Sebuah langkah maju dalam pemanfaatan teknologi hadir di Desa Pantai Mekar melalui peresmian CUKAR (Cuaca Pantai Mekar), sebuah alat pemantau cuaca hasil kreasi mahasiswa Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKA) IPB University.
Inovasi ini lahir dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) dan dirancang untuk membantu nelayan lokal menentukan waktu melaut dengan lebih aman, efisien, dan berbasis data.
Acara peresmian yang berlangsung di Gedung Wisata Pantai Mekar dihadiri lebih dari 25 peserta, mulai dari nelayan setempat, Kepala Kecamatan Muaragembong, perwakilan Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi, hingga Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi.
Kehadiran berbagai pihak ini mencerminkan dukungan kuat terhadap penerapan teknologi di sektor kelautan desa, khususnya untuk melindungi mata pencaharian nelayan dari risiko cuaca ekstrem.
Tantangan Nelayan dan Pentingnya Pemantauan Cuaca
Sebagai desa pesisir yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai nelayan, Pantai Mekar menghadapi tantangan besar terkait ketidakpastian cuaca. Banyak nelayan mengandalkan insting atau tanda-tanda alam saat memutuskan melaut.
Namun, dengan perubahan iklim dan pola cuaca yang makin sulit diprediksi, metode tradisional tersebut sering kali berisiko.
Mengenal Komponen CUKAR
Dalam sesi pengenalan, tim HIMITEKA menjelaskan komponen utama CUKAR, antara lain:
Sensor kelembaban, untuk memantau tingkat uap air di udara.
Sensor suhu udara, untuk mencatat perubahan temperatur yang berpengaruh pada aktivitas laut.
Sensor arah angin, untuk mengetahui potensi perubahan cuaca dan kondisi gelombang.
Data dari sensor ini dikirim secara otomatis ke sistem yang kemudian ditampilkan melalui platform digital. Informasi yang dihasilkan bersifat real-time sehingga masyarakat bisa langsung mengakses kondisi terkini.
Pelatihan Akses Data melalui pantai-mekar.com
Tak hanya mengenal perangkat fisik, para peserta juga mengikuti pelatihan penggunaan pantai-mekar.com, situs web yang terhubung dengan CUKAR. Situs ini menampilkan data cuaca aktual di wilayah Pantai Mekar, seperti suhu udara, arah dan kecepatan angin, serta potensi hujan.
Dalam pelatihan, para nelayan diajak memahami langkah-langkah mengakses situs dan bagaimana membaca hasil data. Dengan bekal ini, nelayan dapat menggunakan informasi sebagai sistem peringatan dini, misalnya menunda keberangkatan saat angin kencang terdeteksi atau memilih waktu yang lebih aman untuk melaut.
“Melalui CUKAR, nelayan kini tidak hanya mengandalkan insting dalam memprediksi cuaca. Informasi yang dihasilkan dapat diakses kapan saja, baik dari alat yang terpasang maupun melalui website, sehingga keputusan untuk melaut menjadi lebih terukur,” jelas Aishi, anggota tim PPK Ormawa HIMITEKA.
Dukungan Pemerintah dan Harapan Jangka Panjang
Kepala Kecamatan Muaragembong yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa IPB atas inisiatif yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. Menurutnya, inovasi seperti ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dapat menghadirkan solusi nyata untuk masalah desa pesisir.
Perwakilan Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi juga menambahkan bahwa pihaknya siap mendukung pengembangan teknologi serupa di desa lain. “Kalau sistem ini berhasil berjalan konsisten, Pantai Mekar bisa jadi contoh desa nelayan mandiri berbasis teknologi,” ujarnya.
Simbol Kemandirian Desa Pesisir
CUKAR bukan hanya sekadar alat pemantau cuaca, tetapi juga simbol perubahan paradigma dalam kehidupan nelayan Pantai Mekar. Dengan adanya sistem ini, nelayan memiliki akses informasi yang lebih akurat, sehingga risiko kecelakaan di laut dapat ditekan. Selain itu, efisiensi dalam melaut juga meningkat karena nelayan bisa menyesuaikan jadwal tangkap berdasarkan data cuaca yang valid.
Inovasi ini sekaligus mempertegas bahwa kemajuan desa pesisir tidak hanya bertumpu pada sumber daya alam semata, melainkan juga pada kemampuan mengoptimalkan pengetahuan, teknologi, dan kolaborasi lintas sektor.
Menuju Desa Maritim Mandiri
Dengan dukungan HIMITEKA, pemerintah daerah, serta masyarakat setempat, CUKAR diharapkan menjadi bagian dari visi jangka panjang menjadikan Pantai Mekar sebagai desa maritim mandiri.
Langkah ini sejalan dengan semangat pembangunan berkelanjutan yang menekankan pentingnya adaptasi masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim global.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News