smpn 7 ketungau hulu penuh prestasi meskipun fasilitas belum memadai tim ekspedisi patriot lakukan evaluasi - News | Good News From Indonesia 2025

SMPN 7 Ketungau Hulu: Penuh Prestasi meski Fasilitas Belum Memadai, Tim Ekspedisi Patriot Lakukan Evaluasi

SMPN 7 Ketungau Hulu: Penuh Prestasi meski Fasilitas Belum Memadai, Tim Ekspedisi Patriot Lakukan Evaluasi
images info

SMPN 7 Ketungau Hulu: Penuh Prestasi meski Fasilitas Belum Memadai, Tim Ekspedisi Patriot Lakukan Evaluasi


Di tengah keterbatasan fasilitas sekolah, guru dan siswa SMPN 7 Ketungau Hulu terus semangat belajar. Sekolah yang berada di wilayah perbatasan Kalimantan Barat ini berhasil menorehkan prestasi akademik dan nonakademik di tengah keterbatasan.

Kondisi tersebut menjadi perhatian Tim Ekspedisi Patriot yang tengah melakukan evaluasi terhadap sarana, prasarana, dan potensi pengembangan pendidikan di kawasan tersebut.

Ekspedisi Patriot merupakan program di bawah Kementrian Transmigrasi yang mana salah satu agendanya melakukan rekomendasi untuk evaluasi kawasan transmigrasi.

Salah satu hal yang menjadi bahan evaluasi tim Ekspedisi Patriot adalah fasilitas pendidikan di SMPN 7 Ketungau Hulu di Desa Sungai Bugau.

Ketua tim Ekspedisi Patriot untuk Ketungau Hulu, dari Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial UI (DPIS UI), Apt. Tri Wahyuni M, Biomed, Ph.D, memimpin program ini dengan fokus utama pada pengumpulan data untuk rekomendasi dan evaluasi Kawasan Transmigrasi pada Provinsi Kalimantan Barat, Sintang, Ketungau Hulu.

Kegiatan Ekspedisi Patriot pada wilayah Ketungau Hulu juga dilaksanakan atas kolaborasi Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak.

baca juga

Masih menurut Tri Wahyuni, kegiatan ini merupakan bagian dari Program Nasional Ekspedisi Patriot oleh Kementerian Transmigrasi RI yang bekerja sama dengan perguruan tinggi seluruh Indonesia, termasuk Universitas Indonesia.

Tim ini terdiri atas Maharani Arfila, S.Hum, Zakiya Rozqi Auliya’, S.Si, Bayu Aji, dan Murni Kartika Pakhsi Jaladara yang merupakan alumni dan mahasiswa UI dan Untan.

Ekspedisi Patriot yang berlangsung sejak bulan September 2025 ini dimanfaatkan tim daerah Ketungau Hulu untuk melakukan kunjungan ke sekolah. Salah satunyaSMPN 7 Ketungau Huludi Desa Sungai Bugau. Kegiatan ini merupakan bagian dari fokus "Output 1: Rekomendasi untuk Evaluasi Kawasan Transmigrasi, yang bertujuan menilai kondisi infrastruktur dasar pendidikan di wilayah transmigrasi."

Dari hasil kunjungan, terungkap bahwa fasilitas pendidikan di SMPN 7 Ketungau Hulu masih belum memadai. Kepala sekolah, Endang, menyampaikan bahwa keterbatasan ruang dan sarana belajar membuat sekolah harus mengubah laboratorium komputer menjadi ruang kelas untuk siswa kelas 7A, 7B, 7C, sekaligus perpustakaan.

Tim Ekspedisi Patriot dipandu Endang (Kepala Sekolah SMPN 7 Ketungau Hulu) meninjau ruang kelas 7A, 7B, dan 7C yang bergabung dengan perpustakaan dan laboratorium komputer | Dokumentasi Pribadi
info gambar

Tim Ekspedisi Patriot dipandu Endang (Kepala Sekolah SMPN 7 Ketungau Hulu) meninjau ruang kelas 7A, 7B, dan 7C yang bergabung dengan perpustakaan dan laboratorium komputer | Dokumentasi Pribadi


Meski menghadapi banyak kekurangan, SMPN 7 Ketungau Hulu tetap menjadi salah satu sekolah favorit di Kecamatan Ketungau Hulu. Sekolah ini menempati posisi kedua dengan jumlah siswa terbanyak. Mereka juga aktif mengikuti berbagai lomba, seperti public speaking, cerdas cermat, hingga kegiatan olahraga, yang menunjukkan semangat belajar tinggi di tengah keterbatasan.

