Di jantung Sulawesi Tengah terdapat kekuatan alami yang mampu membangun kehidupan ekonomi sehat bagi diri dan bumi. Kabupaten Sigi memiliki banyak potensi di bidang pertanian, hasil hutan bukan kayu, wisata alam, kuliner, serta budaya.
Ini bukan sekadar soal membangun bisnis biasa, tetapi menciptakan sistem ekonomi yang bisa bertahan lama dengan produk inovatif berasal dari alam, serta memberi ruang bagi semangat kaum muda dan visi Sigi Hijau.
Wilayah Sigi yang dikelilingi hutan menjadi sumber tantangan sekaligus kekayaan bagi masyarakat. Dengan keberadaan hutan, Sigi harus menjaga kelestarian ekosistem sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, di perkenalkanlah 'Gampiri Inkubasi Usaha Lestari (GIAT)', sebuah pusat pelatihan usaha yang dijalankan oleh semangat gotong royong anak muda Sigi untuk mewujudkan visi Sigi Hijau dan ekonomi restoratif.
Di sini, tidak hanya bisnis biasa yang dijalankan, tetapi juga bisnis yang bertanggung jawab yang berasal dari sumber daya alam Sigi untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat sekaligus menjaga kekayaan alamnya tetap lestari. Dan hal ini bukan hanya mencari keuntungan semata, tapi jadi aksi nyata keuntungan itu hadir hingga kelestarian lingkungan tetap aman dan terjaga.
GIAT Sebagai Langkah Mendorong Ekonomi Restoratif

Senja di Kabupaten Sigi | Foto: Instagram/@gampirinteraksi
GIAT berdiri sebagai langkah baru yang menggabungkan seluruh sektor perekonomian Kabupaten Sigi dalam satu program inkubasi, dengan tujuan menggerakkan perekonomian lokal secara berkelanjutan.
Program GIAT menitikberatkan pada kolaborasi antara pelaku usaha dengan kelompok sadar wisata, dengan membangun produk dan paket wisata alam yang siap dipasarkan guna memperkuat perekonomian lokal berbasis alam dan budaya.
Lebih dari itu, program ini juga mengupayakan keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Karena di bawah rimbunnya hutan yang harus tetap lestari, masyarakat juga perlu meningkatkan perekonomiannya. Tantangan ini menjadi fokus utama dalam program GIAT.
Untuk menjawab tantangan ini, GIAT berupaya membangun kerja sama antar pihak sebagai langkah utama menjaga impian Sigi Hijau serta membentuk anak muda yang kreatif dalam mengubah tata kelola wilayahnya.
GIAT menjadi wadah berkembangnya pengetahuan serta peningkatan keterampilan kaum muda, khususnya dalam mengembangkan produk dari sumber daya alam dan pertanian, sebagai usaha meningkatkan SDM di Kabupaten Sigi.
Program inkubasi dari GIAT diberikan kepada para pelaku usaha agar bisa mempertemukan produk dengan pasar. Tujuannya adalah untuk membantu meningkatkan nilai tambah produk lokal, agar lebih bisa diterima di pasar.
Nedya Sinintha Maulaning, sebagai penggagas program GIAT dan penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2024 kategori kewirausahaan, menyadari bahwa program ini perlu terus diperbaiki kualitasnya, serta harus dikembangkan sumber daya manusianya, terutama di bidang pertanian, perkebunan, sampai ekonomi restoratif.
Bagi Nedya, program GIAT mendukung pertumbuhan usaha dengan memberikan keberlanjutan, kemandirian dan kesempatan bagi para pelaku usaha untuk berkembang. Karena semakin banyak pelaku usaha, maka potensi sumber daya manusia juga semakin berkembang.
Baca juga: Inovasi Produk Digital Awanio dari Cloud Lokal Jadi Pilihan Global
GIAT Dukung Usaha Lokal untuk Terus Berkembang

