan tentu mendatangkan harga yang jauh lebih tinggi dibanding hanya menjual cabai mentah.

Kini, Layana Indah tidak lagi hanya mengandalkan cabai. Para petani mulai menanam beragam sayuran seperti terong, kangkung, bayam, hingga daun bawang.

Mereka bahkan mendirikan greenhouse untuk menyemai bibit sayuran dan pohon buah, serta memanfaatkan lahan sempit untuk budidaya hidroponik.

Tak berhenti di pertanian, mereka merambah ke peternakan kambing. Lokasi Layana Indah sangat ideal untuk beternak karena rumput pakan ternak mudah didapatkan secara gratis.

Peternakan ini pun menjadi bagian dari siklus ekonomi yang utuh, di mana kotoran kambing diolah menjadi pupuk kandang untuk menyuburkan kembali ladang cabai dan sayuran.

Puncaknya, KBA Layana Indah kini bertransformasi menjadi lokasi edutourism (eduwisata).

Masyarakat dari luar Palu bisa datang dan belajar langsung tentang teknik pertanian cabai yang adaptif, cara beternak kambing, proses pembuatan pupuk kandang, sambil menikmati suasana wisata.

Kawan GNFI, Layana Indah adalah bukti bahwa semangat gotong royong dan inovasi mampu mengubah tanah yang gersang dan hati yang patah menjadi ladang keberkahan. Sebuah inspirasi nyata tentang bagaimana lingkungan dan kewirausahaan dapat bersinergi melahirkan kesejahteraan.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.