“Kami baru dapat membangun 2 toilet, sedangkan jumlah siswa sebanyak 227 ditambah 14 guru. Jika jam istirahat membludak, siswa terpaksa buang air ke hutan” Ungkap Kepala Sekolah SMPN 7 Ketungau Hulu.

Endang menjelaskan bahwa pihak sekolah sebenarnya ingin menambah fasilitas penunjang belajar, tetapi terkendala keterbatasan dana. Anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima, hanya sekitar 20% yang boleh digunakan untuk perbaikan atau pengadaan fasilitas.

baca juga

Sementara itu, sebagian besar dana BOS juga harus dialokasikan untuk membayar gaji guru honorer. Tak jarang, fasilitas yang ada pun sudah rusak dan perlu diganti dengan yang baru.

“Sempat ada kiriman Chromebook sebanyak 15 unit, tapi jumlahnya tidak mencukupi dan sekarang sudah banyak yang rusak. Akhirnya kami harus membeli enam laptop tambahan untuk mendukung kegiatan belajar siswa,” jelas Endang.

Meski penuh keterbatasan, dukungan dari para orang tua siswa menjadi kekuatan besar bagi sekolah. Salah satu ruang kelas bahkan dibangun melalui inisiatif dan gotong royong para orang tua, demi mencukupi tempat belajar bagi anak-anak mereka.

Keadaan toilet SMPN 7 Ketungau Hulu di Desa Sungai Bugau, Kalimantan Barat | Dokumentasi Pribadi
info gambar

Keadaan toilet SMPN 7 Ketungau Hulu di Desa Sungai Bugau, Kalimantan Barat | Dokumentasi Pribadi


“Ruang kelas 8C ini dibangun atas inisiatif dan kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya di sini. Para orang tua juga ikut menyumbang 20 kursi untuk digunakan di kelas. Kami sangat bersyukur atas segala bentuk dukungan,” ujar Endang.

Kepala sekolah yang baru menjabat selama dua tahun itu mengaku telah berulang kali mengajukan proposal kepada pemerintah daerah. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut. Ia berharap, kunjungan Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia dapat membuka peluang agar fasilitas sekolah bisa segera ditambah dan diperbaiki.

“Sayang sekali kalau semangat belajar anak-anak di sekolah ini harus terhenti hanya karena keterbatasan fasilitas. Pendidikan adalah hak setiap anak Indonesia,” ujar Mahar, salah satu anggota Tim Ekspedisi Patriot dalam kunjungannya.

Kondisi 2 ruang kelas di SMPN 7 Ketungau Hulu terpaksa dijadikan satu dengan menjebol dinding pemisah agar dapat menampung kegiatan yang dihadiri oleh siswa dan orang tua | Dokumentasi Pribadi
info gambar

Kondisi 2 ruang kelas di SMPN 7 Ketungau Hulu terpaksa dijadikan satu dengan menjebol dinding pemisah agar dapat menampung kegiatan yang dihadiri oleh siswa dan orang tua | Dokumentasi Pribadi


Hasil temuan di lapangan menjadi bahan evaluasi penting untuk pembangunan fasilitas pendidikan di kawasan transmigrasi.

Ketersediaan sarana dasar pendidikan bukan sekadar kebutuhan, tetapi kewajiban pemerintah dan hak setiap anak bangsa untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam menggapai cita-cita.

baca juga

Kunjungan Tim Ekspedisi Patriot ke SMPN 7 Ketungau Hulu juga memberikan gambaran nyata tentang pentingnya pemerataan pembangunan, terutama di sektor pendidikan.

Pendidikan yang inklusif dan merata harus menjadi prioritas utama, karena tidak ada satupun anak yang berhak merasakan ketidakadilan dalam mengenyam pendidikan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.