Suasana pagi di Kampung Muara Jaya RT 002/RW 001 terasa berbeda. Rumah sederhana milik Pak Dayat, seorang nelayan setempat, menjadi tempat berkumpulnya para warga yang ingin mengetahui lebih dalam tentang alat dan aplikasi CUKAR—sebuah inovasi teknologi yang dirancang oleh Tim PPK Ormawa HIMITEKA 2025 untuk mendukung aktivitas nelayan dalam keseharian mereka. Program sosialisasi ini kembali digelar sebagai upaya memperluas pemahaman masyarakat pesisir terhadap teknologi yang dapat membantu pekerjaan mereka di laut.
Kegiatan dimulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB, dan dihadiri oleh 23 peserta yang terdiri dari 18 laki-laki dan 5 perempuan. Antusiasme terlihat sejak awal acara, terlebih dengan kehadiran dua dari tiga Ketua RT wilayah setempat yang turut berpartisipasi dalam diskusi. Kehadiran para pemimpin lingkungan ini menjadi sinyal positif bahwa pemanfaatan teknologi di kalangan nelayan mendapat dukungan dari berbagai pihak, tidak hanya dari masyarakat, tetapi juga dari struktur kepemimpinan desa.
Menariknya, dalam sesi awal terungkap bahwa tujuh orang peserta telah lebih dahulu mengunduh aplikasi CUKAR sebelum kegiatan dimulai. Fakta ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai penasaran dan memiliki ketertarikan terhadap inovasi yang ditawarkan. Sebagian besar dari mereka berharap teknologi ini dapat memberikan kemudahan dalam membaca cuaca dan menentukan waktu melaut.
Dalam sesi sosialisasi, tim pelaksana menjelaskan secara rinci fungsi utama alat dan aplikasi CUKAR. Teknologi ini dirancang bukan hanya sebagai alat tambahan, tetapi sebagai pendukung utama yang membantu para nelayan mengambil keputusan di lapangan. Dengan informasi cuaca, arah angin, hingga kecepatan angin yang tersaji dalam aplikasi, para nelayan diharapkan dapat lebih aman dan efisien saat melaut.
Saran datang dari ibu-ibu yang ikut hadir, menyarankan alat dapat memprediksi cuaca ke depannya. Semua pertanyaan dijawab dengan jelas oleh tim pelaksana, yang memastikan bahwa CUKAR dirancang agar mudah digunakan oleh siapa pun, termasuk mereka yang belum terbiasa dengan teknologi digital.
Selain penjelasan teknis, para nelayan juga diberikan simulasi langsung penggunaan aplikasi. Mereka diajak untuk membuka menu utama, membaca grafik informasi cuaca, dan memahami simbol-simbol yang ada di dalamnya. Beberapa peserta tampak ragu pada awalnya, namun perlahan mulai berani mencoba. Senyum puas terlihat ketika mereka berhasil menemukan fitur yang dibutuhkan.
Kegiatan sosialisasi ini bukan hanya memperkenalkan teknologi, tetapi juga membangun kebiasaan baru di kalangan masyarakat pesisir—bahwa keputusan melaut kini tidak lagi hanya mengandalkan intuisi, tetapi juga data. Para nelayan diajak untuk tidak takut mencoba hal baru, karena teknologi hadir untuk membantu, bukan menggantikan tradisi yang telah mereka jalani selama bertahun-tahun.
Harapannya, kehadiran aplikasi dan alat CUKAR ini dapat meningkatkan keselamatan, produktivitas, dan kesejahteraan nelayan Pantai Mekar. Dengan memahami kondisi laut lebih baik, resiko dapat ditekan dan hasil tangkapan dapat lebih optimal. Program sosialisasi ini diharapkan menjadi pintu pembuka bagi peningkatan digitalisasi sektor perikanan, terutama di desa-desa pesisir yang selama ini belum banyak tersentuh perkembangan teknologi.
Di akhir acara, para peserta diajak untuk terus menjaga komunikasi dengan tim pelaksana apabila menemui kendala saat menggunakan aplikasi. Komitmen untuk memberikan bimbingan lanjutan menjadi bagian penting agar pemanfaatan teknologi ini tidak berhenti hanya pada hari sosialisasi, tetapi benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari sebuah rumah nelayan sederhana, pesisir Desa Pantai Mekar kini mulai membangun langkah kecil menuju masa depan yang lebih modern. Teknologi yang mungkin tampak rumit bagi sebagian orang, kini perlahan mulai diterima sebagai bagian dari perjuangan menjaga keberlanjutan hidup di laut. Di atas harapan itulah, CUKAR hadir—mencoba menjadi jembatan antara laut, data, dan kesejahteraan nelayan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News