Dalam budaya kuliner khas Nusantara, rempah memiliki tempat istimewa. Sebagai contoh, sejak dahulu, lengkuas, jahe, kunyit, dan serai digunakan tidak hanya sebagai bumbu dapur. Keempatnya biasa diracik menjadi ramuan kesehatan, yang dipercaya meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan pencernaan.
Meski begitu, di tengah gaya hidup modern yang serba cepat, kebiasaan menikmati minuman rempah mulai terpinggirkan oleh produk minuman kemasan, termasuk minuman bersoda. Di sinilah Soda Rempah hadir, menemukan relevansi antara rempah-rempah dan gaya hidup kekinian.
Minuman yang menggunakan nama merek SOREM ini hadir sebagai jembatan antara kearifan lokal dan selera global. Dengan sentuhan fermentasi dan karbonasi alami, minuman yang biasa disingkat Sorem berhasil mengubah rempah, yang awalnya sebatas dikenal sebagai bahan dapur menjadi minuman kekinian yang sehat, lezat, dan gaul.
Fermentasi menjadi bagian dalam proses pembuatannya. Proses alami ini memungkinkan mikroorganisme baik seperti bakteri asam laktat berkembang, menghasilkan rasa khas sekaligus manfaat kesehatan bagi tubuh.
Hasil fermentasi juga memperkuat cita rasa lengkuas, menghadirkan sensasi hangat dan sedikit pedas, yang berpadu dengan kesegaran khas soda alami. Lewat soda alami inilah, SOREM juga menjadi minuman probiotik alami, yang dapat membantu meningkatkan sistem imun dan menjaga keseimbangan mikrobiota usus.
Selain itu, SOREM juga menghadirkan satu contoh pendekatan berkelanjutan. Bahan baku utama produk berasal dari petani lokal, khususnya petani rempah di berbagai daerah Indonesia. Dengan membeli langsung dari petani, produsen Sorem turut membantu memperkuat ekonomi lokal.
Nilai berkelanjutan juga hadir pada kemasan Sorem. Botol yang digunakan sebagai kemasan dirancang dengan bahan yang dapat didaur ulang, sehingga dapat didaur ulang.
Dari segi emstetika, produk yang dirintis di Malang ini cukup menarik. Secara visual, warna keemasan alami dari lengkuas yang difermentasi memberikan kesan elegan, sementara buih soda yang lembut terlihat menawan.
Perpaduan rasa yang dihadirkan juga unik: sedikit manis, kadar soda ringan, dengan aroma rempah yang eksotik. Dengan profil yang unik, Sorem menjadi pilihan menarik bagi generasi muda yang gemar mencoba hal baru, sekaligus bagi mereka yang mencari alternatif minuman sehat.
Minuman yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "Fermented Galangal Squash" ini menjadi satu potensi produk lokal berbasis kearifan Nusantara. Di era digital ini, kehadiran Sorem membuktikan cita rasa klasik Indonesia mampu berinovasi tanpa melupakan akar budaya.
Melalui inovasi yang dirintis Nina Istianah ini, masyarakat dapat melihat, seberapa menarik potensi rempah-rempah nasional yang selama berabad-abad sudah diakui dunia. Sorem tidak hanya menambah keragaman pilihan konsumen, tetapi juga menghidupkan kembali ekosistem ekonomi kreatif yang melibatkan petani, perajin, peneliti pangan, hingga pelaku UMKM.
Dalam konteks lebih luas, Sorem juga menjadi perpaduan unik tradisi dan inovasi. Di sini, inovasi bukan berarti meninggalkan akar budaya, melainkan cara untuk membuatnya tetap relevan.
Kehadiran Sorem juga menjadi contoh, minuman ringan yang sekilas terlihat remeh pun bisa memberi kesegaran dan manfaat bagi tubuh. Jadi, seseorang tidak hanya menikmati minuman, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan hidup lebih sehat, dengan berakar pada budaya sendiri.
Sorem menunjukkan, inovasi lokal mampu tumbuh tanpa kehilangan jiwa. Dari bumbu dapur yang kadang terlupakan, tercipta minuman fermentasi bernilai manfaat tinggi yang mencerminkan sisi kreatif bangsa.
Dari sebuah daerah di Jawa Timur, kita melihat bersama, warisan khas Nusantara bukan sebuah koleksi untuk dikumpulkan. Ada kalanya ia dihidupkan kembali dalam bentuk baru, yang relevan dengan zaman. Dulu, reputasi rempah-rempah Indonesia bisa diakui dunia, dan sekarang, kita bisa memanfaatkannya seluas mungkin, supaya dapat menjadi kebaikan untuk semua.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News