GIAT (Gampiri Inkubasi Usaha Lestari ) | Foto: Instagram/@gampirinteraksi
Sebagai balasan atas banyaknya kekecewaan yang dirasakan generasi muda Indonesia karena ekonomi yang tak menentu, program GIAT hadir sebagai wadah dan tempat penyatuan yang bisa memberikan peluang untuk berkembang.
Bagi Nedya Sinintha Maulaning, program GIAT bertujuan mengenalkan produk lokal berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi ekonomi di Kabupaten Sigi.
Beberapa kegiatan strategis dalam program GIAT tidak hanya mendukung usaha kecil seperti UMKM, tetapi juga melibatkan generasi muda untuk bisa menjadi pengusaha tangguh yang turut berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Menurut Nedya, program GIAT selain fokus pada pengembangan produk, juga ada fasilitas pelatihan, pembuatan desain logo, serta kemasan yang bisa meningkatkan daya saing mereka di pasar. Berbagai produk yang dihasilkan dari Kabupaten Sigi melalui program GIAT ini antara lain keripik pisang, bawang goreng, kakao, lulur tradisional, vanili, dan kopi.
Menurut Nedya, melalui GIAT, tidak hanya usaha yang didukung, tetapi juga menjadi bukti bahwa jika ada harapan, kerja keras, dan perjuangan, maka hasilnya akan lebih baik.
GIAT bukan hanya memajukan usaha, tetapi juga membantu para anggotanya merasa diperhatikan. Dalam setiap perjalanan programnya, GIAT mengajarkan bahwa usaha kecil dari nol, jika ada ketekunan dan keberanian, nantinya bisa berkembang menjadi sesuatu yang luar biasa.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam program GIAT antara lain:
Gampiri Interaksi Lestari
Fokus kegiatan pada pengembangan kapasitas terutama membantu pengembangan produk hilirisasi dengan bahan baku alam, dengan melibatkan dukungan pelaku usaha, UMKM, kelompok usaha perhutanan sosial, dan koperasi.
Gampiri Bumi Lestari
Membangun trading hub khusus petani Sigi dalam upaya meningkatkan usaha pertanian agar dapat mendapatkan harga pasar yang seimbang dan adil, sehingga tidak tergantung pada tengkulak. Program ini dijalankan dengan memberikan bantuan edukasi kepada petani agar hasil pertanian sesuai kualitas dan kebutuhan pasar.
Ekowisata Sigi
Dengan memanfaatkan dan mendorong pengembangan ekowisata Sigi yang memiliki potensi destinasi wisata yang menjanjikan dan masih memerlukan pengembangan lebih lanjut.
Tujuan dari ekowisata di Kabupaten Sigi adalah memperkenalkan keindahan alam, adat budaya, dan pangan lokal kepada para wisatawan dengan pendekatan yang berkelanjutan. Di mana para pengunjung tidak hanya belajar, tetapi juga aktif terlibat langsung dalam pelestarian alam dan pengembangan potensi lokal.
Beberapa destinasi wisata yang ada di Sigi antara lain Hutan Purba Ranjuri, Desa Adat Ngata Toro, Taman Megalitik Vatunonju, Festival Danau Lindu, serta wisata komoditas seperti kopi, vanili, dan kakao.
Kolaborasi Multi Pihak (Gampiri Ekosistem)
Kolaborasi ini dikenal sebagai Forum Kelembagaan Multi Pihak (FKMP) Sigi Hijau, yang menjadi wadah kerja sama antara pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil (CSO) dalam membangun Sigi lebih baik lagi dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya.

Komoditas Kopi Unggulan Kabupaten Sigi | Foto: Instagram/@gampirinteraksi
Hingga tahun 2025, komoditas unggulan di bidang pertanian adalah pengembangan kopi arabika, dengan peningkatan kualitas dan harga yang layak. Selain itu, produk UMKM juga mengalami peningkatan dan terlibat dalam acara business matching.
'Gampiri Inkubasi Usaha Lestari (GIAT)' ini menjadi potret antara harmoni alam dan kreativitas, sehingga menghasilkan potensi yang menjanjikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus menjaga aspek lingkungan hingga menciptakan potensi alam untuk masa depan yang berkelanjutan dan menjadi modal utama pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sigi.
GIAT menjadi bentuk nyata dari sinergi antara semangat kewirausahaan lokal dan kemurnian alam Kabupaten Sigi, yang saling terhubung dan mensejahterakan wilayahnya.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News