tips seorang introvert kenapa sulit berkenalan dengan orang baru - News | Good News From Indonesia 2025

Tips Seorang Introvert, Kenapa Sulit Berkenalan dengan Orang Baru?

Tips Seorang Introvert, Kenapa Sulit Berkenalan dengan Orang Baru?
images info

Tips Seorang Introvert, Kenapa Sulit Berkenalan dengan Orang Baru?


Pernahkah Kawan berada di dalam angkutan umum. Lantas seseorang duduk di sebelah Kawan secara kebetulan. Dalam hati, Kawan merasa kalau orang itu terlihat menarik dan ingin mengajaknya berkenalan.

Masalah yang muncul adalah Kawan tidak tahu kapan orang itu akan turun. Jadi, Kawan dipaksa untuk secepatnya berkenalan dengannya. Bukan rahasia umum jika situasi seperti inilah yang menjadi ujian terberat saat berkenalan dengan orang baru.

Satu-satunya hal yang bisa Kawan kuasai dalam situasi ini adalah diri Kawan sendiri. Bagaimana seharusnya Kawan melakukannya dengan benar dan situasi apa yang sebenarnya sedang Kawan alami, semuanya ada di dalam artikel ini.

1. Sombong Sebab Tidak Mau Memulai untuk Membuka Diri

Pada dasarnya, manusia Indonesia mempunyai rasa sosial yang begitu tinggi. Bersikap terbuka dengan orang baru bukanlah hal yang aneh terjadi di sekitar Kawan.

Oleh karena itu, di kala Kawan hanya diam saat hati merasa ingin berkenalan dengan orang baru, satu hal yang bisa disimpulkan dari orang baru itu adalah mereka berpikir jika Kawan orangnya sombong dan enggan mengobrol.

Namun, bisa jadi orang baru tersebut ternyata adalah orang yang memang tidak mau Kawan ajak untuk mengobrol. Lantas jika seperti itu, apa yang harus dilakukan?

Satu kata, memulai. Bagaimana Kawan bisa mengetahui orang baru itu mau atau tidak mau Kawan ajak ngobrol jika Kawan tidak memulai untuk mengajaknya mengobrol.

Bagaimana respon orang itu adalah sesuatu yang tidak bisa Kawan kuasai. Jadi, hal itu adalah keputusan yang bisa Kawan ambil untuk langkah selanjutnya, apakah Kawan memutuskan untuk terus mengobrol dengannya atau mengurungkan niat itu.

2. Egois Sebab Mengharap Orang Lain Memulai Lebih Dulu

Bukan hanya soal berkenalan, di segala sendi kehidupan jika Kawan menginginkan sesuatu terjadi ke diri Kawan, maka berusahalah untuk bisa mewujudkannya. Bukan sebaliknya, menunggu sesuatu itu datang menjemput Kawan.

Situasi ini dimulai dari perasaan Kawan yang ingin berkenalan dengan orang baru. Jadi yang harus dilakukan adalah mulai untuk melakukannya dengan cara yang baik, bukan menunggu orang baru itu berkenalan atau mengobrol dengan Kawan.

Meski Kawan adalah orang yang baik, tidak semua orang baru ingin berkenalan dengan Kawan di awal pertemuan. Jangan menjadi egois saat ingin berkenalan dengan orang baru. Namun jangan sampai menurunkan harga diri Kawan hanya untuk menarik perhatian orang yang Kawan ingin ajak kenalan. Tetap kuasai diri Kawan.

3. Klaim bahwa Kawan adalah Orang yang Introvert

Introvert erat kaitannya dengan sifat seseorang yang sulit berbaur atau dekat dengan orang lain. Semakin lama definisi itu melekat di pikiran Kawan, semakin berbelok artinya ke arah antisosial. Perlu diingat bahwa introvert berbeda dengan antisosial.

Malu untuk mengobrol dengan orang lain sangat mendefinisikan sifat introvert yang sering terjadi di sekitar Kawan. Mau tidak mau, saat ingin berkenalan dengan orang baru, mengobrol adalah permulaan yang cukup ampuh. Lantas, seperti apa titik temu diantara keduanya? Salahkah jika Kawan menyebut diri Kawan seorang introvert?

Introvert bukanlah kejahatan, bukan juga sebuah aib. Namun yang perlu diingat adalah jangan membatasi kebebasan Kawan sebagai seorang manusia hanya karena klaim bahwa Kawan seorang introvert.

Jika Kawan ingin berkenalan dengan orang baru, lakukanlah. Mulai mengobrol seperti biasa dan jangan terjebak oleh pikiran bahwa Kawan seorang introvert. Wajar jika canggung di awal, tetapi seiring banyaknya orang yang Kawan ajak ngobrol, hal itu semakin terasa biasa dan Kawan berhasil menghancurkan batas seorang introvert, yakni malu mengajak orang lain berbicara.

baca juga

4. Malu Sebab Kepercayaan Diri yang Kurang

Apa yang paling terlihat mempengaruhi rasa percaya diri dari seseorang? Tentu, penampilan. Terlebih lagi hal itu adalah sesuatu yang pertama kali langsung disadari dan terlihat oleh orang lain.

Wajah Kawan, bagaimana cara berpakaian, kebersihan tubuh, atau bahkan wangi tubuh, menjadi bagian dari penampilan Kawan. Terkadang kesemuanya menjadi sesuatu yang sangat Kawan pikirkan saat bertemu dengan orang lain, menyebabkan ketidakpercayaan saat ingin berkenalan dengan orang baru

Satu hal yang bisa Kawan lakukan untuk mengatasi masalah itu adalah jangan pedulikan penampilan atau tampang Kawan jika sebelumnya Kawan telah memastikan tidak ada yang salah. Penilaian orang lain terhadap penampilan Kawan adalah subjektif. Jadi, lakukan saja jika ingin berkenalan dengan orang lain.

Terlepas dari bagaimana penampilan Kawan, itu adalah hak Kawan sendiri. Namun tetap perhatikan kelayakan dan kesesuaian penampilan Kawan saat berada di tempat umum atau saat akan berkenalan dengan orang baru.

baca juga

5. Tidak Mampu Berbuat Sebab Berada di Tempat yang Salah

Terkadang bukan Kawan yang salah untuk memulai obrolan. Terkadang juga cara yang dipakai sudah selayaknya dilakukan di lingkungan sekitar Kawan. Namun seringkali, hal itu justru membuat Kawan selalu kehilangan kesempatan untuk bisa berkenalan atau berteman dengan orang baru.

Jika Kawan telah berusaha semaksimal mungkin melakukan berbagai hal yang pantas untuk berteman dengan orang baru tetapi hasilnya nihil, maka mundur adalah salah satu jalan terbaik. Bisa jadi, dia atau bahkan tempat di mana Kawan bertemu dengan orang itu, bukanlah tempat yang sesuai bagi Kawan.

Meski ada penyesalan terhadap hasil yang dicapai dengan usaha yang dikerahkan selama ini, percayalah bahwa akan selalu ada tempat yang paling sesuai dengan diri Kawan di dunia ini. Jadi, jangan menjadi orang lain karena ulah orang lain terhadap diri Kawan, selagi yang Kawan lakukan sudah baik dan sesuai.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.